Chapter 6 Angan ku bersama mu

3 1 1
                                    

Sore ini aku memutuskan untuk menyibukan diriku dirumah, tidak ingin mengingat hal yang telah terjadi waktu kemaren,
“ lebih baik 1 minggu ini aku berada dirumah tanpa tau kegiatan diluar sana” ucap ku sendiri sambil melihat kearah jendela. Hati ku redup, tertutup dan aku tak ingin ada orang yang membuka seenak nya seperti ditto yang gampang sekali masuk dan dengan gampang pula dia pergi dan kembali, saat dia bisa tersenyum, bahagia bersama teman dan sahabat nya, disini aku sibuk berjibaku menyembuhkan luka yang telah dia goreskan dengan sempurna, aku tidak tau untuk kali ini kenapa sulit untuk ku jatuh cinta kembali seperti nya aku kembali kaku dalam cinta, tidak semudah dulu kenal dengan laki – laki, tidak semudah dulu membuka hati, untuk sekarang aku lebih memikirkan bahwa menyembuhkan itu lebih sulit dari pada membuat luka itu sendiri.
“ dek” panggil kak andi yang membuyarkan semua lamunan ku “ hemm iya kak” spontan aku langsung melihat abang ku itu yang sedang duduk santai dikursi meja belajar ku, entah dari kapan dia duduk tenang disitu, “ kamu kenapa? Cuaca diluar bagus, ikut abang yu” ajak kakak ku “ jangan nanya kemana, abang tunggu dibawah 5 menit ya de” jawab abangku tanpa tau adek nya ambigu gak jelas. Ternyata abang ku membawa ku ketempat game “ bang ko ajak aku kesini “ tanya ku ke kak andi yang dari tadi sedang asik ngantri menukarkan karcis “ udah ayo, kita nostalgia abisin uang yang ibu kasih sama abang dan kamu de, siapa yang sedikit dapet karcis dia harus neraktir,” jawab abang ku mantap “oke siapa takut, dira yakin dira akan ngalahin abang” jawab ku sambil meledek abang ku.
          Hari ini beneran menyenangkan belum pernah aku bisa seharian ini sama bang andi biasa nya kita sibuk masing – masing, ya kak andi dengan semester terakhir nya dan aku dengan pilihan kampus dan fakultas nya. “ thanks ya bang “ ucap ku sambil tersenyum menggambarkan muka yang sangat bahagia, “ iya de, ini tugas abang buat kamu bahagia, makanya kalo diajak keluar itu jangan susah” jawab abangku sambil memainkan idung ku ( ya itu kebiasaan abang ku yang menyebalkan dari kecil ) “ bang, dira minta maaf ya” ucap ku lirih “ maaf? Kenapa? “ tanya abang ku dengan serius “ kalo dira sempet bohong sama bang andi, jujur dira enggak bermaksud untuk enggak cerita sama bang andi” jawab ku sambil memasang wajah bersalah “ditto? Apa dia yang udah buat ade nadira abang ini galau berat?” jawab abang ku sambil meledek, dan aku tidak bisa menyembunyikan pipi ku yang memerah, “ jatuh cinta remaja itu memang seperti itu de, tidak perlu kamu cerita abang pasti sudah tau karena abang pun pernah merasakan itu, udah lah kamu enggak usah mikirin kaya gituan, enggak ada jangan keluar nya, tapi abang yakin ditto anak yang baik, enggak mungkin dia ninggalin kamu gitu aja coba kamu dengerin dia dulu” jawaban abang ku yang membuat ku bingung sendiri “ kenapa bang andi suruh aku buat dengerin penjelasan ditto?” ucapku sendiri dalam hati, “ udah jangan ngelamun lagi donk abang ajak kamu kepantai yu, liat senja yang kamu suka” jawaban abang ku yang membuat aku memasang senyum yang manis hehe


“ sayang kamu kenapa si nak, ko belakangan ini ibu sering liat kamu dirumah enggak main sama yang lain” Tanya ibuku heran “enggak kenapa – kenapa ko bu, dira lagi pengen dirumah aja sama ibu sama ade, males main aja” jawab ku sambil melihat ibu “ kamu lagi ada masalah de?” tiba tiba bang andi menepuk bahu ku dari belakang “nak, kalau kamu sedang ada masalah kamu selesaikan, kamu jangan menghindar seperti ini, nadin, mira suka kerumah tapi kamu enggak mau nemuin mereka, ibu memang enggak tahu apa masalah kalian tapi kamu enggak boleh melampiaskan semua nya sama sahabat – sahabat kamu sayang, yaudah ibu kedapur dulu ya” nasehat ibuku yang memang benar nyatanya “bener apa kata ibu, aku enggak seharusnya diemin mira, sama nadin mereka enggak salah dan enggak tahu apa – apa soal masalah aku dan surat ditto maupun rio” pikir ku sendiri “de, heh de” panggil abang ku “hemm iya ada apa kak” jawab ku cepat “ada nadin didepan” jawab abang ku, dan aku langsung lari keruang tamu dan memeluk nadin dengan rasa bersalah dihati aku “dira, kamu kenapa? Nadira?” panggil nadin tanpa aku jawab dan kemudian aku lepaskan pelukanku “aku kangen kamu nadin, sorry ya” jawab ku sambil menangis “heh dira kamu kenapa si ada masalah apa, kamu susah ditemui belakangan ini, kamu marah sama aku sama mira? Dan sekarang kamu malah nangis? Makin bingung aku” mendengar celotehan nadin tanpa sengaja aku tersenyum aku sangat merindukan celotehan dan ceramah nya dia “aku kangen sama kamu nadin, kita kerumah mira yu” ajak ku pada nadin “aku belum ketemu ibu kamu, sekalian kita pamit” ajak nadin “dan jangan lupa pamit sama kak andi” ejekan ku pada nadin “apaan si dira, tapi boleh juga sih hehe” jawab nadin malu. Aku dan nadin pergi kerumah mira tanpa memberi kabar pada mira bahwa kita akan pergi kerumah nya. Setelah sampai kerumah mira dan bertemu mamah nya akhir nya aku menceritakan apa yang sudah terjadi belakangan ini dan kenapa aku juga tidak ingin menemui siapapun pada saat itu “dira asalkan kamu tahu ya ditto sama rio nyariin kamu kesini dan kerumah nadin, galih ngontek kamu pun enggak kamu bales” ucap mira “aku tidak peduli mir aku udah enggak mau ada dilingkaran dimana aku harus kembali merasakan sakit yang perlahan sudah aku sembuhkan” jawab ku sambil memeluk bantal “tapi dir sikap kamu ini salah, kamu buat khawatir temen – temen kamu dengan cara kamu menon aktifkan handphone kamu dira” jawab nadin “iya aku tahu, tapi sekarang aku udh kembali lagi untuk kalian sahabat – sahabat baik ku, maafin aku ya, aku melampiaskan nya pada kalian” jawab ku sambil memeluk mereka berdua “iya, kita ngerti ko, kita seneng kalau kamu enggak apa – apa” jawab nadin, memang kita ber3 itu kalau lagi galau ya galau semua omongan nya, kalau lagi bijak bijak semua, dan kalau lagi baperan kaya gini baperan semua apa lagi nadin bukan hanya baper nanti kata – kata alay nya mulai keluar haha.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ada rasa disatu cerita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang