Keempat pasak disetiap sisi tenda telah terpasang dengan sempurna. Amira, dan Katya melihat sekeliling. Tenda lain sudah lebih dulu berdiri ketimbang tenda mereka.
Dua remaja ini memang tidak ahli dalam mendirikan tenda. Sehingga, mereka membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mendirikannya.
Setiap tenda diisi oleh 3 atau 4 orang didalamnya. Namun ada juga tenda yang hanya dapat memuat 2 orang saja, seperti milik Amira, dan Katya.
*****
Menjelang malam. Udara dingin akhirnya datang menyambut terbenamnya matahari. Disusul angin yang membuat cabang-cabang pohon bergoyang, menimbulkan suara daun yang saling bergesekan.
18.30
Bertempat di aula perkemahan. Berbagai hidangan disajikan untuk makan malam. Aroma khas masakan tercium hingga keluar, membuat siapa saja yang menciumnya menjadi bergegas memasuki aula.Ditemani hangat dan manisnya teh. Nasi, telur dadar, dan ayam bakar, menjadi lauk pilihan Airlangga. Saat Atan, dan Beni memilih untuk mengambil dalam porsi yang cukup banyak, ia hanya mengambil secukupnya saja.
Denting bunyi peralatan makan meramaikan suasana didalam aula. Tidak ada meja yang tersisa, ketika Amira, dan Katya baru saja datang.
Melihat hal itu, Atan dengan segera melambaikan tangannya kepada mereka berdua. Bermaksud mengajak mereka untuk duduk di meja yang sama. Kebetulan meja yang ia tempati bersama Airlangga, dan Beni masih tersisa kursi kosong.
Katya menyadari Atan sedang melambaikan tangan kearahnya. Dengan segera ia menarik tangan kiri Amira menuju meja itu.
"Eh kalian duduk sini aja, daripada bingung cari tempat", ajak Atan kepada mereka berdua.
"Sebenernya sih mau cari tempat lain", balas Katya berpura-pura. "Tapi.. Yaudah deh disini aja ya Mir", sambungnya.
"Yaelahh sok jual mahal banget sih", ucap Atan terkekeh geli.
Airlangga hanya terdiam.
Kini dihadapannya duduk seseorang yang telah membantunya siang tadi. Karna Amira, tubuhnya tidak perlu merasakan dinginnya air hujan. Dan juga, ia teringat belum memberi ucapan ulang tahun kepadanya.Berhadapan dengan Airlangga membuat Amira sedikit canggung. Hening. Sehingga Katya berusaha membuka obrolan untuk memecah keheningan tersebut.
"Eh Tan.. Rakus banget sih, masa ambil ayamnya 2 potong gitu"
"Biarin. Anggep aja asupan energi abis bikin tenda", balas Atan.
"Astaga.. Cuma tenda doang sampe segitunya.. Tuh liat Airlangga", ucap Katya sembari menunjuk piring Atan dengan dagunya.
"Ahh.. Ngga, lo kapan-kapan makan aja yang banyak. Nih liat gua sama Beni"
"Gaenak kalo terlalu kenyang", balas Airlangga.
"Emang lo bisa ya bikin tenda? Paling juga Mira yang bikin tenda", ledek Atan yang berhasil membuat Katya merasa diremehkan.
"Cuma gitu doang gue bisa kok.. Kita tuh kompak, bareng-bareng bikinnya", balas Katya membela dirinya. Amira tersenyum karna menahan tawa ketika mendengar jawaban dari sahabatnya itu.
"Mir. Ngomong-ngomong tenda kalian dimana?", tanya Beni.
"Di deket pintu masuk area tenda perempuan. Cari aja yang warnanya biru item", ucap Amira memberitahu. "Kalo tenda kalian dimana?"
"Dii...". Belum sempat Beni menjawab pertanyaan Amira tadi, Katya segera membalas. "Biar Airlangga yang jawab", pintanya kepada Airlangga sambil melirik wajah Amira yang sedang menatap dirinya dengan wajah kesal.
"Emm, dibagian belakang area tenda laki-laki. Tenda merah kuning", ucap Airlangga membalas.
"Nanti malem sbelum tidur ngumpul dulu yuk", ajak Katya kepada ketiga laki-laki ini.
"Oke. Nanti kita bertiga bakal mampir ke tenda kalian", ucap Beni dengan lantang.
*****
Di hari pertama camping, para siswa diperbolehkan menggunakan waktunya untuk melakukan apa saja. Berkumpul, dan bernyanyi bersama diiringi gitar, atau sekedar berjalan-jalan disekitar wilayah perkemahan.
Walau begitu, diberlakukan jam tidur pada pukul 11 malam nanti.
"Eh Ben cepet dongg...keburu kemaleman nih", paksa Atan kepada Beni yang sedang mencari jaketnya.
"Woi bisa sabar ga sih, gua masih nyari nih", jawab Beni kesal.
"Sabar lah Tan, paling bentar lagi juga ketemu", ucap Airlangga kepada sahabatnya itu.
"Yaampun Ngga, lo gausah belain ni anak.. Bisa setengah jam nih"
"Setengah jam?", ucap Beni menunjukkan jaketnya kepada Atan. Membuktikan bahwa tidak lama untuk mencari jaket.
"Yaudah buruan jalan ayo", ajak Airlangga memimpin jalan. Ia tidak sabar berkunjung ke tenda Amira.
*****
Amira terkejut saat melihat Airlangga berada didepan tendanya.
"Loh? Ko sendirian?", tanya Amira canggung."Yang lain ketinggalan jauh", jawab Airlangga. "Lagi ngapain?", sebuah pertanyaan yang tiba-tiba terucap tanpa sadar dari mulut Airlangga.
"Sial" pikirnya."Lagi beresin barang-barang didalem", jawab Amira yang membuat Airlangga lega.
Ia kira Amira tidak akan menjawab pertanyaan darinya. Entah darimana munculnya pemikiran tersebut.
Katya membuka tirai penutup tenda setelah mendengar suara Amira sedang berbicara dengan seseorang. "Airlangga?!" ucapnya kaget. "Yang lain mana? Atan sama Beni".
"Tuh", jawab Airlangga menunjuk kearah Atan dan Beni yang baru saja tiba di pintu masuk yang terbuat dari rangkaian bambu tersebut.
"Eh Mir. Mau jalan-jalan bentar ngga?", tanya Airlangga memberanikan diri dengan jantung berdegup kencang.
Amira melirik kepada Katya, "tapi kita kan mau..", sebelum Amira melanjutkan perkataannya, Katya keburu membalas. "Gapapa Mir, diajakin jalan tuh"
Amira melototkan matanya kearah Katya dengan kesal.
Katya terkekeh geli melihat tingkah sahabatnya yang membuatnya bingung. "Bisa-bisanya ya sahabat gue yang pinter ini hampir nolak tawaran dari laki-laki setampan Airlangga".
KAMU SEDANG MEMBACA
Halo! Amira
Teen FictionSebuah keputusan dapat menjadi akhir. Dan bisa saja menjadi sebuah awal permulaan yang tak terduga, seperti pertemuannya dengan Amira Ananda Utomo. Cerita ini memang hanyalah sebuah susunan kata-kata yang dipermanis. Namun percayalah. Sebuah perasaa...