Chapter 1 : Saat itu

834 102 42
                                    

Berjalan menyusuri lampu jalanan. Melewati toko-toko yang berjajar sepanjang jalan. Ia berniat pergi ke toko buku untuk membeli buku terbitan terbaru yang ditulis oleh penulis favoritnya, bahkan terdapat tanda tangan eksklusif darinya dan terbatas.

Jaraknya yang tak begitu jauh dari rumah membuatnya memutuskan untuk berjalan kaki. Suasana tengah kota yang padat akan keramaian menambah suasana ramai saat itu. Banyak orang  berlalu-lalang di depanku dengan tergesa-gesa. Itulah perkotaan yang disibukan oleh pekerjaan pagi, siang, ataupun malam. Dan terus berulang.

Setibanya di toko buku, banyak orang berkerumun di salah satu rak toko itu.

"ada apa yaaa, Rame amat?" pikirku bingung.

"kak...kakk... Ganteng amat sihh... Minta fotonya dongg" teriak orang-orang.

Karena penasaran, tanpa pikir panjang ia langsung menghampiri keributan tersebut. Seorang pria, dengan wajah polosnya hanya tersenyum pada wanita-wanita yang mengerumuninya.

Oh, dia Nanda teman kelasku yang kemarin baru pindah ke kota ini dan ke sekolahku tentunya. Memang dia ganteng. Pantes wanita-wanita itu suka padanya. Kalo wajahku sih standar aja, kalo aku cantik mungkin saat ini aku udah punya pacar. Tapi nyatanya belum tuh. Prinsip ku itu berteman aja dulu.

Kiana gadis biasa yang hidup di tengah kota, menjalani kehidupan sehari-hari tanpa merasakan adanya cinta sampai dia datang dikehidupannya.


.
.
.

Pagi ini kiana berangkat ke sekolah seperti biasa. Naik bus dari rumah dan berjalan kaki dari gerbang sekolah.

"kianaaa,, kabar bahagiaaa" seru sani yang berteriak dari belakang. Sani itu teman kelasku atau bisa dibilang sahabatku entah apa dengannya kali ini. Mungkin dia akan bercerita tentang idolanya atau oppa nya itu.

"aduhh,, berisik tau malu diliatin orang" bentakku. Dan dia langsung merangkul pundakku.

"ih naaa, oppa aku bakal datang ke indo dongg, seneng banget, liat mereka tampil pasti seru, nonton konsernya yuukk" dengan mata melasnya sani membujukku untuk ikut dengannya pergi ke konser.

"emmm oke oke bolehh, asal lo aja yng traktir yahh"

"baiklah uri cingu, tenang sajahh, kamu tau kan aku akan lakukan apapun untuk oppa, termasuk menraktir kamu, kamu kan sahabatku" senyum bahagia sani.

Sani memang suka akan hal-hal berbau korea. Apapun akan dia lakukan untuk itu. Pantas saja, karena orang tuanya sangat mendukung hobi anaknya ini, karena sani adalah anak semata wayang, mereka sering kali memanjakannya.

Kiana sempat iri, tapi tak apa, kiana selalu mensyukuri dengan apa yang ia punya. Dia juga suka dengan apa yang sani suka tapi sewajarnya saja gak sampe separah sani sih.

"yook kita ke kelas" ajaknya.

-

"eh san, lo tau kan nanda, anak pindahan kelas kita?" tanya ku.

"iya, kan dia udah ngenalin diri didepan kelas kemarin, gimana sih" nada mengejek.

"iya aku tau, gue kemarin liat dia dikerumunin wanita-wanita sekolah lain lohh" nada ngegibah orang.

"liat dimna?" tanya sani penasaran.

"kemarin, pas gue mau beli buku, terus liat dia, awalnya sih gak tau karena rame banget kan, disamperin deh, eh beneran dia, populer bgt kalo diluar sekolah."

"na, lo tau gak ada apa tentang dia, gue juga baru denger dari orang-orang nih (berbisik) rumornya dia itu suka sesama jenis lohh"  bisik sani mendekati telingaku dan melihat sekeliling kelas dengan sinis.

"whattss" teriak kagetku, sontak teman-teman kelasku memandangiku.

"gk mungkin lah, masa ganteng gitu gak suka sama cewe" tanyaku meyakinkan.

"yaa, gak tau juga sih, cuma katanya." jawab sani.

Bel menandakan masuk kelas berbunyi. Nanda si anak pindahan itu, memilih duduk di bangku pojok paling belakang, yang dekat dengan jendela yang sedang terbuka. Karena cerita dari sani tadi membuat kiana penasaran tentang rumor itu, apakah benar?


To be continue... *

KIANA & NANDA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang