“And i used to think, that being numb
would ease the pain.”—————— ⏮ ▶ ⏭ ——————
mxmtoon - temporary nothing
—
Kim Mingyu menatap jalanan yang kembali digerimisi rintik hujan dari balik jendela mobilnya. Wajahnya muram dan datar.
Ia terdiam di bangku penumpang. Menatap kendaraan beroda empat dan beroda dua yang lalu lalang begitu saja. Melindas air yang menggenang di aspal yang membentuk lubang-lubang kecil. Ia tidak bisa merasakan apapun, kecuali kesediham.
Sang ibu menatap Mingyu khawatir, menanyakan apakah sang anak baik-baik saja. Mingyu tersenyum tipis dan bergumam, “Aku tidak apa-apa.”
Sang Ayah dengan masih memakai seragam dinas kepolisiannya melirik dari balik kaca spion. Ia mencoba mencairkan suasana dengan memberikan gambaran indah rumah barunya. “Nak, kau pasti akan menyukainya. Musim panas kali ini mungkin akan berbeda.”
Anak tunggal keluarga Kim itu hanya diam. Tidak tertawa atau bahkan tersenyum. Mungkin adalah kata yang tidak pasti. Dan Kim Mingyu benci ketidakpastian.
“Ah, aku berharap kita punya tetangga yang ramah. Aku dengar banyak perayaan besar di Itaewon,” Sang Ibu berkata.
‘Berharap, huh?
Kata yang tidak bermakna. Harapan tidaklah lebih dari sebuah frasa yang mengungkapkan kebodohan manusia.
Ia sudah berhenti percaya pada harapan.
Sarkas memang. Tapi pikiran negatif itu selalu benar dan objektif. Mingyu percaya hal itu.
Karena harapan membuat kita menginginkan sesuatu yang belum tentu terjadi. Semuanya masih abu-abu. Ketidakpastian adalah biang kesedihan.
Jika bukan, lalu kenapa semua harapannya tak pernah terkabul?
Ia ingin memiliki seorang teman. Seorang teman yang selalu menghubungi ponselnya setiap hari dan menanyakan kabarnya. Bertanya tentang tugas-tugas dan kegiatan yang akan dilakukan esok hari.
Ia ingin memiliki teman-teman yang akan mengunjungi rumahnya ketika natal tiba. Memberikan kartu ucapan padanya ketika ia ulang tahun. Menyanjungnya ketika ia mendapat sebuah penghargaan karena memenangkan perlombaan kecil liga sepak bola.
Ia ingin memiliki seorang kekasih yang bertahta dihati kecilnya. Selalu disana ketika susah maupun senang. Selalu tersenyum hangat seperti yang dilakukan ibu dan ayahnya. Mingyu bukannya menjadi dewasa terlalu cepat. Ia hanya penasaran bagaimana rasanya jatuh cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Midsummer Rocket [on hold]
Fanfic"On midsummer school-holiday, Mingyu know how it feels to fall in love with someone." Kim Mingyu, pemuda berumur 16 tahun yang terlalu apatis terhadap dunianya. Dan ketika seorang pemuda asing memasuki hidupnya, ia tahu benar bahwa pada titik itu- h...