Pain's Go away

205 17 3
                                    

Ketika itu sudah terlalu menyiksa mungkin aku akan pergi saja.
.
.
.
.
.
.
.

Hari ini sangat cerah. Matahari membumbung tinggi diubun-ubun. Rasanya agak menyengat membakar kulit kepala. Sayangnya kepala Naruto terasa panas bukan karena itu.

Perih dan sakit. Jambakan dirasakan, rambut pirang patah jatuh mengenaskan.

"Jadi ?"

Naruto melirik ganas. Mata biru yang biasanya berbinar lincah menjadi memerah menahan amarah. Otaknya penuh dengan cara-cara membunuh orang yang menjambak rambutnya. Kebetulan rambutnya mulai memanjang sehingga tambah pula penderitaan.

"Gue benci lu Bangsat!"

Menma terkekeh,"heh,"

Naruto selalu benci mengakuinya. Mengakui bahwa bajingan setan penghuni neraka ini sebagai kakak kandungnya. Namikaze Menma, sosok kakak laki-laki yang memperlakukan adiknya sendiri seenak udelnya. Pemuda jangkung berambut hitam dan berkulit salju. Mata phoenix berwarna ruby, hidung tinggi dan bersenyum rubah. Oh jangan lupa tanda lahir yg persis sama seperti milik Naruto, tiga garis kumis kucing. Ketampanan yang menggoda seandainya kelakuan tidak seperti calon penghuni jahanam.

"Matilah perlahan,"

Bisikan halus mengalun keluar membuat mata Naruto membelalak.
.
.
.
.
.

Nara Shikamaru. Remaja laki-laki pemalas ber-IQ tinggi yang mempesona. Berniat tidur dengan nyaman tapi hanya menjadi impian.

Mengendarai mobil milik sang ayah dia sudah menunggu sejam di pertigaan yang dijanjikan. Matanya terkantuk-kantuk meskipun pada dasarnya mata itu selalu nampak mengantuk.

Ringgggg-

"Halo!"

"..."

Alis Shikamaru mengernyit,"halo!"

Menjauhkan layar hp dari telinga melihat apakah sambungan terputus.
Ini masih tersambung.

"Halo Gaa!"

Alisnya semakin mengkerut ketika mendengar suara kusak-kusuk diseberang. Hingga suara lirih terdengar.

"Help..."

Shikamaru berkedip sekali. Hatinya bimbang memilih menunggu Naruto atau menemui Gaara yang jelas-jelas meminta pertolongan. Suara lirih Gaara terdengar tidak biasa tapi permintaan Naruto juga jelas tidak biasa.

Memejamkan matanya erat. Tangan tebal segera menarik pintu mobil dan bergerak meninggalkan pertigaan dengan cepat. Otaknya lebih memilih pilihan ini.

Di samping jalan berjarak 20 meter bayangan hitam terdiam melihat kepergian Shikamaru. Selang 3 detik, bayangan bergoyang lalu limbung di jalan. Naruto tumbang.
.
.
.
.

Ino dan sakura adalah sahabat selamanya. Yeah, setidaknya itu pikiran mereka.

Patah hati yang diderita Ino kini telah menguap seperti tak pernah ada berkat uang Sakura. Yeah, uang yang diberikan oleh Naruto waktu itu. Mereka berbelanja dan nongkrong hingga puas menggunakan uang haram tersebut. Ups canda.

Malam masih panjang  ketika Ino melihat jam tangannyo baru bermerek ternama yang melingkar apik di pergelangan tangan kurusnya.

"Baru jam setengah 10, Sa. Lanjut ke mana lagi ini ?" gumam Ino melirik sahabatnya yang sadang menyetir mobil miliknya.

Sakura mengerutkan keningnya, memikirkan tempat yang bagus.

"Mau ke club ?" usul Ino menaik-turunkan alisnya. Membuat Sakura memutar bola matanya jengah. Membayangkan membawa Ino ke club ?! Lebih baik Sakura tiduran di rumah saja.

"Halah,  jan kira gw ga tau akal bulus Lu !!" Ino cekikikan. Padahal dia mau cari pelampiasan, minimal liat yang seger2 lah. Heh babi, kalo mau yg seger2 ya cari es buah anjer. Malah cari cwo!!

Mereka bedua masih berdebat entah ingin pergi ke mana selanjutnya sampai mobil  mereka terhenti karena ada kecelakaan atau apapun itu yang ada di depan membuat kemacetan.

"Sial! Siapa sih yang bikin macet. Nyusahin orang aja!" pekik Ino yang segera dipukul bibirnya oleh Sakura.  Kaga sopan emang tu bibir sahabat sehatinya. Meski Sakura  juga nyumpahin dikit di batin.

Ino membuka kaca jendela mobilnya. Kepo menguasai hati kecilnya. Dia dongkol karena terjebak didalam kemacetan ini. Mana orang2 pada brutal banget pencet bel mobil. Dikirai mobil miliknya bisa terbang gitu kek mobil punya Arthur Weasly.  Ituloh mobil di film HP. Tau kan ? Ga tau ya udah.

"Heh Pak!! Jan bel2 terus dong. Ini mobil saiya juga ga bisa maju. Berisik banget Anjer!!!" teriak Ino kepada mobil di belakangnya. Ngga tau isinya bapak2 kato emak2 tetep wae dipanggil  Pak2.

Tiba2 kaca kemudi diturunkan dan Ino membelalakan matanya ketika melihat orang yang melongok keluar dari mobil itu.

"WOI ANJ. PANGGIL PAK2 MATA LU. MASI MUDA GUE !!" balas Kiba iku  ngegas. Emang ni anak keknya minumnya pertamax turbo. Kenceng banget mesinnya.

"Lah sial. Ngapain lu di sini Kib ?!!" Sakura ikut melongok. Plis, ini mereka bertiga tereak2 di jalan kaga malu apa ya.

"GUE ..! Gue...AAAH KEPO LU. URUSAN COWO GA USAH IKUT2!!" Mobil Kiba membalap dengan lihai ketika melihat ruang kosong. Tereak2 gitu masih perhatiin jalan aja lu Kib. Apalagi ayangmu nanti. Eh

"Ih sialan banget tu anak. Mentang2 cowo!" beliin anak sembarangan, lanjut

"Ngajak berantem emang," lanjut Sakura. Ino berkedip batinnya dilengkapi Sakura.  Emang kalo sahabat sehati ga jauh beda pemikirannya yak.

Beberapa menit kemudia lalu lintas mulai lancar dan mereka lanjut menuju rumah Sakura.  Tapi mampir dulu di Chinamaret terdekat. Nyari pengganjal. Hooh pengganjal sekeranjang. Emang woman ☕.
.
.
.
.
.

KIBA POV

"NARU ANJG!! " umpatnya lancar dalam kecepatan 120 km/jam. Kebut2an saat berkendara tidak baik ya adick2 sekalian. Jangan ditiru. Emang Kiba aja yang to/to/tololllll banget (kata  om Dedi).

Mari kita kembali ke beberapa menit yang lalu untuk mengetahui apa yang sadang terjadi hingga membuat Kiba  si Anj bacot ini kebut2 an begitu.

Waktu itu jam menujukan pukul 21.30 di jam dinding  berwarna  coklat di kamar Kiba. Empunya sadang bermeditasi, eh bukan sadang memikirkan sesuatu yang ada di hatinya.

"Si Naru  baik2 aja kaga ya?! Aduh tolol banget emang gue bisa2nya lawan anak Anbu. Jnck emang ini kesialan." Kini dia mulai berjalan bolakbalik. Gusar hatinya tuh ama keadaan sang sahabat tercinta.

"Gimana kalo dia kenapa-napa ?!! Duh sial. Lah sebodo amat dimarahin juga gue. Mending dipukul Naruto daripada dia kenapa-napa,"  keputusannya sudah bulat. Hingga dering telpon terdengar.

Begitu syulit lupa kan Kiba~
Apa lagi Kiba baiqqq~

"Halo ?"

Muka Kiba  mengkerut mendengar suara orang yg familiar dari nomor togel yang menghubunginnya.

"Ok2, terus lu di mana ?! Tolongin buat jaga bentar! Awas aja lu tinggal !!!" ucapnya sambil  berlari terburu menuruni tanggal dan meraih kunci mobilnya.

Gubrak, pakek jatoh segala ini.
"Hati2 dek. Mau ke mana malem2 gini ?" kan ketahuan Mamahnya.

Kiba nyengir sambilan berdiri mwnutupi raut khawatirnya. Masih dengan telepon di telinga," Mau ke party Mah. Udah telat ini. Kiba pergi dulu." ucapnya setelah mengecup pelipis sang Mamah.

"Iya2 ini otw anjer!! Naruto gimana ?"

"HAHHH!!!"

"Ok2. Tungguin,"

Dengan itu Kiba menerjang segala rintangan.
.
.
.
.
.

Sementara itu,

"Mati ?"

Tbc naq

Ne. Im back :")

7 Nov 2022


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 07, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tanpa AlasanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang