1. The Boy with His Kittens

192 31 5
                                    

“In some memories there is a pain and regret

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

In some memories there is a pain and regret.
In other places, there's sadness and excuses.
It smoothly drifts away but what remains,
Is a good feeling.

—————— ⏮ ▶ ⏭ ——————
세븐틴 - Drift Away

▪ ▪ ▪

Pertama kali Mingyu bertemu dengan Wonwoo adalah ketika ia dipindah sekolahkan oleh kedua orangnya. Mingyu tengah duduk di kursi penumpang, mendengarkan kedua orang tuanya yang terus saja mengoceh tidak jelas tentang bagaimana Mingyu sangat tidak disiplin. Manik coklat hangat Mingyu menatap keluar jendela. Hari ini terlihat cerah. Walaupun begitu, siaran ramalan cuaca mengatakan kalau hari ini akan hujan.

Apa hari ini akan menjadi hari yang baik?

Mungkin itulah yang pemuda itu pikirkan, hingga mobilnya tiba-tiba berhenti mendadak. Membuat tubuh bongsor pemuda itu terpelanting cukup keras ke kursi depan. Ia mengaduh dan menatap objek yang membuatnya terkejut itu.

Seorang pemuda dengan hoodie parka tengah membawa beberapa ekor kucing kecil, kira-kira berumur 3 bulan. Kepala kucing itu muncul dari hoodie parka hitamnya yang dikacing hingga batas dada. Sepeda gunungnya terlihat sangat mulus dan cocok untuknya. Kecuali kacamatanya, mungkin.

Pemuda bersurai hitam itu menatap mobil yang hampir menabraknya tadi. Bukannya meminta maaf, ia malah menatap tajam kedua orang tua Mingyu. Ia mengarahkan matanya keatas, seakan-akan menunjuk lampu lalu lintas yang terdiam di lampu merah. Sang ayah yang bertugas untuk menyetir pun sadar bahwa ini adalah kesalahannya. Maka, ia pun membungkuk dan menggumamkan permintaan maaf dari dalam mobil.

Pemuda berhoodie hitam itu hanya mengangguk tanpa ekspresi. Kemudian berlalu begitu saja, tanpa senyuman atau sekedar salam sebagai bentuk keformalan. Sepeda itu dikayuhnya hingga manik Mingyu tidak bisa lagi melihat pemuda itu. Ia sudah pergi menjauh.

Ketika lampu sudah berubah menjadi hijau, sang ayah mulai menancap gas perlahan. “Huh, anak zaman sekarang memang tidak punya sopan santun," gumamnya.

Sang ibu terkekeh perlahan. "Kau tidak perlu repot-repot melihat orang lain, lihat saja anak kita. Apa dia bahkan menyapa ibunya ketika ia pulang?" kemudian disahut oleh Mingyu yang menolak mentah-mentah pernyataan itu dengan berbagai alibi yang hanya 50% nya benar.

"Tapi, kalau kita lihat anak tadi, rasanya aku familiar dengannya. Apa kita punya tetangga yang mirip sepertinya?" tanya Ibunya seraya membuat gestur berpikir.

Mingyu hanya mengedikkan bahu. Sebenarnya ia juga tidak memerhatikan semua tetangganya. Karena pada dasarnya ia dan keluarganya hanya sekadar singgah. Entah dua bulan atau empat bulan lagi, mereka akan pergi dari distrik ini, Itaewon.

Midsummer Rocket [on hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang