Prolog

12 1 0
                                    

ΔΔΔ

Derap kaki terdengar begitu jelas dari dalam sebuah ruangan,
menggunakan sepatu sport bertuliskan Nike itu dengan langkah terkesan terburu-buru, menuju sebuah ruang kelas yang letaknya sedikit jauh dari kelasnya.

Sepanjang koridor kelas banyak sekali cepika-cepiki dari banyak pasang mata yang melihatnya berjalan di koridor kelas
Tak jarang ada pekikan kagum  dan hela napas kasar. Bagaimana tidak memekik, siapa yang menolak pesona tajam tapi tampan pemilik sepatu itu.

Dia tidak menghiraukan semua pekikan kagum yang diberikan untuknya karena memang sudah terbiasa, bahkan dia muak karena dia menganggap pekikan itu sebagai sumber penyakit di telinganya, pekikan dengan nada tinggi yang berlebihan mungkin bisa menjadi sumber penyakit di telinganya bergitu pikir si pemilik sepatu.

Dengan langkah masih terburu-buru, sesampainya dikelas yang di tuju, dia masuk tanpa permisi memanggil nama seseorang dengan kerasnya.

"XYZENA!" Teriak pemilik sepatu itu tadi.

Mendengar ada yg memanggil namanya, cewe dengan rambut dibiarkan tergurai bebas itu menghampiri pemilik suara.

Bagi Xyzena, pemilik sepatu tadi biasa-biasa saja, dia bisa di bilang menjadi satu-satunya cewe yang tidak tergoda dengan paras tampan pemilik sepatu, bahkan tidak jarang di katakan lesbi. Tapi dia tidak peduli, tau apa orang-orang luar, dia tetap normal.

"Cih cowo biasa kaya gitu bisa jadi most wanted" Guman Xyzena.

"Apaan, gosah tereak-tereak, suara lo tuh cempreng tau ga si, yang ada bikin telinga gw sakit" Omel Xyzena

"LO!"

TBC

Pai, see you next chapter!

  

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALZENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang