0.2 💌

805 85 9
                                    

Selamat Membaca!

Playlist :Red velvet - Moonlight Melody

•••

Sooya sekarang berada di dalam kereta bawah tanah. Usai melakukan rapat dan bergosip dengan Hanbi, ia memutuskan untuk pulang ke rumah dan membantu sang nenek. Akan tetapi, Sooya masih mengingat kata-kata Hanbi yang melekat padanya.

"kakakku bilang padaku, agar kita tidak pernah mencari gara-gara dengan kak Sukjin. Kalau tidak, dia tidak akan segan-segan mempermalukanmu di depan semua Mahasiswa."

Ucapan Hanbi mulai melekat di otaknya. Namun, bukan Sooya namanya jika menyerah tanpa memperjuangkan cinta.

"Aku tidak perduli apa kata kakaknya Hanbi, aku harus mencari tahu kenapa pria itu bertingkah sangat kasar dengan wanita lain?" Sooya berpikir sejenak seraya tersenyum sekaligus bergumam lagi. "Tapi pertama-tama, aku akan mencoba menjadi temannya terlebih dahulu. Siapa tahu dengan menjadi temannya dia akan bercerita padaku dan rasa penasaranku yang tinggi ini akan terbayar semuanya."

---

Setelah dua puluh menit perjalanan dengan kereta bawah tanah, akhirnya Sooya sampai rumah. Ia melihat neneknya sedang menonton televisi dan meminum teh serta kue yang Sooya beli di pusat perbelanjaan kemarin.

"Nenek aku pulang," ucapnya seraya duduk di sebelah neneknya dan menyambar kue di meja.

"Ya tuhan... biasakan ganti pakaian dan mencuci tangan sebelum melakukan sesuatu sehabis dari kampusmu." omel nenek Kim yang melihat tingkah laku cucu semata wayangnya itu.

"Hehehe... iya Nenek, aku akan mengganti baju dulu." Sooya pergi meninggalkan wanita paruh baya itu sendirian.

Tak lama kemudian, gadis itu keluar dengan pakaian sederhana dengan kaos dan celana training. Lalu, Sooya duduk di sebelah sang Nenek lagi. Nenek Kim yang melihat cucunya yang selalu mengunakan baju seperti itu, langsung mengomel kembali.

"Sooya... apakah kau tidak memiliki baju yang lain? Kau ini adalah anak remaja perempuan tahu, kenapa kau tidak memakai baju seperti remaja pada umumnya di luar sana." omel nenek Kim lagi sambil menatap Sooya dari atas rambut hingga kaki.

"Nenek ini selalu saja mengomeliku, aku hanya ingin duduk di rumah dan membantu nenek saja." jelas Sooya mempoutkan bibirnya.

Nenek Kim menghelah nafas. "Baiklah, aku tidak memaksamu untuk bekerja ataupun kau ingin keluar berjalan-jalan dengan hanbi. Dan ohiya, kenapa Hanbi tidak pernah datang lagi kemari? Apakah kalian bertengkar?"

Sooya menggeleng. "Kami tidak bertengkar, hanya saja belakangan ini Hanbi sedang membantu ibunya di toko pakaiannya."

"Oh begitu," ucap nenek Kim sambil mengangguk.

Beberapa detik kemudian suasana hening hanya ada suara dari drama yang sedang mereka tonton. Lalu Sooya bangkit melangkahkan kakinya menuju toko bunga milik sang nenek. Dan betapa terkejutnya ia, saat melihat Han Sukjin menunggu di depan toko.

"K-kau?..." bibir Sooya terbata-bata karena terkejut.

Sukjin hanya menatapnya dengan tatapan datar dan dinginnya, tanpa senyum sedikit pun. Sooya semakin gugup sembari menelan salivanya kembali.

"A-ada a-apa kau ke-kemari senior?" tanya Sooya yang masih terbata.

"Ibuku bilang, dia menyukai bunga yang aku beli semalam. Jadi, bisakah kau membungkusnya lagi untukku?" tanya Sukjin kembali, namun masih dengan wajah datarnya.

Sooya mengangguk pelan dan berbalik arah, untungnya pria itu tidak mengomel kejadian di ruang dosen tadi siang. Kalau tidak, Sooya bisa-bisa mati kutu dan tidak berkutik apapun.

Part of Our Story ✔️ [ Diterbitkan! ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang