Jakarta 4 Januari 2018
"Keur kabogoh bogoh nya???" Tiba-tiba Kak Rafeal duduk di sebelahku yang sedang bermain gadget.
"Gak! Paan, si!"
"Mmm... massaaaa???"
"Yes, kakak"
"Okey, I belive you." Kak Rafeal pun pergi.
Umurku berusia 13 tahun, kelas 2 SMP.
Kalian tahu, aku memiliki sahabat pena. Kita bersahabat dari usiaku 11 tahun, dan dia 13. Berarti sekarang, dia umurnya 15 tahun.
"Rish!" Panggil Bunda.
Oh iya, aku belum mengenalkan siapa nama ku.
Aku gadis bernama Arisha Benazir. Biasa di panggil Arish atau Risha. Cukup ya,, cukup tahu saja nama ku.Aku pun mendekat ke arah suara. Kamar ku.
"Ini Apa?!!!??!!" Tanya Bunda tegas, sambil menunjukan sesuatu.
Astaga! Rahasia terbesar ku terbongkar sudah. Rokok Listrik. Vape. Pasti kalian tahu kan??
Aku menunduk takut. Tak tahu harus apa. Pasrah.
"Bunda kecewa sama Risha! Kamu gak kasihan sama Ayah?! Ayah kalau tahu, pasti kecewa beratt!!!! Kenapa perlakuan kamu seperti ini??!!!"
JDAR!!!! tidak seperti di khayalan belaka. Seketika hujan benar benar turun sangat lebat.
Bunda menghajar ku, memukuli mulut, tangan,pipi, kaki. Memang ini hukuman yang pantas untuk ku.
Aku hanya diam menunduk. Tak berani menatap, apalagi melawan.
Tiba-tiba Bunda langsung menyeret keluar dari rumah, mengusir ku. Dengan cepat, Bunda mengunci pintu depan rumah agar aku tak dapat masuk.
"Bunda!! Buka pintunyaa!! Maafin Arisha, Bunda!! Risha janji, gak akan ulangin lagi, bundaaa!!!!" Di luar, aku menjerit memukul mukuli pintu memohon pada Bunda.
Tapi apalah daya... Bunda membukakan pintu hanya untuk melemparkan tas berisi baju dan berkas berkas penting hidup ku.
Aku sudah pasrah. Menerima segala. Iya, ini salah ku juga. Untuk apa aku merokok menggunakan Vape itu?
Aku memeluk lutut. Menangis menyesali apa yang telah ku lakukan.Takkan mengulangi hal itu lagi, sampai kapan pun...
"Rish..." Ada yang menyapa, laku memegang tangan ku. Kak Rafeal.
"Hey.. jangan nangis,, tenang donk.." Ia merangkul menenangkan.
Aku malah semakin terisak.
"Yaudah iya,," Kak Rafeal tersenyum lembut. "Sekarang ikut kakak ke kamar saja yuk... pintu belakang tidak di kunci."
Aku mengangguk saja.
Lalu, Kak Rafeal menggenggam tangan, menuntun ku masuk ke kamarnya.
Di kamarnya ...
"Bisa cerita?" Tanyanya.
Sudah tidak tertahan, airmata meluncur deras "Rish nyesel kak.. Rish nyoba ngevape" jelasku sesenggukan sambil memeluknya erat.
"Ya Allah, Rish..Rish.." Kak Rafeal membalas pelukan dengan hangat. "Eh, kakak aja, rokok biasa ga berani nyoba. kok adeknya kakak malah ngevape sih?" Balasnya lembut. "Terus, Bunda gimana sekarang?"
"Ya,,ngusir aku, lah!" Aku melepas pelukan
"Ayah sudah tau?" Tanyanya yang menatapku dengan hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ifs
Teen Fiction~ Kamu adalah Matahari yang membuat ku Bersinar, lebih dari Bintang yang berKelip. Kamu adalah Bulan yang berkilau di Hatiku. Kamu adalah Waktu Siang, Malam, dan Duniaku_ Kau adalah Hidupku~ #Y.a.M.L.MJ Untuk Kau, yan...