Behind The Poison Chamber

347 18 9
                                    

Authorkaytalist

Cast :
Twice Sana
UP10ON/X1 Woseok
Twice Dahyun
Elris Sohee

Bagi Sana, tidak lengkap rasanya kembali ke Hogwarts tanpa disambut acara makan malam bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagi Sana, tidak lengkap rasanya kembali ke Hogwarts tanpa disambut acara makan malam bersama. Salah satu kegiatan utama dimana semua siswa dari empat asrama bisa berkumpul santai tanpa beban sebelum dijejali materi pelajaran semester baru.

Aroma ayam panggang, kue cokelat sampai wangi buttlebeer yang menguar mampu menghangatkan suasana hatinya. Belum lagi suara piring, sendok dan garpu yang beradu dipadu dengan canda tawa teman-teman dari berbagai angkatan. Maklum saja, sebagai anak tunggal dengan orang tua super sibuk, mendapat kesempatan untuk bersekolah di asrama yang dipenuhi para siswa sepantaran membuat rasa kesepian di rongga dada Sana memudar. To tell the truth dia sudah tidak sabar kembali ke Hogwarts sejak dua minggu yang lalu.

Ini tahun kedua sejak gadis Minatozaki bergabung menjadi bagian dari asrama Hufflepuff— yang berarti sudah dua tahun juga dia berhenti berbicara dengan sang tetangga, Wooseok.

Sana tidak mengerti mengapa pemuda Kim itu mengacuhkannya sejak mereka tiba di Hogwarts. Apa karena ia terkejut dengan kenyataan Sana juga keturunan penyihir? Kalau soal itu Sana juga baru menemukan fakta tersebut tahun lalu. Seakan itu belum cukup membuatnya kaget, rahang Sana juga dibuat drop saat tahu Wooseok ternyata penyihir keturunan darah murni. Selama di Osaka, laki-laki keturunan Korea itu memang tinggal bersama paman dan bibi dari bangsa muggle.

Terkadang Sana tidak bisa tidak berpikiran negatif. Wooseok mungkin mendepaknya dari lingkaran pertemanan karena Sana berasal dari Hufflepuff, berbeda dengannya yang terpilih dalam fraksi Slytherine. Sudah menjadi rahasia umum, asrama yang berlambang ular itu mayoritas dihuni oleh anak-anak yang menaruh kepalanya di atas langit. Arogansi tinggi membuat mereka cenderung meremehkan penyihir dari kalangan campuran.

Berbicara tentang disepelekan dan dianggap kecil sepertinya sudah makanan sehari-hari anak asrama Hufflepuff, termasuk Sana. Kenyataan jika Hupplefuff mau menerima siswa yang ditolak tiga asrama lain menjadikan asrama ini identik sebagai sarang anak buangan. Padahal kenyataannya menjadi penghuni asrama dengan warna dominan kuning tidak semudah itu. Hanya mereka yang berjiwa lapang, sabar dan pecinta damai bisa bertahan di sini.

Mungkin luwak hutan yang menjadi maskot asrama mereka memang terlihat lucu dibanding maskot asrama lain. Namun, di dunia nyata hewan ini sebenarnya pemburu handal. Lucunya binatang yang potensial menjadi kudapan mereka antara lain adalah elang dan ular— maskot asrama Ravenclaw dan Slytherine yang dianggap lebih unggul dari Hupplefuff. Selain itu luwak hutan sendiri juga tidak takut dengan menantang raja hutan (Singa-maskot Gryfindor) jika kondisi mengharuskan demikian.

"Huaaaa!"

Teriakan Dahyun mengakhiri kontemplasi Sana. Ia memandang sahabatnya itu dengan seraut wajah yang dibalut rasa bingung dan kesal.

The Mistery of Hogwarts | 96 lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang