Chapter 3 : Saat Senja Bersama Mu

14 2 3
                                    

Pagi ini ibu membangunkan ku lebih pagi, dan entah mengapa hari ini aku bahagia sekali, padahalkan tadi malem abis ngegalau gitu. Ibu, ayah, abangku, dan adik ku telah rapih duduk dikusri meja makan masing – masing mereka menunggu aku untuk sarapan bersama.

Hari ini aku harus kesekolah karena ada hal – hal yang harus dibahas karena kebetulan sekolah aku mau mengadakan tour untuk pelepasan siswa kelas 12 angkatan aku sekarang dan tumben nya lagi abangku lagi baik mau mengantarkan aku kesekolah jarang banget abang aku ini sebaik ini

“ tumben pasti ada mau nya “ pikir ku dalem hati,

“ jangan banyak mikir, abang lagi baik nih, tenang enggak akan minta apa – apa “ jawaban abang ku padahal kan aku enggak bilang langsung ke abangku kenapa dia bisa tahu, wah memang hebat, aku pun langsung masuk ke mobil.

“de, kamu lagi ada masalah ko tumben kemaren abang liat kekamar kamu, kamu lagi bengong enggak jelas, padahal jam segitu biasa nya kamu udah tidur?” ucap abang ku membuat ku bingung harus jawab apa dan pandangan ku hanya lurus ke jalan yang berwarna hitam, 

“ tadi nya abang mau masuk tapi tidak jadi keburu kamu tutup pintu nya, kamu ada masalah?” dan aku masih ambigu

“dek!” panggil abang ku sambil menggoyang kan tangan nya kearah ku

“ oh iya bang, enggak ada apa – apa ko bang itu abis vc sama nadin bang, ya.. nadin hehe” jawab ku asal, dan bang andi hanya tersenyum aneh dengan muka bingung kearah ku

“apa hubungan kamu dengan ditto baik-baik aja de? Ko abang enggak pernah denger kamu cerita perihal dia lagi?” pertanyaan abang ku yang membuat aku beku seketika

“hah? Ditto? Ya baik bang andi, ngapain juga aku cerita soal dia setiap hari kan aku juga punya rasa bosan membicarakan orang yang sama” celetuk ku kesal

“adek ku nadira, dengerin abang ya, abang pernah jatuh cinta, sangat jatuh cinta, abang enggak mau dia dimiliki sama siapapun kecuali sama abang satu-satu nya, tapi itu bukan hak abang untuk tidak melepaskan dia untuk orang lain, jika dia tidak menyukai abang untuk apa abang paksa dia buat suka dan sayang sama abang, dira kamu tau arti nya? Cinta enggak bisa buat dipaksakan kepada hati siapa ia akan tinggal” jawaban abang ku yang membuat mata ku berembun,

ingin rasa nya aku bicara jujur bahwa aku dan ditto tidak pernah ada ikatan apapun selain teman sesaat untuk dia melupakan orang yang pernah dia sayang. Aku hanya berani menatap jalan dan tidak menghiraukan abang ku aku takut nangis didepan abangku sendiri.
Sesampainya disekolah aku sedikit ada perasaan bersalah sama bang andi tapi yasudah lah didepan gerbang sekolah aku sudah disambut oleh mira dan nadin dua sahabat ku yang kadang nyebelin,

“ eh tumben dianterin kak andi “ ledekan yang diucapkan nadin “ bilang coba kalau mau dianterin sama kakak kamu kan aku bisa kerumah kamu dira buat berangkat bareng kamu hehe “, nadin memang suka sama kakak aku dari awal dia kerumah aku kata dia, dia langsung jatuh cinta saat ketemu sama kakak aku didapur dan menolong dia saat mencari gula didapur ku, emang nadin itu gampang suka sama cowok, padahal dia itu udah punya pacar, dan kadang aku sendiri enggak ngerti sama nadin.

“ yaudah yuk masuk “ ajak ku pada mereka berdua.

Ternyata benar hari ini hanya membahas mengenai keberangkatan kita ke Yogyakarta meski begitu aku senang bisa ketemu teman – teman ku yang lain, hari ini aku pulang agak sore karena ada perayaan ulang tahun mira yang ke-18 aku sudah meminta izin pada ibu, meski begitu ibu tetap berpesan jangan sampai lewat dari jam 6 sore.

“ nadira “ panggil salah satu cowok yang sudah sangat aku kenali suara nya

“ eh rio, iya “ jawab ku sambil membenarkan salah satu sepatuku

“ kamu pulang bareng siapa “ Tanya nya pada ku,

“ enggak tahu sih rio, kayanya sendiri deh, ada apa memang?” Tanya ku pada nya,

“bagaimana kalau kamu pulang bareng aku dira, kebetulan aku juga udah mau pulang ko “ ajak rio pada ku, memang saat rio menghampiri aku, aku sedang siap – siap mau pulang,

“ gimana mau apa enggak? Tanya nya memastikan,

“yasudah rio, iya aku pulang bareng kamu aja “jawab ku.

Sepanjang perjalanan aku dan rio hanya ngobrol kecil yang memang itu semua tidak penting untuk menjadi topic pembicaraan,

“rio, maaf sebelumnya ini kan bukan jalan kerumah aku?” Tanya ku bingung,

“iya, aku mau ngajak kamu kesuatu tempat, pasti kamu suka, tenang enggak jauh ko, aku udah izin tadi ke ibu kamu , “ jawab rio dengan nada meyakinkan,

“ kemana? Kamu sudah izin sama ibu? Kapan? Ko aku enggak tahu? “banyak pertanyaan dikepala ku ini,

“ kamu tidak perlu tahu, bentar ya aku lagi focus ke jalan, sama lagi ngejar waktu juga takut nya enggak sempet nanti nya” jawaban rio yang membuat aku semakin bingung sebenarnya dia mau bawa aku kemana?.

Ternyata setelah lama diperjalanan dia membawa aku ke salah satu pantai disambut dengan senja nya yang indah, kebetulan saat aku dan rio sampai ketempat itu pas banget senja sedang berlansung dan aku sangat senang sekali belum pernah aku melihat senja yang begitu indah seperti ini,

“gimana kamu suka?” Tanya rio padaku,

dan aku tidak mejawab apapun kecuali
“makasih rio, makasih ini benar – benar indah sekali,” jawab ku tanpa melihat rio yang sedari tadi memang sedang melihat ke arah ku,

“syukurlah kalau kamu suka, tidak usah bilang makasih memang aku sudah merencanakan ini sebelumnya dan akhir nya ini waktu yang tepat buat aku untuk melihat senja bersama kamu dira” jawaban rio yang membuat aku benar – benar tidak menyangka kalau dia sudah merencanakan ini sejak lama.

“ belum pernah aku menikmati senja bersama seseorang sebelum nya, dan sekarang aku berasa mimpi bisa menikmati senja ini bersama rio, cowok yang sudah aku jutekin, cuekin, dan aku belum pernah menanggapi perasaan nya padaku.” Ucap ku dalam hati sambil melihat rio yang sedang berkumpul dengan anak kecil yang ada disana,

“ andaikan aku bisa bilang sama kamu nadira, bahwa aku tidak ingin melihat kamu bersedih, aku tau kalau ditto belum sepenuh nya juga melupakan kamu, aku sengaja membawa kamu kesini, melihat senja yang tuhan lukis kan untuk menghiasi langit disore hari, nadira aku suka sama kamu, aku sayang, aku cinta, dan ini bukti cinta aku sama kamu, yaitu menemani kamu melihat senja yang indah ini.” Ucap rio dalam hati nya,

“yasudah nadira kita pulang, udah mau gelap juga” ajak rio padaku

“ yasudah ayo” jawab ku dengan riang,

“ eh iya rio, makasih ya sekali lagi, aku seneng banget, jujur aku belum pernah melihat senja yang seindah tadi,” ucapku pada nya, dan dia hanya melihat ku dan kemudian tersenyum ke arah ku, dan aku sangat yakin bahwa tatapan, dan senyuman nya itu memiliki arti yang belum pernah aku tahu sebelumnya.

Saat aku turun dari mobil tidak sengaja ada ditto yang sedang duduk main gitar seperti biasa, dia menyadari keberadaan aku dan rio yang tepat berdiri didepan rumah nya.

“aku pulang ya, makasih untuk hari ini, semoga kamu bisa secepatnya melupakan seseorang yang sudah melukai hati kamu, dan kembali membuka hati kamu untuk seseorang yang sedang menunggu kamu”

Rio

Aku tidak tahu kapan dia memasukan kertas ini ke dalam tas ku yang jelas aku paham betul apa yang dimaksud rio dalam tulisan nya ini, kadang aku tidak memahami nya, dia itu ganteng, hidung nya mancung, alis nya tebal, bulu mata nya panjang, putih, tinggi, baik, pokoknya sempurna deh, dan tidak sedikit juga cewek yang suka sama dia dan nyatain cinta langsung ke dia apa lagi dia mantan ketua osis, tapi kenapa aku enggak suka sama dia ya? Pertanyaan yang belum bisa aku jawab sampai sekarang. Memang kadang hati tidak dapat ditebak siapa yang sedang dekat tapi siapa yang nantinya bersama kita. 

Ada rasa disatu cerita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang