Kau tau rasa cintaku sangat besar untukmu, bahkan lebih besar dari kata besar itu sendiri.
.
..
.
..
.
..
.Author POV
Namanya Uchiha Sasuke. Hanya seorang anak laki-laki yg tampan dengan segala keangkuhannya.
Dia tak membutuhkan teman dan tak akan pernah menginginkanya. Tapi apakah dia akan merindukan seorang Uzumaki Naruto yg tidak masuk sekolah selama seminggu itu?
Jawabannya tentu tidak. Tapi pikirannya menyatakan hidupnya terasa kurang tanpa ocehan pernyataan cinta dari si Dobe idiot itu.
Oh ya. Tentang sakura kini kita bisa melihat si empunya sedang asik tidur di mejanya. Dan tentu saja Sasuke memperhatikan momen itu dalam diam tanpa ketahuan.
Jam menunjukan angka 9.45 dan bel akan berbunyi 15 menit lagi. Sasuke tak menyalahkan sakura yg tertidur dengan cantik di mejanya. Karena banyak anak yg juga tidur di kelas ini. Dan
Entah bagaimana definisi tidur cantik ala sakura menurut sasuke, mungkin jika semua hal yg sakura lakukan adalah cantik untuk Sasuke.
Guru yg menjelaskan materi juga nampak sudah enggan berlama-lama berada dalam kelas ini. Bisa dibilang kelas ini adalah kelas terlarang bagi para guru.
Selain isinya anak2 orang kaya dan pintar. Kelas ini keseluruhan isinya adalah berandalan, anak2 yg sok2an, dan para pemalas. Meski begitu mereka pintar dalam bidangnya masing2. Jadi para guru tak bisa memaksakan pelajaran mereka pada kelas yg berisi anak2 konglomerat dan berprestasi ini. Bisa2 bukan muridnya jadi tambah pintar tapi gurunya yg tambah pintar karena diceramahi dengan siraman ilmu milik dari masing2 murid.
Dan akhirnya bel berbunyi membuat para pencari mimpi bangun untuk mencari makanan di kantin. Dengan cepat, kelas dan dompet kosong serta kantin yg penuh berdesakan oleh para murid yg mencari asupan pengganjal siang ini.
"Shika punya kabar Naruto ?" Tanya Neji sambil memakan makanan yg dibelinya.
Shikamaru berdehem masih enggan menarik pipinya dari meja kantin yg mungkin sangat empuk untuknya hingga enggan bangun dari rebahannya.
"Heh Pineapple head, ditanya malah ngebo lagi Lo!" Seru Kiba melempar kue kering ke atas kepala shikamaru.
"Ck, dia ada urusan." Jawab Shikamaru kemudian.
" Sejak kapan? Dan berakhir kapan?" Tanya Neji lagi.
"..zz,"
"Si anjir, malah tidur lagi. Kagak laper apa?" Seru Kiba lagi.
Semua percakapan ini didengar oleh Sasuke yg notabenya duduk disamping meja 4 sekawan kurang satu itu.
Dia juga agak heran kenapa Naruto yg biasanya suka ngercoki dengan hal2 aneh tidak masuk selama seminggu dan itu tanpa surat izin, bukankah itu sudah melanggar peraturan sekolah.
Seharusnya si Dobe itu dapat sangsi seperti di skors mungkin. Supaya hidup Sasuke lebih indah dalam misi pengejaran sakura.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Unknown POV
Aku tak bisa
Aku tak bisa
Kucinta dia tak bisa menyakitinya.
Tapi dia menyakitiku.
Bisakah kau lihat sedikit saja
Aku masih tak sempurna tanpa kau sebagai penyempurnanya.
Ku terlalu cinta tanpa bisa menahannya.
End POV
Author POV
Detik berlalu menjadi menit. Dan menit berlalu menjadi jam. Lalu jam beralih menjadi hari. Serta hari mulai berjelma menjadi Minggu.
Ah tak terasa sudah hampir seminggu Naruto berada disini. Rasanya dingin dan sunyi. Dia benci suasana memuakan ini. Dia sangat2 benci. Dia lebih suka di sekolah dengan pandangan datar milik Sasuke yg menatap enggan pada wajahnya.
Dia rindu sasuke. Rindu sekolah. Rindu sahabatnya. Dia tak mau dikurung dalam tempat dingin dan sunyi ini.
"BERHENTI NGUSIK GUE KYUU. LO TAUKAN SIAPA YG SALAH DISINI. DAN LO, DASAR BAJINGAN. KENAPA. MALAH. NAHAN GUE KEK GINI. HAH. ANJING. LEPASIN GUE. FUCK," teriak Naruto yg kesekian kalinya ketika dia melihat Kyuubi dengan matanya.
Kyuubi hanya menggendikan bahunya sambil menatap datar dan dingin tanpa ada emosi didalamnya lalu menghilang lagi.
"ARGGGGG ARGGGGG BANGSAT BANGSAT ARGGGGG ARGGGG,"
TBC
14 Mei 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanpa Alasan
RandomTriangle Love. Naruto→Sasuke→Sakura. Uchiha Sasuke yang selalu hidup tanpa alasan. Yang selalu patuh melakukan apapun yg diperintahkan. Hidupnya bagaikan boneka kayu yang dikendalikan. Malas hidup matipun takmau. Sakura, hanya Sakura. Seorang gadi...