Setelah sarapan bersama, kini saatnya untuk Raka pergi ke kantornya. Ellen mendadak pulang karena ada urusam mendadak. Dan kini Arini dengan hati yang masih berbunga-bunga sedang menyiapkan bekal untuk suaminya. Ini bekal spesial yang ia buat khusus untuk suaminya itu.
" Mas ini bekalnya." Bukannya mengambil bekal dari tangan Arini, Raka malah menjatuhkan bekal itu sampai berhamburan dilantai.
" Heh...jangan karena omongan mama tadi kamu jadi kegeeran ya, saya kaya gitu juga terpaksa dan saya juga sebenernya ga mau dan ga sudi buat khawatirin kamu, jadi kita liat aja sampe kapan kamu bisa tahan hidup dengan saya." Ucap Raka sambil menatap tajam Arini. Raka sejujurnya bingung akan perasaannya, ia tak rela melihat Arini dengan yang lain, ia tak suka melihat Arini kesakitan, tetapi ia seringkali juga menyakiti Arini. Raka masih mempunyai ego yang tinggi untuk bisa melihat betapa sabar dan tulusnya seorang Arini mencintainya.
" Ini bukan karena geer atau apa mas, aku itu istri kamu dan ini udah kewajiban aku buat layanin kamu dengan baik, aku bakal berusaha pertahanin pernikahan kita mas, seenggaknya sampai kamu bisa berubah." Jawab Arini dengan penuh emosi kemudian meninggalkan Raka yang masih mematung.
" TERSERAH KAMU, SAYA GAK PEDULI DAN SAYA GAK AKAN BERUBAH, CAMKAN ITU!" Teriak Raka Terhadap Arini yang terus menjauh tanpa berbalik.
******
Arini POV
Ternyata aku salah, ia tidak benar-benar berubah. Mungkin benar yang ia katakan 'aku hanya benalu dalam hidupnya', aku tak tahu mengapa semuanya bisa sesakit dan sesulit ini. Memiliki pernikahan suci dan romantis yang pernah ku dambakan kini terwujud dalam versi lain, yaitu pernikahan yang penuh kebohongan dan kebencian.
Kejadian tadi pagi merusak semua moodku, bahkan aku tidak bisa fokus saat sedang di kantor. Aku terus saja menamun memikirkan perkataan dia yang mungkin ada benarnya.
" saya kaya gitu juga terpaksa dan gue juga sebenernya ga mau dan ga sudi buat khawatirin lo"
" TERSERAH KAMU, GUE GAK PEDULI DAN SAYA GAK AKAN BERUBAH, CAMKAN ITU!"
Itu semua terus saja terngiang-ngiang di teligaku, dan terkadang juga membuat aku tersenyum miris. Sehina itu kah aku? Seburuk itu kah? Apa aku yang salah disini? Atau harusnya kau pergi saja?
Tok...tok..tok, suara ketukan pintu membuyarkan semua lamunanku
"Masuk" Ucapku tak bersemangat
"Maaf bu, ada tamu yang ingin bertemu dengan ibu." Ucap Rani, Sekretarisku.
"Saya lagi ga mau ketemu siapa-siapa Ran, besok aja ya." Aku benar-benar se badmood itu hari ini, untuk tersenyum saja susah bagaimana bisa mengobrol dengan client.
"Tapi bu, katanya dia udah buat jani sama ibu"
"Gak ada yang buat janji sama saya Ran, emang siapa si orangnya." Lirihku mulai kesal
Tiba- tiba seorang lelaki tampan dengan tubuh yang tinggi atletis masuk kedalam ruanganku
"Hai." Dan orang itu adalah Aditya.
Arini Pov end
*****
"Kamu lagi kenapa Rin? Banyak pikiran ya?" Tanya Adit dengan lembut sambil menuangkan soju ke dalam gelas Arini.
Arini langsung menegak sojunya itu dengan cepat, "Aku putus asa Dit...aku gak tau harus gimana lagi." Ujar Arini sambil menangis dan mulai mabuk.
"Emang kamu ada masalah apa Rin? Kamu bisa cerita sama aku." Ucap Adit makin penasaran.
"Hiks...hikss....suamiku tidak mencintaiku...dia sangat membenciku." Tangis Arini makin menjadi-jadi.
Melihat Arini menangis seperti ini membuat Aditya ikut merasa sedih, sontak ia langsung memeluk Arini guna menenangkan wanita yang ia cintai itu
"Kamu jangan nangis Rin...kamu punya keluarga yang sayang sama kamu, kamu punya teman-teman yang sayang sama kamu, dan kamu punya aku." Ucap Adit sambil terus memeluk erat Arini yang masih berderai air mata.
"Aku ga akan biarin kamu hidup seperti ini Rin, aku ga akan biarin suami brengsek kamu itu nyakitin kamu lagi." Adit bertekad dalam hatinya.
*****
Saat ini Adit dan Arini telah berada di kediaman Raka dan Arini, Adit memutuskan mengantar Arini pulang karena sekarang gadis itu tengah mabuk berat bahkan ia tak kuat untuk berjalan sendiri dan sedari tadi Arini telah meracau tak jelas.
Tok..tok..tok
"Assalamualikum...permisiii" teriak Adit sambil mengetuk pintu.Tak lama pintu tersebut terbuka dan nampak sang tuan rumah terkejut melihat keadaan yang ada.
"Arini? Kenapa dia." Raka langgsung merebut tubuh Arini dari rangkulan Adit dan membawa Arini dalam pelukannya.
"Arini sedang mabuk berat ." Ucap Adit singkat. Sebenarnya Adit merupakan lelaki yang sangat ramah dan murah senyum, tapi jujur saja sekarang Adit sudah mulai tak menyukai suami sabahatnya itu, ia tak akan rela sahabatnya hidup tersiksa dengan lelaki macam Raka.
"Terima kasih sudah mengantarnya pulang, sekarang anda bisa pergi." Ucap Raka datar dan langsung menutup pintu rumahnya. Raka tak suka Arini dekat dengan pria lain, Raka tak suka Tubuh Arini di sentuh pria lain.
Raka langsung bergegas membopoh tubuh Arini ke kamar.
*******
Jangan lupa vote dan coment yaa❤
YOU ARE READING
Arini
RomanceDi antara kilau gemerlap dunia elite Jakarta, terdapat sebuah pernikahan yang tampak sempurna namun dipenuhi dengan kekosongan yang tak terucapkan. Arini Savira, seorang wanita dengan hati yang hangat namun terperangkap dalam belenggu perjodohan, me...