Perlahan

3K 178 13
                                    

Canggung. Semua orang yang ada di dalam tempat pertemuan di kerajaan Kegelapan terdiam. Kenzie yang melihat itu hanya dapat menghela nafas kasar.

"Baiklah, kita akan mulai cerita ini dari mana?" tanya Kenzie ang akhirnya memecah keheningan.

"Kita mulai dari kelahiran Devian," ucap Sang Raja yang membuat Kenzie menoleh pada Sang Raja.

"Maafkan Hamba Yang Mulia, Hamba tidak terlalu tau secara mendetail dari kelahiran Devian," ucap Kenzie yang menatap Sang Raja canggung.

"Aku akan menceritakannya. Karena aku terlibat dalam masalah ini sejak awal," ucap Sang Raja yang membuat Devian menegang. 

"Devian lahir di gerhana bulan yang ke seribu dan kami percaya jika anak yang lahir pada malam itu akan memiliki kekuatan setara dengan Dewa. Dan anak itu Devian. Saat berumur 3 tahun, tepat saat gerhana matahari total, itulah awal dari semua ramalan dan teka teki ini."

Flashback on

"Putraku, malam ini adalah malam gerhana bulan yang ke 1000. Pada malam ini jika ada seorang anak yang lahir kau harus mengadopsinya menjadi anakmu," titah seorang laki laki paruh baya yang tengah duduk di singgasananya.

"Hamba akan melakukannya Ayahanda," ucap Laki laki yang tengah menunduk hormat.

"Pangeran... Putri Lamia akan melahirkan sekarang," ucap seorang pelayan yang tiba masuk. Wajahnya seketika pucat saat melihat Sang Raja menatapnya tajam.

"Hamba akan melihat keadaan Lamia," ucap laki laki itu dan undur diri ari hadapan Sang Raja.

Laki laki itu berlari dengan kencang sepanjang lorong yang gelap dan sepi. Sesampainya di depan sebuah kamar, ia mendengar jeritan kesakitan wanita yang tak lain adalah Lamia.

"Akh...!" teriak seorang wanita muda yang perutnya membuncit. Mata merah sang wanita menatap ke arah luar. Tepat saat bulan ditutup sempurna, Tangisan bayi terdengar yang namun hawa dingin juga menyertai tangisan bayi itu.

"Lamia!" panggil laki laki itu dan wanita itu menoleh kearah laki laki itu. Sebuah senyum terbit yang membuat laki laki itu terseyum kaku.

"Pangeran, Putri Lamia melahirkan seorang putra yang sangat tampan," ucap pelayan yang membantu proses kelahiran serta menyerahkan bayi yang ada di gendongannya pada laki laki itu.

"Siapa nama putra kita Ad?" tanya wanita itu lembut pada laki laki itu yang tak lain adalah Pangeran Adrian.

"Devian, Devian Raynard el Lusifer," jawab laki laki yang di panggil Ad.

"Kau menempatkan nama leluhur kita di namanya? Mengapa tidak nama kerajaan kita?" tanya Lamia.

"Dia akan menjadi penguasa bukan hanya di kerajaan kita saja," ucap Ad dan tepat setelahnya bayi itu membuka matanya.

"Dia bukan putra mahkota Ad," ucap Lamia dan tersenyum teduh.

Mata hitam pekat yang begitu mengidimitasi Ad yang mengendongnya. Ruangan itu kembali mendingin. para pelayan memohon undur diri karena tak sanggup menahan dinginnya ruangan itu.

"Kemarikan purtaku Ad," ucap Lamia dan bayi Devian berpindah ke gendongan Lamia. Bayi itu tidak menangis ataupun tertawa. Bayi itu menatap mata merah Lamia dan setelahnya mengangkat tangannya untuk membelai wajah lelah Lamia.

Setelah berhasil menggapai wajah lelah itu, ruangan berangsur angsur menghangat.

"Putraku merasa terancam bersamamu Ad," ucap Lamia dan tertawa kecil.

.   .   .

Sudah 3 tahun sejak kelahiran Devian ke dunia ini. Devian bukanlah bayi yang rewel bahkan terkesan pendiam. Dia tidak bisa disentuh oleh semua orang, dia hanya ingin bersama orang orang tertetu yang ia suka. Pernah sekali ia digendong oleh orang yang tidak ia sukai, Bayi Devian tak segan segan menarik serta menggigit orang itu bahkan mengeluarkan hawa yang sangat tidak enak.

The Element SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang