'📝- O.5

1K 203 2
                                    

Candle Light
________________
‘O.5’


Wooyoung sedikit heran hari ini. Pasalnya sekarang adalah hari di mana acara hari jadi sekolah akan dilaksanakan. Namun yang membuatnya heran adalah ia tak mendapatkan satupun surat sejak kemarin lusa. Entah apa yang dipikirkan Wooyoung, tapi ia merasa sedikit aneh, mungkin?

Song Mingi yang kebetulan belum bersiap dan tengah bersama Wooyoung itu memperhatikan sahabatnya dengan bingung. “Ada apa, Wooyoung-ah?”

Wooyoung menoleh, “Aku tak mendapat satupun surat sejak kemarin lusa.”

Alis Mingi terangkat sebelah, ia menatap Wooyoung dengan bingung. “Lalu apa masalahnya? Bukankah bagus? Itu artinya kau tidak akan merasa terganggu lagi.”

Wooyoung termenung sejenak. Yang dikatakan Mingi itu benar, tapi ia yakin jika yang memberinya surat setiap hari itu pasti adalah orang yang selama ini menarik perhatiannya.

Ia belum sempat memberitahu Mingi tentang hal itu, jadi wajar jika ia tak tahu kalau Wooyoung sebenarnya tengah, eum... Galau?

“Huft... Yang menulis surat itu adalah ketua OSIS.”

Mingi mengerjap, tunggu! Ia tidak salah dengar, kan?

“Hah? A-apa? Ketua OSIS? Maksudmu Choi San? What? Yang benar saja, Wooyoung?” Wooyoung menghela nafasnya lalu mengangguk pelan membenarkan pertanyaan bertubi sang sahabat.

“T-tapi, bagaimana bisa? Maksudku, darimana kau tahu?”

“Aku baru menyadarinya. Nama marga San adalah Choi, dan San sendiri memiliki arti gunung. Dan C.Mountain adalah Choi San.”

Mingi yang mendengar penjelasan Wooyoung pun melongo tak percaya. “I-itu artinya... San juga menyukaimu, Wooyoung.”

Wooyoung menegakkan kepalanya, lalu menoleh ke arah Mingi. “Huh? A-apa?”

“Kau masih menyukai San, kan?” dengan cepat Wooyoung mengangguk mantap.

“Akhirnya perasaanmu terbalaskan, Wooyoung!” seru Mingi yang membuat Wooyoung nyaris terjungkal karena terkejut.

“Tunggu! Apa maksudmu?”

“Aish, kau ini bodoh beneran atau cuma pura-pura?” seketika Wooyoung langsung melotot kesal pada Mingi.

“Sialan! Aku tidak bodoh, ya!”

Mendengar hal itu, Mingi justru berdecak tak setuju dengan ucapan Wooyoung. “Kalau begitu, buktikan!”

“Sia—” umpatan Wooyoung menggantung begitu saja kala sebuah pengumuman tersiar dengan tiba-tiba lewat speaker sekolah.

“Bagi perwakilan ekstrakulikuler basket dan tari, harap segera bersiap di tempat yang sudah ditentukan.”

“Sudah diam. Sebaiknya kau pergi bersiap sana!” usir Mingi seraya mendorong Wooyoung agar segera beranjak dari duduknya.

“Eh? Yang seharusnya pergi itu kau, bukan aku. Ini ruangan istirahat ekstrakulikuler tari kalau perlu kuingatkan.” pada akhirnya Mingi yang beranjak pergi dengan cengiran bodoh serta rasa malunya, yang justru mampu membuat Wooyoung menggeleng heran karenanya.












































To be continue___
•••
Titi_Min005
©2020

Setdah apaan lagi ini ya lord-_
Makin gaje ae dah ni ff-,

Maapkeun Wati yak:v

Janlup voment gaess:')

[✔] Candle Light; WooSanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang