Prolog

41.7K 803 23
                                    

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Larian Hady Wijaya itu lah nama yang di berikan oleh keluarganya, menjadi anak bungsu dari keluarga besar Thomas dan Wijaya membuatnya tidak bisa bebas melakukan apa yang ia inginkan. Bahkan dalam urusan cita- cita dan takdirnya pun sudah di tuliskan oleh keluarganya. Larian hady wijaya adalah penerus keluarga wijaya selanjutnya. Di tambah wanita yang bernama Silvani Azira Anggara. wanita itu yang selalu bersikap sok berkuasa seolah Larian adalah miliknya. Menurut Larian, Silvani ini wanita yang tidak tau malu, walau pun Larian sudah bersikap acuh dan dingin, kadang juga memakinya. Bahkan Larian tidak segan- segan memaki dan mengeluarkan kata- kata kasar untuk mengusir Silvani. Namun memang dasar wanita keras kepala dan tidak tau diri, meski di perlakukan dengan buruk Silvani masih aja menempel pada Larian.

"Larian.?" panggilan itu terdengar membuat Larian berdecak kesal

"Larian... Ihhh... Ngapain kamu tiduran di lantai kayak gini.?" tanya seorang wanita sambil menggoyang- goyangkan tangan Larian

"Kamu mabuk lagi.?"

Larian berdecak kesal saat mendengar suara yang amat sangat ia hafal itu terus terdengar begitu dekat di iringi sentuhan di tangan Larian

"Brisik.! Bisa diem gak.!" seru Larian menepis tangan wanita itu namun tak selang beberapa lama Larian merasakan kembali tangannya di tarik.

"Disini dingin... Nanti kamu sakit..." wanita itu kembali berucap sambil menyampirkan tangan Larian di bahunya

"Aku anter ke kamar kamu..." ucap wanita itu sambil mencoba mengangkat tubuh Larian dengan susah payah

"Gak usah perduliin gue..." Larian menarik tangan-nya yang berada di bahu wanita itu

"Pergi yang jauh... Gue muak liat muka lo.!" Larian berucap dengan suara yang meninggi dan terlihat pria itu meneteskan air mata

Sementar wanita yang berusaha menolongnya menatap wajah Larian dengan dada yang sesak. terlihat kesedihat di wajah wanita itu. terdengar hela-an napas berat dari bibir wanita itu

"Bahkan di saat mabuk pun kamu menolakku... Apa kamu sebegitu gak sukanya sama aku.?" wanita itu berguamam dengan dada yang semakin sesak dan sakit

"Gue mohon sama lo." Larian berucap sambil menyatukan kedua tangannya

"Pergi jauh- jauh dari hidup gue, Jangan dateng lagi kerumah gue, Jangan ganggu hidup gue lagi." Larian kembali berucap dengan suara serak dan menundukkan kepalanya, setelah itu terdengar hela-an napas dari bibir larian.

"Jangan ganggu cewe gue lagi, jangan ganggu hubungan gue sama cewe gue lagi..." Larian berceloteh dengan kepa yang masih menunduk semetara wanita yang di ajak bicara hanya diam membisu sambil menatap pucuk kepala Larian

"Gue udah gak bisa bebas pilih cita- cita gue, karena nama besar gue... Karena itu biarin gue bebas tentuin jodoh gue..." Larian terus mengoceh

Wanita yang ada di hadapannya hanya bisa mendengarkan dan merasa kasihan dengan Larian yang harus memikul bebas dari keluarga besarnya, dengan rasa kasihan dan tidak ingin membuat beban lagi pada Larian, Wanita itu pun bertekat tidak akan mengganggu Larian atau muncul lagi di hadapn pria itu.

Dengan senyum hambar dan terpaksa "Aku janji gak akan nemui kamu lagi." wanita itu menangkup kedua pipi Larian agar Larian menatapnya

"Aku bakalan pergi... Aku janji." wanita itu berucap dengan suara bergetar

Larian tertegu mendengar janji wanita itu, dan saat wanita itu menunjukan senyum di bibirnya.


****

"AAA... Sakit... Larian... Stop... plis Larian stop..." triak-kan kesakitan itu terus terdengar dari bibir seorang wanita yang berada di bawah kungkungan pria yang bernama Larian.

Meski sudah memohon untuk menghentikan kegitannya namun tidak membuat Larian menghentikan kegiatan-nya, yaitu mengeluar masuka kejantanannya di dalam kewanitaan wanita itu.

Setelah dua jam berlalu dan dua kali pelepasan Larian menghentiakn kegiatannya, setelah selesai dengan kegiatannya Larianmu ambuk tak sadarkan diri di atas tubuh wanita yang masih terisak itu.

Dengan tangan yang bergetar dan tenaga yang tersisa, wanita itu pun mendorong tubuh Larian hingga tubuh pria itu tersingkir dari atas tubuhnya.

Dengan gerakan pelan wanita itu pun menurunkan kakinya kelantai, wanita itu memaksakan diri untung bangkit dari tempat tidur itu, dengan kaki yang bergetar wanita itu hendak melangkah namun belum sempat melangkah wanita itu sudah tersungkur di lantai

Dan tangisan kesedihan dan pilu pun terdengar dari bibir wanita itu, di saat tangisanya terdengar sangat kesar olehnya sendiri wanita itu pun membekap mulutnya sendiri, agar tangisannya tidak terdengar oleh siapa pun.

Setelah merasa lebih baik wanita itu menghapus sisa- sisa air matanya yang ada di pipi dengan punggung tangan.

Dengan gerakan pelan dan sesekali meringis karna rasa sakit di area kewanitaannya, wanita itu memakai satu persatu bajunya.

Sesekali air mata wanita itu turun membasahi pipinya, namun dengan cepat si wanita menghapus air mata dengan punggung tangan, setelah memakai maju dengan lengkap wanita itu pun mulai melangkah.

Dengan tertatih namun pasti wanita itu sudah sampai di depan pintu, tangan wanita itu ter-ulur untuk membuaka pintu, pintu sudah terbuka sedikit wanita itu menyempatkan untuk menoleh kearah tempa tidur.

"Maaf..." gumam wanita itu dengan air mata yang semakin deras keluar membasahi pipinya.

*****

Senin.20.april.2020

23:37

Aku mulai publikasi ulang...
Ada sedikit perubahan... Hehehe...

Senin.12.April.2021
17:19




Like Husband, Like sonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang