'📝- O.7

1.5K 209 17
                                    

Candle Light
________________
‘O.7’


“Jadi... Bisa kau mulai ceritanya?” Wooyoung menoleh ke arah San yang tengah duduk di sampingnya seraya menyandarkan kepala pada bahu Wooyoung.

Saat ini keduanya tengah duduk di sebuah taman yang ada di dekat sekolah, mereka mengabaikan waktu yang sudah mulai larut malam, dan memilih untuk mampir sebentar ke taman itu sebelum pulang ke rumah.

“Sebegitu penasarannya, kah?” tanya Wooyoung seraya mengelus bahu San yang berada dalam rangkulannya.

Dengan perlahan San mengangguk, “Sangat.”

Wooyoung terkekeh sebentar, lalu bibirnya mengecup kening San lembut.

“Eumm... Aku mulai darimana yah?—” ucap Wooyoung dengan disertai raut wajah yang terlihat tengah berpikir. “Ah iya, apa kau ingat saat aku tak sengaja menabrakmu di depan toilet, ketika MPLS?”

San terdiam beberapa guna mengingat kejadian yang Wooyoung katakan. “Oh! Aku ingat itu. Lalu?”

“Saat itu aku langsung jatuh jati pada pandangan pertama. Haha, lucu memang, tapi itulah kenyataannya...” Wooyoung memberi jeda pada ceritanya, lalu menghela nafasnya sejenak. “Sejak saat itu aku selalu mencari segala tentangmu, apa yang kau sukai, dan apa yang tak kau sukai. Hingga saat masuk tingkat dua, kau mencalonkan diri sebagai ketua OSIS, lalu aku dengan segala pemikiran pintarku ini— AKH! Sakit San, kenapa mencubitku?” Wooyoung meringis sakit seraya mengelus pinggangnya yang baru saja kena cubitan dari sang kekasih.

“Makanya tidak usah ke-pedean kalau jadi orang.” mendengar penuturan San, Wooyoung justru merengut serta menatap San kesal.

Sedangkan San malah terkekeh pelan, “Tidak usah merengut, kau jadi semakin jelek jika seperti itu.”

Tak!

“Aw!” San memegangi bibirnya yang baru saja kena sentil oleh Wooyoung.

“Itu hukumanmu karena sudah mengataiku jelek.”

“Ck, aku kan hanya bercanda. Lagipula siapa yang mau dengan orang jelek sepertimu, ha?”

Wooyoung tertawa lalu mengusak pucuk kepala San. “Berkaca dulu lah kau wahai Choi San. Tidak sadarkah kalau kau yang diam-diam menaruh hati padaku? Hm?” dan seketika San terdiam karena kebodohannya.

“Mau kulanjutkan tidak?” tentu saja San akan langsung mengangguk dan bersiap untuk mendengar kelanjutan dari cerita Wooyoung.

“Sejak kau dipilih menjadi ketua OSIS, aku selalu memikirkan cara agar kau terus memperhatikanku. Dan akhirnya jadilah seperti ini, aku mencoba menjadi berandal sekolah guna menarik perhatianmu, dan ternyata itu berhasil, padahal aku tidak pernah menduganya sama sekali.” mendengar penuturan sang kekasih, dengan segera San menarik telinga Wooyoung dengan kasar.

“Aaa~ jadi itu alasannya. Seorang Jung Wooyoung yang selalu mendapat peringkat terbaik tiba-tiba saja menjadi berandal saat naik tingkat, jadi itu alasannya? Hanya karena menginginkan sebuah perhatian dariku, iya?” tanya San seraya menarik telinga Wooyoung dengan lebih keras.

“AKHH!! S-SAKIT!! SAN TOLONG LEPASKAN! A-AKU MINTA MAAF.”

“Tidak akan pernah sampai kau berjanji untuk berubah seperti dulu lagi.”

Dengan cepat Wooyoung mengangguk patuh meski sedikit kesusahan karena telinganya yang masih ditarik oleh San. “IYA! AKU BERJANJI. KALAU BEGITU LEPASKAN, SAN!” dengan segera San melepas tarikannya pada telinga Wooyoung lalu kembali duduk dan menyandarkan diri pada Wooyoung.

“Sudah? Seperti itu saja?” meski sedikit bingung, namun Wooyoung tetap mengangguk membenarkan.

“Lalu, bagaimana denganmu?”

San terseyum, lalu ia mendongak, menatap langit malam yang terang dengan cahaya bulan dan beberapa bintang yang menemani.

“San?” panggil Wooyoung yang merasa tak mendapat jawaban atas pertanyaannya.

“Tidak jauh beda sepertimu. Hanya saja, aku mulai tertarik denganmu sejak kau selalu membuat kerusuhan dan berakhir aku yang harus menyeretmu ke ruang BK.” San berujar seraya tersenyum lembut. Manik bulatnya yang terlihat berbinar karena efek cahaya bulan, serta rambut pirangnya yang tertiup angin malam, membuat sosok Choi San itu nampak sangat sempurna di mata Wooyoung.

Hingga saat San menoleh ke arah Wooyoung, pemuda Choi itu meraih tengkuk Wooyoung, lalu mengecup singkat bibir Wooyoung.

Ketika hendak dilepaskan, Wooyoung justru kembali menarik San dan memperdalam ciumannya.

Bibir San yang berlapis lipbalm rasa stroberi, membuat setiap lumatan yang diberikannya terasa sangat manis.















Chup!

“I Love You, San.”

“I Love you too, Wooyoung.”






















Akhirnya setiap perasaan yang kutorehkan pada selembar kertas kini terbalaskan.

Jung Wooyoung yang berhasil membuatku jatuh, kini sudah kudapatkan.

Sedikit memalukan, karena aku yang selelu berkomunikasi dengannya lewat sebuah surat yang kutulis dengan ditemani sebuah cahaya lilin. Katakanlah aku seorang pengecut, tapi karena hal itu lah aku bisa mendapatkan seorang Jung Wooyoung.

Terimakasih sudah memilihku, Wooyoung.

—C.Mountain













































___FIN___
•••
Titi_Min005
©2020

Eewhhh:\
Ending yang sangat tidak elit-_

Gimana kesan kalian gaess?:v
Aneh kan?

Btw nih ya, ku cuma mo ngasih tau. Kalo nggak mau tau ya nggak usah baca, awokawok:v

Jadi ni ff kan dibuat pas tgl 18 April 2020, dan dalam waktu kurang dari 24 jam, ni ff udah selesai dan tinggal publish doang. Keren nggak?:v

KU HEBAT KAN? awokawok:v
Gg, canda:v

Janlup voment ya gaess:')
And, see you next work:')

[✔] Candle Light; WooSanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang