Satu

248 30 22
                                    

"Serahkan uangmu!"

"Atau kau akan kulukai?"




Alis Kita shinsuke terangkat satu. Ia terkejut saat perjalanan pulangnya dari kampus tiba-tiba dihadang oleh dua orang pemuda berparas sama. Yang membedakan mereka adalah belahan rambut dan juga warna cat yang mereka gunakan. Sama-sama berpotongan rambut undercut tapi yang satu berambut pirang sedangkan satunya lagi memilih warna kelabu.

Sesungguhnya sepasang kembar itu tidak asing bagi Kita Shinsuke. Tetapi ia memilih untuk bungkam dan memasang wajah datar seperti biasanya.


"Heh! Kau bisu ya?"

"Atau tuli?"


Di dalam hati Kita shinsuke tertawa. Meski wajahnya tetap datar karena memang sudah pembawaan pemuda itu memiliki wajah yang tenang. Shinsuke sangat hafal dengan pakaian yang dipakai kedua pemuda kembar itu. Seragam Sekolah Menengah Atas Inarizaki. Seragam yang dipakainya tahun lalu. Ya, kedua kembar itu adalah adik kelasnya. Sejak dulu keduanya sudah terkenal di Inarizaki karena keunikan mereka. Tidak setiap saat kau akan menemukan anak kembar identik apalagi dengan wajah yang bisa dibilang tampan. Saat masih sekolah dulu Kita shinsuke sering melihat mereka berdua. Namun karena beda tingkat keduanya tidak akrab.


Shinsuke tahu benar seperti apa dua anak itu. Kadang bisa menjadi biang keributan di sekolah. Karena memang pada dasarnya Atsumu dan Osamu itu populer. Tetapi mereka bukan anak berandalan yang suka membully dan memalak orang lain.


Tapi melihat keduanya seperti itu membuat sebuah ide muncul di otak Kita shinsuke. Ia akan mengikuti permmainan kedua anak itu. Dan sepertinya Atsumu dan Osamu tidak mengenalnya. Sepertinya ini akan menjadi sebuah kisah yang menarik.

"Aku tidak punya uang," jawab Shinsuke.

"Hmm..." Atsumu menatap Shinsuke dari atas ke bawah sok garang "Tidak usah berbohong. Pakaian dan juga tasmu tampak mahal. Kau juga anak kuliah bukan? Pasti kau kaya."

"Bagaimana bisa tahu? Kan tidak ada bandrol harganya. Jaman sekarang kalau pintar memilih kau bisa membeli baju dengan kualitas dan model bagus tetapi dengan harga yang murah. Lagian kalaupun aku kaya aku tidak akan cukup bodoh untuk membawa banyak uang cash. Apakah mukaku menunjukkan kalau aku ini dungu dan ceroboh?" tantang Shinsuke.

Osamu menyenggol lengan Atsumu yang sedikit panik "Ti-tidak sih. Kalau begitu serahkan kartu kreditmu!"

Masih belum menyerah rupanya anak ini.


"Sayang sekali aku lupa membawa dompetku. Semua uang dan kartu yang kupunya tertinggal di rumah. Kalau tidak aku sudah di dalam bus untuk pulang ke rumah bukan terpaksa jalan kaki malam-malam begini."

Hening.

Kita Menikmati pemandangan di hadapannya. Si kembar sudah mulai panik.


"Katakan kenapa kalian melakukan ini?"


"HAH?" Osamu nyolot

"Kalau menurut prediksiku," yang sebenarnya Shinsuke sudah tahu benar tapi ia berpura-pura demi ikut permainan mereka "Kalian sebenarnya bukan anak berandalan. Cara kalian meminta uangku, cara kalian mencari target sangat terlihat. Seharusnya kalian mencari target yang terlihat bodoh atau lebih lemah dari kalian. Jangan asal melihat pakaiannya bagus saja. Untung aku bukan anak orang kaya yang kuliah di bidang hukum. Kalau iya bisa mati kalian."

Atsumu dan Osamu kini sudah benar-benar kehabisan kata-kata. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengaku daripada semakin terdesak. Mereka benar-benar salah dalam mencari target.

"Kami memang tidak serius untuk meminta uang. Kami hanya bosan. Kemarin kami melihat acara televisi dan aktor yang menjadi preman sangat keren Jadi ya kita coba saja." Osamu menggaruk tengkuknya karena malu setengah menyesal.


"Maafkan kami..."


Kan.......


"Sudah kalian pulang saja. Ini sudah malam. Sepertinya kalian juga masih sekolah dan besok bukan hari libur. Lebih baik kalian pulang sebelum orang tua kalian menjadi sangat panik. Dan jangan diulangi lagi bermain seperti ini. Mungkin saja lain kali kalian berdua bernasib lebih sial."

"Baik. Maafkan kami."


"Sudah...sudah..."


Setelah membungkuk keduanya bergegas pergi. Kita Shinsuke juga bermaksud melanjutkan perjalanannya kembali ke rumah. Ia mencoba melupakan kejadian itu dan tetap merahasiakan siapa dia sebenarnya karena Shinsuke pikir tidak ada gunanya memberitahu mereka siapa dia. Lagipula setelah ini mereka tidak akan bertemu lagi.




Mungkin......

MIYA KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang