Part 23

174 4 0
                                    

Perkawinan Sedarah

Part 23

Pagi-pagi sekali, Aryo diantar oleh Rudianto mendatangi pool bus untuk mengambil motor. Setelah memastikan baik-baik saja, Aryo segera memacu motor itu menuju rumah Rustika.

Ayah dan Pakdhe sudah memberikan lampu hijau padanya untuk menikahi Rustika. Dari hasil test DNA, Aryo memang anak Rudiatno, bukan Rudianto. Golongan darah Aryo pun mewarisi golongan darah Rudiatno.

Rudiatno bergolongan darah AB, sedang Nuning golongan darahnya O. Aryo sendiri golongan darahnya A. Itu sesuai dengan rumus bahwa jika seorang ibu bergolongan darah O dan ayahnya AB, maka anaknya akan bergolongan darah A atau B.

Sedangkan Rudianto bergolongan darah B. Jika menikah dengan Nuning yang golongan darahnya O, maka anaknya bergolongan darah O atau B. Dan itu terbukti pada Nisa yang bergolongan darah O.

Sepanjang jalan, Aryo merasa berdebar-debar karena hendak bertemu dengan kekasih hatinya. Kenyataan bahwa mereka adalah kakak-beradik sempat mengguncang pikiran, juga membuat kekecewaan dalam hatinya. Dia merasa tak rela jika harus berpisah dengan Rustika karena hatinya telah tertambat pada gadis itu.

Namun, sekarang semua rahasia telah terungkap dan dia pun semakin mantap untuk menjadikan Rustika sebagai istrinya, bukan lagi sebagai saudara sepupunya.

***

Rustika sedang melayani pembeli di warung saat melihat sebuah motor yang sangat dikenalnya datang.

'Itu motor Aryo. Kenapa dia bisa sampai ke sini? Apakah dia tak bekerja lagi?'

Pertanyaan-pertanyaan itu terlintas dalam benak Rustika.

"Assalamualaikum," sapa Aryo begitu mendekat.

"Waalaikumsalam," sahut Rustika.
"Duduk dulu sebentar, ya, aku mau notal belanjaan dulu," imbuhnya.

Aryo pun duduk di bangku yang tersedia di depan warung. Dia mengamati sekilas warung yang sekarang menjadi lebih besar dan lengkap itu. Dia tersenyum saat melihat Rustika sibuk menghitung barang yang dibeli oleh seorang perempuan setengah baya.

"Eh, ada Nak Aryo, to!" seru Nenek saat baru datang dari rumah.

"Eh, iya, Nek. Apa kabarnya, Nek?" tanya Aryo sambil mencium takzim punggung tangan Nenek.

"Alhamdulilah, baik, Nak. Lha Nak Aryo kok bisa ke sini apa ndak kerja?" tanya Nenek.

"Aryo sudah keluar kerjanya, Nek. Sekarang Aryo mau kerja yang dekat rumah aja," jawabnya.

Rustika sudah selesai melayani pembeli. Dia pun menyuguhkan minuman dan kue-kue yang ada di warung, lalu duduk di dekat sang nenek.

"Nek, sebenarnya Aryo ke sini karena ada hal penting yang harus  Aryo sampaikan. Ini mengenai hubungan dengan Tika," ucap laki-laki itu dengan wajah yang serius.

"Tentang apa, ya, Nak? Bukankah semuanya sudah jelas?" tanya Nenek.

"Maaf, Nek. Sebenarnya, ceritanya panjang sekali," kata Aryo.

"Ya sudah, Nenek panggilkan Marni dulu untuk berjaga di warung. Kita bicara di rumah saja, ya," usul Nenek sambil beranjak.

Nenek pun berlalu dari hadapan Aryo dan Rustika. Aryo tersenyum-senyum sambil memandangi Rustika.

"Apa kabar, Cantik?" sapanya.

Seketika, semburat merah langsung membayangi pipi Rustika. Dia menjawab sapaan Aryo dengan gugup.

"B-baik, M-mas."

"Mas?" Aryo tergelak mendengar Rustika memanggilnya dengan sebutan itu.

"Bukannya itu yang kamu bilang waktu kita baru pertama bertemu?" Rustika mengingatkan.

Perkawinan SedarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang