Prolog

48.6K 2.6K 95
                                    




Mendung kelabu menggulung senja yang baru saja merangkak menuju pangkuan samudra, tak lagi menunggu waktu untuk berderap, tak lagi menunggu detik melangkah. Saat masing-masing ruang tangan Metawin terisi penuh oleh dekapan yang lebih besar dia tak lagi berpikir apa hari ini Luke menunggunya, apa hari ini Luke memasak untuknya, apa hari ini Luke kembali tertawa dengan orang yang dicintainya. Lalu, meninggalkan Win sendirian dalam cinta yang tak pernah bisa terbalas.

"Ugh, keluarkanh─hh." Metawin menjerit dalam suara yang terbungkam ciuman, dia sang pemuda asing yang bahkan tak Win ketahui namanya hanya tersenyum. Mengeratkan dekapan sembari mendorong kejantanannya lebih dalam menuju nirwana. "Kau akan menyukainya, sweetheart."

Pikirannya seolah berhenti berfungsi, tubuhnya meleleh seiring dengan dorongan kasar sang pemuda. Ini terlalu banyak, terlalu intens, terlalu memabukkan. Lubang senggamanya merenggang dengan aneh namun begitu nikmat. Lantas, bersama dengan hujaman tak henti juga hatinya yang terlanjur lelah Win menyandarkan seluruh tubuhnya pasrah. Mengizinkan sang pemuda melakukan apapun hingga semua yang Win pikirkan dengan begitu pelik menghilang bersama desah nafas keduanya yang memburu.

***

Patah tulang itu sudah biasa, patah hati apalagi. Win sudah sering melakukannya. Namun kali ini berbeda. Dia merasa harga dirinya yang dia kira setinggi gunung Himalaya itu kandas dalam satu hela nafas lemah. Dia benar-benar sudah kehilangan akal. Bagaimana mungkin─ "Sialan."

Umpatan Win menguap sia-sia, buru-buru dia beranjak dari ranjang kosong yang kacau dengan sisa-sisa sperma bertebaran indah di beberapa bagian. Oke, dia gila. Benar-benar gila. Bagaimana mungkin dia tidur dengan manusia random yang bahkan tidak dia ketahui inisial bahkan asal-usulnya.

Sialnya lagi. Itu adalah yang pertama untuknya.


***



Semua bisa saja dia permudah, Bright Vachirawit bisa saja menunggu pemuda cantik itu bangun terlebih dulu lalu meminta nomor ponsel atau barangkali alamat. Ya, semua bisa dipermudah jika saja pengawal ayahnya tidak menggotongnya tanpa ampun dipagi buta hanya dengan selembar boxer yang melekat indah di tubuh. Tch, sialan. Kenyataannya semua tidak bisa semudah yang dia pikirkan. Namun, nyatanya tidak sulit menemukan di mana pemuda itu berada ketika kau memiliki koneksi kuat dan kekayaan yang melimpah ruah.

"Hey, aku akan masuk ke Universitas yang sama dengannya. Urus semuanya."







|well, semoga suka dengan ff saya yang satu ini. Selamat datang, mari bergabung dengan dunia Badut. Salam Badut! Mari bahagia!|

TRAP [ BrightWin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang