74 10 0
                                    

"assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Suara dari luar menginterupsi Rahma yang sedang murajoah di kamarnya. Di rumah ustad Imran, ia dan firkha menggunakan kamar faran sewaktu belum menjadi santri di pondok pesantren Al-darul. Walaupun anak dari pak ustad pemilik pondok, faran tidak pernah mendapatkan keistimewaan apapun setelah menjadi santri. Ia tetaplah santri biasa yang harus tinggal di asrama dan mengikuti semua peraturan pondok.

"Wa'alaikumusala......m" jawab Rahma kaget melihat siapa yang datang. Ia pun langsung menundukkan pandangannya.

"Maaf, pak ustad ada?." Tanya Yusuf. Pasalnya menurut amanat salah satu santri ustad Imran ingin menemuinya sekarang.

"Ustad ada di kantor ponpes." Jawab Rahma cepat. Air matanya sudah hampir tak bisa di bendung lagi. Sakit melihat pria yang dicintainya tak mengenalinya sama sekali.

"Oh iya. Makasih. Saya pamit dulu. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Yusuf pun melangkah pergi.

"Wa'alaikumusalam warahmatullahi wabarakatuh." Rahma mengembuskan nafas lega. Menatap lama-lama pria yang di kaguminya selama ini sangat membuatnya gugup. Terlebih sakit hati yang sedang dirasakannya.

Yusuf berjalan di sekitar koridor pesantren. Banyak santri-santri junior yang menyapanya dan hanya dibalasnya tersenyum. Ia terkenal ramah di ponpes ini. Dan banyak sekali santri Wati yang mengaguminya secara diam-diam.

"Eh Yusuf." Tegur ustad Idham saat melihat Yusuf melewati kantornya. Ustad Idham adalah ustad yang mengajar bahasa Inggris di pondok pesantren tersebut.

Mendapat teguran, Yusuf pun tersenyum "assalamu'alaikum ustadz."

"Wa'alaikumusalam warahmatullahi wabarakatuh. Mau kemana suf?" Tanya ustad Idham basa basi.

"Mau nyari ustad Imran, ustad."

"Wahhh... Ustad Imran baru aja pergi ke kota. Ada urusan mendadak katanya." Terang ustad idham.

Yusuf pun menghela nafas "oh iya. Makasih ustad informasinya. Saya pamit dulu. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh."

"Wa'alaikumusalam warahmatullahi wabarakatuh" balas ustad Idham.

💕💕💕

Firkha sedang duduk disalah satu gazebo yang ada dihalaman asrama putri. Pikirannya berkelana, menjalin kembali ingatan-ingatan masa kecilnya. Bagaimana ia yang dengan sengaja lari keluar pesantren, ia yang kemana-kemana terbiasa memakai celana training olahraga tanpa rok. Tidak terasa sekarang umurnya sudah 20 tahun. Gelar dokter sudah di pundaknya. Tapi entah kenapa ia masih merasa kurang bermanfaat untuk orang lain.

"Kak?" Panggil seseorang seraya menepuk pundak firkha.

"Ha?" Respon firkha terkejut dan reflek melihat orang yang sedang menegurnya.

"Kamu dek." Tutur firkha menormalkan ekspresinya

"Kaka ngapain disini?" Tanya Rahma seraya duduk disebelah kakaknya.

"Nggak ngapa-ngapain kok." Jawab firkha seraya tersenyum. Walaupun yang terlihat hanyalah matanya yang menyipit.

Rahma yang melihat itu pun balas tersenyum di balik cadarnya. Mereka terdiam menikmati duduk berdua di gazebo dengan sepoi-sepoi angin yang menerbangkan ringan hijab lebar mereka.

Allahuakbar Allahuakbar

Kumandang adzan ashar terdengar dari masjid ponpes. Begitu syahdu.
Mendengar panggilan azan tersebut Rahma dan firkha pun segera kembali ke rumah ustad Imran untuk segera bersiap ke masjid melaksanakan solat berjamaah.

IMAN, ISLAM DAN CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang