Saliva Family

58 14 2
                                    

Haiii^^
Ini tulisan pertama aku. Harap maklum kalo rada ga jelas. Maaf juga kalo Typo bertebaran.
Selamat membaca^^.

***

Dakk dakk brakk

Seorang gadis dengan pakaian seragam lengkap keluar dari kamarnya dengan terburu-buru.

"Bang, abangg bangun bang gue dah telat nih" teriaknya sambil menuruni anak tangga.

Yang disebut hanya melirik jam yang terletak di atas nakas meja. Sekarang baru menunjukkan pukul enam pagi.

"Huftt, rajin banget sih tuh anak baru jam segini juga" keluhnya lalu kembali menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Abangg!!!, gue piket hari ini cepetan bangun dah siang, ntar juga ada upacara bangg!!" Teriaknya kembali dari bawah tangga dengan suara yg mengisi di seluruh ruangan.

" Ya ampun ditaa... kamu ngapain teriak-teriak, masih pagi udah ribut aja sih" tanya mama rissa. Clarissa Aulyn Angelina, seorang ibu rumah tangga dari keluarga Saliva sekaligus mama Dita.

"Itu abang nggak bangun-bangun aku kan udah kesiangan" terangnya dengan raut wajah kesal. Radita Saliva Angelina anak bungsu dari keluarga saliva.

"Masih pagi dita, liat tuh baru jam enam" sambung papa adit sambil menunjuk lemari jam. Amarah Aditya Saliva, kepala keluarga dari keluarga saliva sekaligus papa dita dan rasya.

"Tapi dita piket hari ini" rengek dita.

"Masih jam enam sayangg" mama rissa mencubit pipi dita dengan gemas lalu pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan.

"Ish orang di jam aku u-" ucapan dita terhenti karna ia baru teringat jika jam yang digunakannya dipercepat 20 menit. Bukan hanya jam yang ia pake saja tapi semua jam miliknya sengaja dipercepat.

"Udah sana bantu mamamu, papa mau kekamar dulu, makannya nggak usah dicepetin jamnya" dengan tatapan geli ia mengacak-acak rambut putri bungsunya itu lalu pergi meninggalkan dita yang masih menggerutu.

"Ihh nyebelin banget sih" gerutu dita.

***

Jam sudah menunjukan pukul 06.45 tapi yang dapat dilakukan gadis itu hanya menggerutu tak jelas di dalam mobil. Kalau saja papanya sedang tidak ada meeting penting di kantornya pasti ia sudah berada di sekolah. Jadi dita terpaksa berangkat dengan abangnya yang sangat menyebalkan.

Brak

"Maap ya dek lama" lirik Rasya pada sang adik yang sedari tadi memasang wajah cemberutnya. Rasya Saliva Angkasa, anak kedua dari tiga besaudara. Satu-satunya kakak cowok dita yang nyebelin pake banget, jailnya ngga ketulung, dan suka bikin orang naik darah, sifat yang sangat tidak disukai dita. Tampa menunggu jawaban dari dita rasya sudah melajukan mobilnya.

Dita sudah tidak tahan lagi dengan kelakuan kakaknya yang kelewat santai, bagaimana tidak?! Kurang lima menit lagi pintu gerbang sekolah akan tertutup dan kakaknya ini masih bisa bernyanyi dengan gembiranya.

Ctakk

Seketika suara musik yang mengalun dalam mobil terpaksa terhenti. "Apaan si dek ganggu aja!" Tegur rasya dengan tangan yang sudah terjulur ingin menyalakan musik kembali tapi terhenti karna ucapan dita. "Lo nyalain musiknya, lo bakal liat gue mati gegara lompat dari mobil" celetuknya dengan nada dingin dan tajam khas seorang dita. "Siapa yang mau nyalain, orang gue mau matiin ac" rasya mengurungkan niat yang ingin menghidupkan kembali musiknya. Bukanya rasya takut pada sang adik hanya saja dita selalu membuktikan perkataannya. Pernah rasya ketahuan oleh dita karna tidak berangkat sekolah padahal ijinnya berangkat sekolah, dita mengancam bahwa ia akan mengadukan ke kepsek alhasil ortu rasya yang juga merupakan ortu dita dipanggil ke sekolah karena hal itu rasya tidak mendapatkan uang jajan selama sebulan. Masih banyak ancaman dita yang selalu ia buktikan. Lamunan rasya terhenti ketika gadis di sebelahnya mulai bereaksi "RASYA SALIVA ANGKASAA! MAU SAMPE KAPAN LO NYETIR KAYA SIPUT HUH!! KURANG LIMAA MENIT LAGI SEKOLAH TUTUP SYAA!!!" Teriaknya dengan amarah yang tidak terbendung lagi. Rasya refleks mengelus dada karena saking kagetnya mendengar terikan sang adik "Bentar lagi nyampe elah" balasnya santai. Mungkin adiknya tidak menyadari jika sedari tadi mereka sudah dekat dengan sekolah karena ia sibuk dengan emosinya. Mobil rasya memasuki halaman sekolah tepat bel masuk berbunyi, belum selesai rasya memarkirkan mobilnya ia dikagetkan oleh dita yang turun mendadak dari mobil.

Brakk

Suara pintu mobil ditutup dengan sangat keras. "Yalloh adek gue mati eh mati... eh rasya mulutnya" latah rasya sambil berucap sendiri. Rasya keluar dari mobil lalu melihat dita yang berlari tergesa-gesa "TAA LO NGGAK PA-PA KAKI LO NGGAK PA-PA KAN" teriak rasya dengan nada khawatir. Dita mengayunkan tangannya ke atas bertanda mengusir rasya agar menjauh darinya, seketika dita sudah hilang dari pandangannya. "Dasar adek lacnutc" kesal rasya lalu berjalan menuju kelasnya.

***

Terima kasih.
Menurut kalian gmn cerita ini??
Jangan lupa vote dan commentnya^^.

The Cold GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang