Aya kamprett

31 2 0
                                    

"Gak usah gengsi lo, gua bilang makan ya makan" sip aya langsung menyambar piring tersebut dan memakanya sampai habis.
" Yaudah kalau lo maksa." ucap aya.

Kini aya dan rama tengah diperjalan pulang.
" Rumah lo di mana ?"
" Anterin di apartemen lintang hasta aja"
Setelah sampai di halaman apartmen, rama langsung pulang tanpa bicara terlebih dahulu dengan aya.
" Woy makasih." teriak aya sambil melambaikan tangannya kepada rama yang sudah melajukan montor sportnya.
Di kamarnya aya sedang merenung memandang kaca apartemen yang memaparkan kerlap-kerlip malam kota. Pikirannya mengarah pada kisah bahagianya dulu, dan ia juga mengkhawatirkan keberadaan yuna yang selalu mengintai aya. Lebih tepatnya yuna begitu terobsesi terhadap aya. Aya mulai beranjak dari kasurnya dan mengambil buku diarynya, ia menuju ke balkon apartemen yang kini suhu udaranya mulai dingin karena larutnya malam dan angin yang mengarah dari laut. Aya mulai menguntai penanya pada kertas berwarna coklat susu tersebut.

Atmaku beradu pada jejal
Qolbu semakin kampa
Serasa buana tanpa asmaraloka
Indurasmi petang tanpa baskara
Hayati kini hirap
Sebab hayat yang meraksa
Anak daramu kini sesat
Merasa tak adil dalam dunia
Syurgaku menolak
Tertakdirkan masa terkelam 

Aya menguntai kata demi kata yang melintas dalam pikirannya. Sampai akhirnya ia mulai merasakan dingin nya malam dan tidur dengan harapan mimpi yang indah.

Hari ini akhir pekan, dimana semua pelajar dan pekerja mulai merefres otak yang lelah berfikir dalam beberapa hari sebelumnya. Aya berniat untuk bangun sepagi mungkin agar ia dapat jogging di tempat ini, taman merpati. Di taman ini banyak pohon-pohon rindang. Udaranya sangat sejuk, banyak sepasang kaki hang berada di taman ini, apalagi di akhir pekan ini. Aya tak lupa juga untuk mampir ke toko lukis yang ia kembangkan sendiri. Biasanya setiap pekan ia mengadakan free painting lesson atau les melukis gratis. Peminatnya banyak. Memang lukisan aya memiliki pesan tersendiri yang banyak orang tidak mengerti, sehingga menambah nilai keprofesionalan aya.
" Selamat pagi painter.."
" Selamat pagi Aya.."
"sekarang kita akan belajar tentang bagaimana melukiskan perasaan kita. Pertama-tama kalian harus merefres pikiran kalian, fokus terhadap apa yang kalian rasakan, bayangkan objek objek yang ada di sekitar peristiwa yang memunculkan perasaan kalian, dari titik, garis, lengkungan, terserah sampai kalian bisa puas dengan apa yang kalian corat-coret. Biasanya kalau kalian sedang sedih pasti hasil gambarannya gak ada rasa, kayak misalnya kamu gambar gunung, nah pasti kalau sedih gunungnya cuma bentuk-bentuk gunung aja, kalau biasanya si painter sangat happy, ia akan melukis dengan sangat rapi dan padu pada objek, sebaliknya jika painter sedang banyak pikiran atau beban rasanya pun ia goreskan pada lukusan yang ia lukis. "

30 menit berlalu
Kini aya sudah berada di dalam mall candy interest. Aya membeli kebutuhan bulanan dan sedikit bermain game yang memang disediakan. Usai membeli dan bermain ia langsung bergegas ke apartemennya berniat untuk istirahat dan mengerjakan tugasnya.

San3ne abah
Semangat terus gaess**
Semoga bumi kita lekas sembuh
A
M
I
I
N
.
.
.

Because You GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang