done

97 15 4
                                    


"Silahkan, ini pesanannya."

Perempuan dengan surai [hair color] mengulas senyum tipis. "Ah, iya, terima kasih." sahutnya ramah, di sampingnya ada seorang pria bersurai hitam kelam yang juga melakukan hal yang sama.

"Jadi, kau yakin dia akan datang?" tanya Nijimura, matanya menyipit, menatap perempuan itu dengan tatapan paling serius. "bukankah kau sudah bilang kalau dia tidak ada hubungan apapun dengan Momoi, lantas kenapa dia mau datang coba?" tambahnya lagi.

"Karena aku memintanya datang!" [Name] berseru dengan penuh percaya diri, ia menyeringai puas menatap sosok yang berjalan di belakang Nijimura. "See, that's him!" tambahnya dengan senyum culas.

Nijimura menatapnya tak percaya, kemudian menolehkan kepalanya ke belakang.

"Hoi." Hanamiya Makoto, ia menyapa sambil menepuk bahu Nijimura; berusaha bersikap ramah. "sudah lama?" tanyanya, ketus.

Nijimura kaget; ia mengerling pada [Name] tak percaya.

[Name] terkikik. "Lumayan, kau mau pesan apa?" tanyanya pada pria tampan dengan alis tebal itu.

"Kalau kau, gimana?" Hanamiya menyeringai begitu menyadari pesona dari [Name]. Kulit mulus yang seputih susu, wajahnya yang mungil, serta bibirnya yang seperti hati. Jangan lupakan payudaranya yang penuh itu, sangat menarik.

Nijimura mendengus tak suka begitu menyadari arah pembicaraan ini. "Ekhem–!"

[Name] mengibaskan tangannya pada Nijimura, biar aku atasi ini, tatapan gadis itu bersuara. "Boleh saja, tapi aku butuh sesuatu darimu."

Jarinya menyentuh helaian rambut [Name], kemudian menyelipkannya ke balik telinga. "Sebutkan apapun yang kau mau, Honey." goda pria itu.

Nijimura menggertakkan giginya; ia kesal melihat pujaan hatinya disentuh orang lain, tapi ia tetap harus menahan diri. Pria itu mencoba mengalihkan perhatiannya dengan smartphone di genggamannya. Ayolah, ini semua demi [Name] juga, tahan dirimu, Nijimura Shuzo! Ia menyemangati dirinya sendiri.

"Aku tak bisa basa-basi," Ia menangkup tangan besar Hanamiya; membuat pria itu terkaget. "aku benar-benar butuh map itu." ujar gadis itu.

"Hah? Map apa?" Hanamiya tak mengerti, "kau pikir di dunia ini cuma ada satu map, yang jelas bodoh!" maki pria itu kasar.

[Name] menghelas nafas pelan, ia menjeling sinis ke arah Nijimura yang sudah mulai terpancing emosi. "Map yang kau ambil saat Momoi kecelakaan," jelasnya.

"Maksudnya, Momoi Satsuki." tambah Nijimura.

[Name] berdecak pelan saat melihat perubahan air muka Hanamiya; ia merutuki dirinya yang begitu tidak sabaran.

"Apa yang aku dapat kalau map itu ku berikan?" ujar Hanamiya dengan senyum miring.

[Name] menatap Hanamiya tak percaya, senyumnya merekah. "Apapun, aku berikan apapun!"

Nijimura menatap [Name] tak percaya; kebodohan [Name] seakan menguar di udara. Pria itu khawatir jika [Name] harus melakukan hal tidak senonoh untuk Hanamiya. "[Name], jangan seperti itu." ujarnya menginterupsi.

"Tenang," Hanamiya menyeringai pada Nijimura. "aku takkan mengganggu pacarmu."

"Pacar?" Nijimura membeo kaget, "amin!" lanjutnya sambil menyeringai senang.

Sontak [Name] menatap tajam Nijimura dengan wajah memerah. "B-Bodoh!" pekiknya tertahan.

"Hahaha, santai, aku sudah tahu kau akan memintanya [Name]," Hanamiya menyerahkan sebuah flashdisk pada gadis itu. Ia menatap netra [eyes color] milik [Name] dalam-dalam. "Jalang itu memintaku membakar semua berkas yang ada." ujarnya.

❝truth whisper [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang