Selamat Membaca!
Jangan lupa vote dan komen:*Playlist : If - Taeyeon
•••
"Sooya!" Pekik Jung Hanbi, Sahabat dekatnya Kim Sooya.
Gadis cantik yang dipanggil dengan nama Sooya itu, menoleh setelah meletakkan bolpoint diatas buku catatan hukumnya. Sooya lalu memasang wajah dengan tampang seperti bertanya, ada apa?
"Sooya, aku baru tahu kalau kau besok ikut debat hukum dan hak asasi manusia se-University Korea Selatan mewakili kampus kita." Hanabi berkata seakan-akan kagum sekaligus tak percaya.
"Kau tahu dari mana? Siapa yang memberi tahumu itu? kenapa aku tidak diberitahu lebih dulu?" tanya Sooya kembali memegang bolpoint-nya.
"Di papan pengumuman fakultas di lantai bawah terdapat namamu, kau harus melihatnya sekarang."
Hanbi ingin menarik tangan Sooya, namun Sooya menghentikannya. "Tunggu dulu, biarkan aku merapikan bukuku dulu."
Setelah Sooya membereskan buku dan alat tulisnya ke dalam tas, mereka langsung melesat pergi menuju papan pengumuman fakultas.
"Itu lihatlah itu benar namamukan!"
Sooya membulatkan mata, kala melihat namanya ada di papan itu. Hanbi bisa mendengar decak sebal dari sahabatnya.
"Astaga, aku belum siap untuk itu." ucap Sooya seraya menepuk dahinya.
"Ya sudah kalau tidak bisa, kaukan bisa menolaknya. Lagi pula hanya ada tiga orang yang akan mewakili kampus ini dan itu akan menjadi kesemoatan emasmu bukan?" ucap Hanbi memegang bahu Sooya.
Mereka lalu berjalan sambil berbincang. Sooya sangat tidak menyetujui hal ini, orang-orang yang tidak bertanya sebelum melakukan suatu. Gadis itu berdecak sebal sekaligus kesal. Ia ingin sekali rasanya datang ke ruangan kepala jurusan hukum Seoul National University untuk protes akan hal ini.
"Sudahlah Soo, kau pasti bisa. Aku selalu mendukungmu. Aku sangat yakin, walau kau masih junior dan harus berpikir bersama senior kampus, tetapi kepintaranmukan melebihi profesor." Hanbi terus saja memberi semangat sahabatnya.
Sooya menatap Hanbi tajam. Sedangkan Hanbi menatap Sooya dengan senyum gigi kelincinya.
Mau tidak mau, tanpa dipaksa ataupun dengan paksaan sekaligus, debat itu adalah kewajibannya mewakili kelas dan kampusnya juga. Apalagi seharusnya Sooya bangga, karena hanya ia perwakilan fakultas hukum semester enam satu-satunya yang diikut sertakan. Dan selebihnya adalah kakak tingkat delapan.
Sooya mempoutkan bibirnya, ia lalu menganguk pelan. "Iya kau benar, Thank you for you support my best."
Sooya dan Hanbi kemudian saling merangkul. Kedua sahabat itu, memang saling mendukung, menyayangi, dan menjaga satu sama lain. Bahkan walaupun badai menerpa, badai itu tidak akan bertahan lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Part of Our Story ✔️ [ Diterbitkan! ]
Fiksi Penggemar[ COMPLETE! ] [ CHAPTER 4 DAN 5 AKAN DIHAPUS KARENA KEPENTINGAN PENERBITAN!! ] - jangan lupa di vote dan komen ^^ - Kim Sooya adalah Mahasiswi sekaligus gadis yatim piatu yang berumur dua puluh satu tahun. Sooya merupakan gadis yang humble, ceria, d...