HALAL BIHALAL CUANKI

7.4K 379 149
                                    

Gerombolan anak-anak pentolan X-A kini berjalan berbaris ke belakang kaya lagi latihan paskibraka menuju sebuah warung rokok yang kebetulan letaknya sedikit lebih jauh dari sekolah. Nurhadi sang idola mahluk goib memimpin di depan dengan badan besarnya. Di sebelahnya ada Doni, lalu juga gilar. Di belakangnya ada Dimas dan Ikhsan yang lagi sibuk main ayam-ayaman sambil jalan menuju warung rokok tempat anak-anak jongkok biasa berkumpul.

Di sekolah mereka, terdapat tiga pos nongkrong besar. Dua di dekat sekolah, dan satu lagi agak menjauh. Kebetulan yang akan didatangi oleh anak-anak X-A sekarang adalah pos nongkrong yang berada sedikit lebih jauh karena harus melewati sebuah taman besar dulu di tengah kota Bandung. Sebuah taman khas yang biasa dijadikan tempat jogging para orang-orang berumur. Juga untuk rekreasi murah masyarakat Bandung tahun 2007. Beberapa penjaja makanan berjajar di sepanjang taman.

"Di! Ada yang ketinggalan!" Teriak Bobby dari barisan paling belakang.

Nurhadi nengok, dan ternyata benar saja, dari semua anggota tempurnya sore itu, ada satu anak yang hilang. Siapa lagi kalau bukan monyet kelas X-A. Ikhsan. Setelah dicari, ternyata mereka mendapati Ikhsan lagi jongkok di sebelah gerobak cuanki. Di tangannya terdapat satu mangkok mie rebus lengkap dengan toping cuankinya.

"Ih anjing malah buka puasa si goblok teh." Ucap Nurhadi kesal, "Dim! Marahin!"

Dimas mengangguk. Ia kemudian berbalik mendekati Ikhsan yang sekarang lagi tersenyum polos melihat sahabat baiknya lagi berjalan menghampiri dirinya. Dimas berdiri di depan Ikhsan, ia geleng-geleng kepala Dewasa. Lalu Dimas mengambil satu sendok dari gerobak tukang cuanki kemudian jongkok di depan Ikhsan dan menyeruput kuah mie rebusnya.

"Alhamdulillah seger." Kata Dimas mengelus-elus jakunnya.

"Cobain siomaynya, Dim. Endolita." Ikhsan menyendok satu buah siomay lalu menyuapi Dimas yang dengan sigap mangap.

"Ya Allah jakun gue goyang saking enaknya." Kata Dimas mengunyah siomay itu dengan mata terpejam.

Sekarang dua orang anak SMA itu lagi jongkok saling berbagi makanan dari sebuah mangkok berisi indomie rebus mirip sama gembel lagi buka puasa bersama. Teman-teman yang lain hanya melihat dengan tatapan Iba. Entah mereka berdua ini mesra atau prihatin.

"PADA NGAPAIN SIH ANJING?!" Teriak Nurhadi Kesal.

"Isi tenaga dulu, Di.."

"Bener kata si monyet, kalau berantem kan buang-buang energi." Timpal Dimas.

"Buang-buang energi apaan?! Lu orang apa batre?! Buruan!! Keburu anak-anak jongkoknya pulang."

Akhirnya Dimas dan Ikhsan buru-buru menghabiskan semangkok Indomie rebusnya itu. Mereka pada rebutan nyeruput kuahnya benar-benar kaya orang yang belum nyentuh nasi dari bulan puasa tahun kemarin.

Mereka semua kembali berjalan beriringan tanpa suara dengan formasi yang sama. Nurhadi di bagian depan sebagai seorang leader sekaligus maskot kelas karena mukanya lebih mirip sama pantat botol ketimbang wajah manusia biasa.

Dimas yang berjalan di belakang Nurhadi dengan isengnya mencolekan gagang sapu yang ia pegang ke arah pantat Nurhadi yang mirip gas elpiji 3kg itu tepat di garisnya secara vertikal ke atas. Nurhadi langsung menggelinjang memegangi lobang surganya.

"Ei...!!" Nurhadi langsung berbalik, Dimas dengan sigap menjauh, "Lagi dong..." Lanjut Nurhadi genit.

****

Dari jauh, terlihat warung jongkok masih buka, dan ada cukup banyak anak-anak nongkrong di sana. Jumlah anak jongkok di sana sangat timpang sekali dengan jumlah anak kelas X-A yang hadir sore ini. Tapi tak apa, Nurhadi selalu dihitung lebih karena kekuatannya mirip sama Khodam Prabu Siliwangi. Setelah melewati pagar taman, kini mereka semua berdiri tepat di depan kumpulan anak-anak jongkok yang sedang berkumpul. Beberapa dari mereka ada yang duduk sambil rokokan, ada yang main gitar. Ada juga yang lagi main kartu, dengan wajah galak-galak semua mirip bayi firaun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MPLSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang