PAKAR SEKSOLOGI X-A

11.2K 622 109
                                    


Tidak ada guru di jam pertengahan antara istirahat pertama jam 10 sama istirahat kedua jam 12 adalah sebenar-benarnya kenikmatan di SMA mereka. Pasalnya, kantin otomatis dalam keadaan sepi sekali namun segala warung penjual makanan masih pada buka dan jajanan masih pada lengkap. Kelas X-A yang emang sehari-hari jarang bener ada guru masuk langsung pada berhamburan ke kantin. Entah kenapa guru ogah bener masuk ke kelas itu. Bekas kuburan kucing kali ya.

Dimas sudah lebih dulu membawa satu piring nasi kuning yang dia beli dengan harga lima ribu tahun 2007 itu pun belum lunas, dibayar kalau lagi ada rezeki, katanya. Ikhsan juga datang membawa satu kantong kresek penuh gorengan, ia beli dengan harga lima ribu, tapi mengambil gorengan sebanyak 18 biji. Padahal harga satu gorengannya lima ratus perak. Ikhsan memang merupakan manusia yang paling gak suka nimbun pahala. Bahkan kayaknya malaikat juga sudah punya template buat nyatet dosanya jadi biar gak ribet tinggal copy paste aja.

Anak laki-laki X-A menyebar di segala penjuru, namun berakhir di satu kursi dan meja panjang di tengah kantin.

"Elo goblok sih, Bob.." Ikhsan melempar cabe rawit tepat ke muka Bobby yang berada di depannya.

"Elo pacaran udah berapa kali sih sebelum ini?" Sindir Dimas menimpali.

"BELUM PERNAH WOI!! PUAS ANDA SEMUA?!" Bobby menjawab dengan mulut yang penuh nasi katsu. "Terus gue harus gimana ini, Dim?"

"Kenapa harus gue sih? Tanya si Ikhsan aja noh. Dia pengalaman pacarannya banyak."

Bobby melirik Ikhsan yang langsung tersenyum memasang wajah sombong. Bobby memperhatikan dari atas sampai bawah lalu melepas napas panjang sambil geleng-geleng kepala.

"ANJING KENAPA ESKPRESINYA GITU?!" Ikhsan tampak tidak terima.

"Elu pernah pacaran emang, San?"

"Eh sapi glonggongan, jangan menghina ya ente. Gini-gini dulu di SMP gue primadona sekolah."

Dimas yang baru saja mau menyuap nasi kuning langsung terhenti. Malaikat yang tadi lagi diem aja mendadak ada kerjaan ngisi dosa baru pake template yang sudah disediakan.

"Elo pernah nembak cewek berapa kali?" Tanya Dimas pelan.

"13!" Jawab Ikhsan sombong.

"Ditolaknya berapa kali?"

"14."

"HAHAHAHAHAHAHA.." Bobby tertawa puas, "Sudah gue duga, muka kaya kutu beras gini gak mungkin sering pacaran. Jangankan cewek, liat ayam pake konde aja elo langsung coli."

Kali ini Dimas yang tertawa terbahak-bahak membayangkan ada ayam pake konde. Ayamnya pasti lulusan rias penganten.

"Dim! Jangan ketawa aja, anjir. Terus masalah gue gimana?"

"Masalah apa?" Nurhadi tiba-tiba memotong lalu duduk di sebelah Bobby. Kursi kayu yang tadi adem ayem langsung menjerit seakan lagi kena azab didudukin kuda kerajaan nyi roro kidul.

"Gak usah nanya-nanya kau hitam! Ini urusan asmara saya." Pekik Bobby.

Nurhadi yang mau mengambil sumpit terdiam, kali ini ia melihat Bobby dari atas sampai bawah. "Elo mending pacaran sama mesin sanyo, Bob. Cocok."

"Setuju." Jawab Dimas.

"Sepakat." Ikhsan menimpali.

"Emang anjing ya kalian semua." Bobby kesal sendiri.

Bobby kemudian mengeluarkan dompet tebalnya ke atas meja, membuat mata Dimas, Ikhsan, dan Nurhadi langsung teralih.

"Kalau elo bisa ngasih saran yang berguna, gue traktir makan sepuasnya."

MPLSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang