You're Amazing

371 32 0
                                    

Perhatian keras!
Di chapter ini ada bagian dewasanya, jadi bijaklah dalam membaca 😊
.

"Eomma..."

"Iya sayang?" Kurespons panggilan Sarang saat pagi itu aku sedang menyisir rambut hitam panjangnya yang kini telah melewati bahu.

"Hari ini eomma yang akan mengantar Sarang ke sekolah kan?" Tanyanya seraya melirikku dari pantulan cermin didepannya.

"Iya... ada apa Sarang?" Aku mengambil beberapa karet rambut berwarna-warni dan bersiap untuk menguncir rambut anak gadisku itu.

Senyum tersimpul di wajahnya yang imut. "Sarang lebih suka kalau diantar eomma."

"Kenapa begitu?" Aku mengerutkan kening.

"Appa sering marah pada Sarang. Sarang jadi kesal," gerutu anak berusia 8 tahun itu yang membuatku tersenyum.

Perlahan kuputarbalik tubuh mungilnya agar aku bisa leluasa memandangi wajah lugu itu.

"Sayang..." kusentuh sepasang pipi tembem milik putri sulungku. Ia pun menungguku menyelesaikan kalimat sambil menatapku dengan kedua maniknya yang berwarna kecokelatan. "Appa sedang banyak pekerjaan dan lelah, jadi akhir-akhir ini suka marah. Sarang harus mengerti kondisi Appa yah."

Gadis kecil itu kemudian mengangguk cepat dan menyunggingkan senyum. "Iya eomma. Sarang mau dikuncir dua yah," pintanya seraya kembali membalik tubuhnya menghadap cermin.

Aku berusaha tetap tersenyum sembari diam-diam menghela nafas panjang.

'Tidak seharusnya permasalahan dengan keluarganya juga berimbas pada anak-anak yang tidak tahu apa-apa.' Gerutuku dalam hati.

Namun begitulah Park Jimin. Sifat kekanakan yang begitu kental masih melekat pada dirinya hingga kini, walaupun sudah dikaruniai dua orang anak. Setiap ada masalah entah itu dalam pekerjaan, keluarga bahkan denganku, ia pasti akan melampiaskan kemarahan pada kedua anaknya. Hal yang membuatku makin kehilangan respek padanya.

Setelah menyiapkan bekal makanan yang akan dibawa Sarang ke sekolah, aku sempat membangunkan suamiku itu dan memintanya memandikan Hoon. Hari ini Jimin akan pergi bekerja pagi dan Hoon akan dititipkan di rumah orangtuaku.

Aku? Seharusnya aku memang tetap bekerja shift siang di kantor, namun aku mengatakan padanya kalau ada janji bertemu klien di pagi hari jadi aku akan langsung berangkat ke kantor setelah mengantar Sarang ke sekolah.

Aku terpaksa berbohong lagi.

Ya, karena sesungguhnya aku sudah membuat janji lainnya bersama lelaki yang menjadi cinta pertamaku. Lelaki yang muncul lagi secara tiba-tiba dan membawa kebahagiaan yang mulai menghilang di kehidupan pernikahanku yang menjemukan.

Kim Taehyung masih ada di Seoul sebelum kembali ke Geochang siang ini. Aku masih punya waktu beberapa jam lagi untuk kuhabiskan bersamanya sebelum kami harus kembali 'terpisah'.

[Taehyung] Kau dimana?

Sebuah pesan masuk ke ponselku kala aku baru saja menitipkan kendaraan di kantorku dan masuk ke dalam ke taksi. Jarak kantor dan tempatnya menginap tidak terlalu jauh, dan tentu saja untuk mengurangi kecurigaan aku harus tetap menggunakan motor dari rumah ke kantor.

[Eunji] 10 menit lagi aku sampai. Aku sudah membelikanmu makanan juga. Tunggu ya.

[Taehyung] jangan lama, aku sudah rindu.

Senyum kebahagiaan bercampur malu terulas di wajahku. Aku mengecek make-up tipis yang kugunakan pagi itu lewat layar handphone. Hari ini aku mengenakan atasan turtle neck berwarna hitam ketat yang kupadukan dengan celana katun berwarna cokelat pastel, tidak lupa dengan heels rendah. Aku harus tetap terlihat rapi seakan ingin bertemu 'klien' yang sesungguhnya.

Secret Love Story (KTH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang