Love late

4.7K 435 48
                                    

Happy Reading.....

Typo dimana-dimana.

Kasih komentarnya ya!!

#####


"Zhan ge, jika aku memintamu untuk membatalkan pernikahanmu. Apakah kau mau melakukannya......?"

Untuk beberapa saat, xiao zhan tak mampu berpikir. Rasanya waktu tiba-tiba berhenti begitu saja. Tubuhnya menegang dengan pikirannya yang mendadak kosong, sulit untuk mencerna  maksud dari perkataan wang yibo. Apakah dia tidak salah dengar? Apakah pemuda itu tengah bercanda atau sebaliknya. Xiao zhan tak ingin langsung berspekulasi. Ia mencoba mencari keseriusan di dalam tatapan wang yibo yang juga masih menatapnya tanpa merubah eskpresinya sama sekali.

Dan jujur saja, melihat ekspresi yang di tunjukkan wang yibo, membuatnya semakin gugup dan ketakutan.

Xiao zhan sangat takut, jika apa yang baru saja wang yibo katakan itu hanyalah candaan semata. Akan tetapi, xiao zhan justru akan lebih takut lagi jika itu adalah kebenaran yang ada.

"Yi,,yibo..."

Suara xiao zhan semakin bergetar sehingga ucapannya kembali tertahan di tenggorokannya. Pria manis itu, mencoba menetralkan debaran jantungnya serta rasa keterjutannya. Ia menghela napasnya untuk mencoba merilekskan tubuh dan pikirannya. Lantas, ia hendak kembali bicara. Namun suara yibo lebih dulu menyelanya.

"Zhan ge tidak usah menanggapinya dengan serius, aku hanya bercanda" ujar yibo lembut dan begitu tenang, seakan apa yang baru saja di katakannya bukanlah hal yang penting baginya.

Tapi tidak dengan xiao zhan.

Jelas, xiao zhan sangat kecewa dan juga marah. Mengapa hal yang sungguh membuatnya hampir mati karena terkejut itu, begitu mudahnya hanya di anggap sebuah candaan. Apakah wang yibo tidak pernah berpikir terlebih dulu sebelum mengatakannya. Apakah wang yibo tidak pernah berpikir, bisa saja perkataannya itu membuat seseorang ketakutan karena sedikit berharap.

Tiba-tiba saja mata xiao zhan memanas, rasanya ia ingin menangis dan berteriak di hadapan pria itu. Berteriak padanya bahwa perkataannya itu bukanlah lelucon yang mudah untuk di ucapkan. Apakah dia tidak tau, karena sejujurnya ia hampir saja berharap bahwa itu adalah permintaan yang sungguh-sungguh di ucapkannya.

"Aku harus pulang"

Merasa sudah tidak sanggup lagi dengan situasi seperti ini. Xiao zhan memutuskan untuk sebaiknya segera pergi dari tempat ini dan menjauh dari wang yibo. Jika ia terus berada di dekatnya, mungkin ia tidak bisa menahan air matanya akan tumpah begitu saja. Xiao zhan hanya tidak ingin terlihat menyedihkan di hadapan pria tersebut. Ia sudah cukup bertahan menahan rasa sesak di dadanya karena kerinduan dan juga pesakitan di hatinya. Ia tidak ingin pertahanan yang sedari tadi di tahan akan runtuh begitu saja, karena tatapan lembutnya.

Namun,

Grepp..

Belum sempat xiao zhan beranjak dari duduknya, wang yibo dengan cepat menahan pergelangan tangannya. Tatapannya terlihat memohon, membuat xiao zhan semakin nelangsa.

"Lepaskan, aku harus pulang!" gumam xiao zhan lagi, sembari mencoba melepaskan genggaman tangan wang yibo yang menahan pergelangan tangannya.

"Tidak, tolong sebentar saja!" pinta wang yibo dengan tatapannya penuh dengan permohonan.

"Tapi aku harus segera pulang"

"Aku mohon hanya sebentar saja!"

Pada akhirnya xiao zhan akan selalu kalah, ia pun mengangguk pelan dan menyamankan posisi duduknya kembali. Tapi tangannya tetap di pegang erat oleh yibo, seakan takut jika nanti di lepaskan xiao zhan akan pergi dari hadapannya.

"Sekarang cepat katakan, aku tidak bisa berlama-lama di sini"

"Apakah sebegitu tidak nyamankah, untukmu untuk tinggal sebentar lagi denganku?"

"B,bukan b,begitu....ini..ini karena sudah sore"ujar xiao zhan tergagap dan berusaha mengalihkan pandangannya kearah lain, mencoba terus menghindari tatapan wang yibo.

"Jangan menghindar!"

"A,aku tidak menghindar"

"Kalau begitu, tatap mataku!"

Xiao zhan tetap memalingkan wajahnya tak berani sedikitpun untuk menatap manik hitam pemilik pria tampan di sampingnya itu. Xiao zhan tau, yibo tidak mudah di bohongi.

"Zhan ge!" panggilnya begitu lirih. "Ku mohon lihat aku!"

Mau tidak mau xiao zhan mencoba memberanikan dirinya untuk menatap wang yibo. Pandangan mereka pun langsung bertemu. Wang yibo dengan tatapannya yang begitu dalam sementara xiao zhan menatapnya dengan cemas.

"Katakan!"lirih xiao zhan.

Sebelum wang yibo memulai pembicaraannya, tangannya yang sedari tadi menggemgam pergelangan tangan xiao zhan, ia lepaskan sesaat dan beralih menggemgam jemari kurus xiao zhan, kemudian menautkannya kedalam jemarinya. Xiao zhan jelas saja memekik kaget. Meskipun sebelumnya ia sudah sering di genggam seperti ini oleh yibo. Tapi masalahnya, ini situasinya berbeda.

"Apa yang kamu lakukan?" sentaknya dan mencoba untuk melepaskannya. Namun, yibo semakin menautkannya dengan erat.

"Aku ingin menggenggam mu seperti ini selamanya, bisakah itu terjadi?"

"A,apa maksudmu?"

Wang yibo kembali menatap xiao zhan yang tengah di landa kegugupan. Kemudian, dengan suara lirihnya yibo kembali berkata.

"Zhan ge, jika ucapanku tadi  yang memintamu untuk membatalkan acara pernikahanmu adalah sungguh-sungguh, apakah kau akan melakukannya?"

"A,apa... A,apa yang kau bicarakan?"

"Benar, aku sungguh-sungguh memintanya"

"K,kenapa...?"

"Karena Aku mencintaimu" ujar yibo begitu tegas tanpa keraguan. Sehingga membuat xiao zhan kembali di buat terkejut seketika. Akan tetapi, xiao zhan tidak ingin langsung mempercayainya. Alih-alih wang yibo kembali hanya bercanda.

"Haahaa, k,kau pasti sedang bercanda kan?" tukas xiao zhan dengan tawa garingnya. "Aku tau kau pasti sedang mengerjaiku kan?"

Wang yibo tetap tenang menatap kedalam manik indah pria manis di depannya, meskipun hatinya mulai resah karena xiao zhan sepertinya tak mempercayainya.

"Jika menurut zhan ge ini hanyalah candaan semata, maka itu tidak masalah. Tapi, mungkin zhan ge akan mempercayainya dengan ini............!"

































Chup..













Horeee update lagi

Minggu, 19 April 2020.

Ya ampun Reader pada males komentar banget sih, aku kan jadi sedih😭😭😭

Peach blossom promise (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang