The End

456 28 23
                                    

Kim Taehyung's POV

Bahagia.

Ya, belum pernah aku merasakan kebahagiaan yang saat ini kurasakan.

Rasa yang terpendam selama belasan tahun itu pada akhirnya bisa kusalurkan.

Rasa yang kukira tidak akan pernah bersambut.

Rasa yang kukira sudah lama terlupakan.

Ya, Jung Eunji, gadis yang telah mencuri hatiku saat ku masih duduk di bangku sekolah menengah atas itu, rupanya juga masih menyimpan perasaannya padaku. Aku benar-benar merasa menjadi salah satu laki-laki paling beruntung karena di masa seperti sekarang pun, gadis itu masih membiarkan tempat spesial di hatinya untukku.

Padahal aku sesungguhnya sudah sangat tidak pantas untuk tetap mendapatkan cintanya, bahkan perhatiannya. Karena selain ia sudah memiliki keluarga yang tampak bahagia, sikap pengecutku dulu sudah sangat tidak pantas untuk diperjuangkan.

Dan aku, Kim Taehyung benar-benar merasa bersyukur karena dapat merasakan indahnya perasaan jatuh cinta yang sesungguhnya-- setelah selama dua belas tahun ini aku harus menjalani rumah tangga dengan wanita yang sesungguhnya tidak pernah kucintai.

Kehadiran Jung Eunji di kehidupanku lagi memang membawa kesejukan tersendiri. Tiap pagi aku terbangun dengan senyum di wajah tiap menemukan pesan penyemangatnya. Saat suntuk di kantor karena beban pekerjaan pun jadi tidak terasa lagi karena ia selalu hadir walau hanya dalam bentuk pesan singkat di WhatsApp, ataupun bisa melihat paras cantiknya melalui video call. Dan malamku terasa lebih panjang karena dia akan selalu meladeni setiap pesan random yang kukirim untuknya.

Aku tahu semua keseharian yang ia lakukan walaupun kami terpisah jarak ribuan kilometer. Aku bisa tahu ia sedang memakai pakaian apa karena ia memberitahukannya secara detail. Aku pun selalu mendengarkan suaranya baik itu lewat voice note yang ia kirim, ataupun saat ia sedang bersiaran di radio tempatnya bekerja.

Mendengarnya menyapa namaku di radio, mendengar lagu kesukaan yang mewakili perasaanku untuknya tengah diputarkan. Begitu tampak sederhana, namun benar-benar membuatku merasa menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya.

Namun, tidak sampai hari itu tiba...

Hari dimana Park Chorong, istri sahku, mulai mencurigai tingkah lakuku yang ia anggap tidak biasa.

Awalnya, ia hanya bertanya kenapa aku jadi suka mendengarkan radio. Karena sebelumnya, aku paling jarang melakukannya.

"Teman-teman di grup Seoul High School sekarang suka kirim-kirim salam. Jadi aku harus dengerin karena kebetulan salah satu temanku juga siaran di radio ini," itulah yang menjadi alasanku.

Aku kira aku dapat mengelabuinya dengan mudah. Namun, wanita itu memang lebih peka daripada kaum lelaki. Karena hari itu, Chorong membuka Instagramku, sambil menunjukkan foto saat kami reuni bulan lalu, ia bertanya, "Dia yang mana?"

"D-dia siapa?" tanyaku kikuk.

"Penyiar radio itu. Dia yang mana?" dengan nada serius wanita itu bertanya.

"Sudah masak makan malam? Aku lapar," aku tidak menjawab dan berusaha mengalihkan pembicaraan sambil bangkit dari tempat duduk hendak menuju dapur.

Biasanya Chorong akan langsung mengerti, tapi kali ini berbeda. Dengan tatapan penuh amarah, ia memintaku untuk kembali duduk.

Firasatku sudah tidak enak karena tidak biasanya wanita yang telah hidup bersamaku belasan tahun lamanya itu bersikap seperti itu. Dan yang membuatku makin terperanjat, ia mengucapkan kalimat yang seketika membuat kebahagiaan yang baru dua bulan kurasakan itu sirna seketika.

Secret Love Story (KTH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang