Part 19

98 0 0
                                    

Perkawinan Sedarah

Part 19

Sepeninggal Aryo dan Nuning, Rudianto kembali masuk ke kamar, meninggalkan Broto di teras. Rudianto ingin menyendiri. Dia merasa frustasi karena memikirkan kejadian-kejadian yang belakangan ini dialaminya. Kepalanya seperti mau meledak.

Pertemuan dengan Rustika, pembatalan pernikahan Aryo, pertemuan dengan keluarganya, masalah hubungan Aryo dan Rustika, juga hubungannya dengan sang istri membuat laki-laki itu merasa perlu untuk rehat sejenak dari persoalan yang menghimpit.

Rudianto menarik-narik rambutnya. dia bentur-benturkan ke dinding. BerhKepalanyaarap sedikit mengurangi sakit kepala yang dia derita.

Namun, semua itu percuma saja, tak bisa menghilangkan sakitnya. Karena rasa sakit yang sesungguhnya ada di hati dan pikiran laki-laki itu. Dia membutuhkan seorang psikiater, bukan dokter.

Berbagai kejadian berseliweran dalam benaknya.Terbayang lagi saat dia pergi ke rumah sakit untuk mengambil hasil test DNA. Dia merasa berdebar-debar menunggu hasilnya.

Jika memang tak ada darahnya yang mengalir di tubuh Aryo, bisa dipastikan kalau Broto akan mendesaknya untuk menikahkan Aryo dengan Rustika.

Namun, jika terbukti dalam tubuh Aryo mengalir darahnya, maka, dialah satu-satunya orang yang patut disalahkan atas kegagalan pernikahan Aryo.

Rasa bersalah menghantui Rudianto. Semua itu karena perbuatan yang dia lakukan di masa lalu. Harusnya dia menjaga amanah yang dititipkan almarhum adiknya, tetapi dia malah menodai amanah itu. Bahkan, keberadaan Nisa itu juga karena kesalahannya.

Setelah Rudianto mengetahui hasil test itu, dia merasa lega sekali. Beban berat yang selama ini menghimpit, terasa hilang saat mendapatkan kenyataan itu. Dia bersyukur, bahwa yang selama ini dia takutkan tak menjadi kenyataan.

Sepulang dari rumah sakit, dia dihadapkan pada pilihan untuk segera memberi tahu Nuning atau menyimpan rahasia itu. Namun, hati kecilnya merasa tak tega jika terus-menerus menyembunyikan fakta itu. Apalagi, kelangsungan hubungan Aryo dan Rustika tergantung padanya.

Nuning segera memasuki kamar setelah dia panggil. Raut wajahnya menyiratkan rasa penasaran. Rudianto menebak, pasti Nuning akan terkejut jika mendengar berita itu.

"Ada apa, Yah? Pagi-pagi udah buat penasaran aja?" tanya Nuning.

"Duduk sini, Ning!"

Rudianto menepuk-nepuk pinggir ranjang agar Nuning duduk di sana, di sampingnya.

"Ning, apa kamu mencintaiku?" tanya Rudianto setelah Nuning berada di sampingnya.

"Mas ini aneh, lho! Habis dari mana sih, kok datang-datang nanyain itu?"

Bukannya menjawab, Nuning malah menertawakan Rudianto.

"Aku serius, Ning!"

"Kenapa masih harus dipertanyakan, Mas? Bukankah aku sudah membuktikannya selama puluhan tahun bersamamu?" 

"Kamu mencintai orang yang salah, Ning!"

"Apa maksudmu? Mas tak mencintaiku? Lalu apa artinya bertahun-tahun Mas tinggalkan keluarga demi aku?"

"Bukan itu maksudku. Yang kamu cintai Rudiatno, kan? Bukan Rudianto?"

"Lalu, apa hubungannya dengan kakak kembarmu itu, Mas? Bukankah Mas pernah cerita kalau dia meninggal?"

"Semua itu ada hubungannya dengan Rudianto. Karena yang ada di hadapanmu ini adalah dia."

"M-mas i-ini Rudianto?" tanya Nuning.

Perkawinan SedarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang