(10). aku hampir merasakannya.

11 2 0
                                    

Kelas menjadi angker untuk dua orang satu meja ini, keduanya tak saling menyapa seolah tak memiliki memori untuk di ulang dan alarm sebagai pengingat bahwa mereka telah sahabatan sejak lama.  Nia hanya memiliki keberanian untuk berbicara kepada Bowo.

  kedua mata saling melirik sinis.  Rara benar-benar marah kepada Nia.

  "Ra-"

tak sempat menyapa penuh, rara malah mendecis tak senang.

  "Ck. "

"Rara, aku teh-"

"diem. "

Rara merubah posisi duduk menjadi menyerang ke arah samping kanan.

"Rara udah enek ya sama nia?  rara,  nia tuh benar benar ga faham sama semua ini."

Perkataan Nia tak di gubris oleh nya.

  "Rara, tolong. Jangan cuekin nia. "

"LO DIEM ATAU PERGI? "

Pulang sekolah,  rara pergi dengan cepat menenteng tas dibahu sebelah kanan tanpa memperdulikan Nia.

  "Hey, kenapa sih? " Bowo menyentuh pundak Nia.

"gatau. capek. "

"eee udah ah yuk aku anter."

"Bowo. aku mau nelpon devin aja. kamu pulang deluan a-"

"eh Nia. jangan menunggu yang ga pasti.  kan kamu belum nelpon dia. besok aja kalau mau dia yang jemput,  dibilang dari awal biar ga nunggu lama. sekarang kamu pulang sama aku aja dulu,  takutnya kan nanti-"

"Oke, iya bowo. "

Nia tak biasanya menjadi pribadi yang menurut seperti ini. benar benar membingungkan.

  "Teh,  ada titipan. "
Pak satpam menyapa sambil memberi sepucuk surat.

Nia mengambil, "Dari siapa pak? "

"gak tau teh, baca aja. "

Bowo yang menyaksikan kejadian itu berkata "Gak jadi ke toilet dulu? "

"Oh iya wo. titip ini ya. " diberikannya kertas itu lalu ke toilet dengan santai.

  Namanya SARBOWO PUTRA VERNANDO. salah satu keturunan keluarga vernando.  Siapa yang tidak mengenal keluarga vernando?  Ya,   terbukti.  Hanya Nia yang tidak mengenal keluarga keji itu. Keluarga broken home yang menjadi penyebab timbul kejahatan di bumi Bandung. Mengerikan.

Tanpa rasa ragu,  bowo membuka surat itu secara kasar lalu membacanya.

'Haha,  Animal plus S.'

Dia memasuki salah satu ruang kelas di dekatnya,  melakukan sesuatu yang sangat mencurigakan.

"Wo?  ngapain? "
Tegur Nia dengan mengerutkan keningnya.

"eh,  nia.  enggak.  ini suratnya. "

Nia mengambilnya kemudian membuka , lalu melihat isinya sambil berkata
"hah?  dari siapa sih? "

  Aku bisa membunuhmu, jika kau terus bersama Bowo.

Nia membelalak matanya,  sesekali melihat isi surat dan wajah bowo di depannya yang tampak polos tak berarti.

"kenapa nia? "

"emm aaa " nia tampak gelagapan tak karuan , keringat mulai mencucuri bagian kening nya.

"kenapa?  hey? "

"itu wo,  emm.  lihat ini. " Nia memberikan kertas itu

"ini maksudnya apa? "

"enggak tau,  bowo. "

"ada yang gak beres. "

"bowo,  aku takut. "

"jangan takut nia.  kamu gak apa apa.  ada aku. tapi kita harus tau ini dari siapa"

Nia mendekati tubuh Bowo. sesekali, jari telunjuknya ditempelkan ke bibir karena gugup atas teroran itu.

"sini duduk. "

Nia gemetar. anak ini benar benar memiliki rasa takut yang tidak normal.

"bowo,  aku - aku aku harus ketemu devin. aku mau bilang ke dia." tak sadar, beberapa tetes airmata telah menghias mata indah nya.

"ssst nia.  kamu tenang.  kamu tenang ya. kamu ga usah khawatir.  aku disini kok. "

" engga wo.  aku gabisa.  aku gabisa wo."

"Nia,  coba kamu fikir siapa yang gasuka kamu deket sama aku? "

" Gak ada wo. semua baik baik aja. "

"Nia, kamu jangan panik.  Kamu harus inget. pasti ada, Nia. "

"Bantu cari tau. "

"aku gatau nia. kamu yang tau. "

Nia diam. menggerakkan bola matanya kesana kemari pertanda memikirkan sesuatu.

"aku gatau. "

"oke,  kalau begitu ayo kita pulang. "

mereka pulang.  Nia benar benar dilanda stres ringan. tak tertinggal rasa takut itu setelah di atas motor milik bowo.

"Bowo,  aku takut. "

"Nia,  kamu masuk. istirahat. percaya sama aku,  semua akan baik baik aja. "

"tapi bow-"

"apa yang buat kamu gak yakin? " Mata bowo memandang nia lekat. sangat tajam

"iya bowo.  aku percaya sama kamu. "

"Bagus.  istirahat ya.  bye"

  Nia melangkahkan kaki memasuki rumahnya.

  "alo teh niaaaaaa"

"hai sayaang. teteh masuk dulu ya. teteh mau mandi. "

felly adik cantiknya mengangguk patuh. 

                                ****

  'Aku Bowo. jangan katakan aku jahat jika aku pernah mengantar Nia pulang. Aku Bowo.  Apa yang aku inginkan bisa terjadi pada detik pertama keinginanku. Aku Bowo.  Hari ini aku membenci  satpam penjaga sekolah. Dan kalian semua takkan bisa melihatnya lagi'

  "gue disini. "

"iya,  gue pasang sasaran di depan. "

" Bang, lo dibelakang. "

"siaap. "

"Tarik lehernya. senjata biar gue yang  berperan. "

"Ready? "

"Oke. "

WHY LIKE THIS ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang