Part 12 ~ Menyesali

2.7K 54 0
                                    

Arini Pov

Enam bulan? Apakan aku bisa melakukannya dalam waktu sesingkat itu? Tapi, apapun akan aku lakukan untuk mempertahankan pernikahan ini. Mungkin orang-orang akan melihatku seperti wanita bodoh yang berjuang sendiri untuk pernikahannya.

Tapi aku akan berusaha sekuatku, jika memang takdirku bukanlah Mas Raka dan jika memang Mas Raka bukanlah jodohku, aku akan melepasnya. Melepaskan agar ia bisa bahagia bersama wanita pilihannya, siapapun wanita beruntung itu. Karena, kebahagiaan Mas Raka adalah kebahagiaanku juga.

.
.
.

Saat ini aku sedang menyiapkan sarapan dan bekal untuk Mas Raka, aku memang masih sangat kecewa dan sedih dengan kejadian di kantor Mas Raka kemarin, tapi aku tak ingin berlarut-larut karena aku sadar waktuku dengan Mas Raka tidaklah banyak.

Aku tak ingin menyia-nyiakan waktuku yang sebentar ini hanya untuk terus larut dalam kesedihan, aku harus bangkit, aku harus kuat, aku harus jadi istri yang terbaik untuk suamiku.

Lamunanku harus buyar karena tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang semakin mendekat, dan benar saja langkah ternyata itu adalah Mas Raka yang sudah mengenakan setelan jas lengkap dengan dasi yang belum terpasang.

"Eh... Mas, ini aku udah buatin sop ayam kesukaan kamu terus aku juga udah siapin bekal buat kamu nanti." Ucapku sambil tersenyum cerah.

"Saya gak mau." Ucapnya datar. wajahnya benar-benar datar, tak mengeluarkan ekspresi apapun.

Aku kecewa mendengar perkataannya, apa mungkin Mas Raka sebenarnya tak memberiku kesempatan untuk memperbaikin semuanya?

"Mas...aku ga bisa maksa kamu untuk buka hati untuk aku, tapi aku ingin kamu bisa beri aku kesempatan untuk jadi istri yang baik buat kamu, biarin aku layanin kamu layaknya seorang istri pada suaminnya, Mas... please" Aku benar-benar tak ingin menyia-nyiakan waktunya, tapi mengapa sikap Mas Raka seperti tak ingin aku masuk dalam kehidupannya.

Mas Raka tak mengeluarkan sepatah katapun, ia hanya menyeringai kemudian berdiri dari tempat duduknya dan berniat pergi tapi aku segera memegang lengannya seperti menahannya agar ia tak beranjak.

Mas Raka hanya melirikku sinis dan penuh amarah, lirikan yang memiliki banyak arti. Tiba-tiba...

'Brakk'

Mas Raka tiba-tiba memukul meja makan dengan keras dan menbuatku sangat terkejut. Wajahnya menjadi merah dengan dada yang masih naik turun menandakan bahwa dirinya sedang marah saat ini.

"SAYA GAK PERNAH MINTA KAMU BUAT PERTAHANIN PERNIKAHAN INI, SAYA SUDAH MAU AKHIRI SEMUA INI TAPI KAMU MOHON-MOHON SAMA SAYA UNTUK KASIH KAMU KESEMPATAN YANG SEBENERNYA TIDAK SAYA INGINKAN." Mas Raka benar-benar meluapkan semuanya padaku, aku hanya bisa menangis dan menunduk, jujur aku juga merasa bersalah mendengar luapan hatinya.

"Hiks.... tapi Mas ini itu pernikahan kita berdua, apa kamu bener-bener ga mau pertahanin ini semua? Apa aku harus perjuangin semua ini sendiri...hiks."

"Ya, saya ga mau pertahanin lagi, kan kamu yang maksa-maksa saya kemarin, jadi biarin saya bertindak dengan cara saya sampai waktu yang kamu punya habis." Jawab Mas Raka dengan senyum liciknya sambil berlalu meninggalkanku.

Arini Pov end

Raka telah sampai di kantornya, ia langsung bergegas pergi ke ruangannya dengan wajah datar tanpa sedikitpun mempedulikan banyaknya sapaan dari karyawan di kantor.

setelah perdebatan dengan sang istri, sekarang Raka jadi berpikir ulang tentang sikapnya selama ini. Jujur, Raka menyesal bersikap kasar dan dingin kepada Arini. Sudah beberapa hari ini Raka selalu memikirkan Arini,

Apakah keputusannya salah?
Atau apakah nantinya ia akan menyesal?  Dan masih banyak lagi pertanyaan dalam hatinya yang bisa saja menjadi penghancur rencana awal yang telah ia susun.

"Argggh...kenapa jadi kepikiran gini sih? Ini kan memang rencana awal  untuk buat Arini benci sama saya dan akhirnya dia menyerah kemudian menyetujui perceraian ini." Ucap Raka hampir frustasi.

Tok...tok..tok 

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu ruangan Raka. Raka yang tadinya sedang frustasi langsung mengubah ekspresinya menjadi datar dan dingin lalu merapihkan penampilannya agar rapih seperti semula.

"Masuk." Jawab Raka singkat. Ternyata yang mengetuk pintu adalah Mila - Sekretaris Raka.

"Maaf pak ini ada titipan untuk bapak."  Jelas Mila sambil menaruh sebuah tas kecil di atas meja Raka.

"Baik, terimakasih kamu boleh kembali." Ucap Raka yang masih berusaha bersikap dingin walau nyatanya sekarang dirinya sangat penasaran tentang tas kecil tersebut.

Mila membalas perkataan Raka dengan senyuman lalu segera meninggalkan ruangan atasannya itu. Sepeninggal Mila, Raka langsung bergegas membuka apa isi dari tas kecil tersebut.

Ternyata isi dari tas kecil misterius itu adalah sebuah kotak makan dengan selembar notes yang di tempel di atasnya. Raka kemudian membuka isi dari kotak makannya dan menemukna bahwa isi dari kotak makan tersebut adalah makanan kesukaannya, yaitu rendang yang sudah di tata rapih.

Senyum di pipi Raka tak mampu lagi ia tahan, ia tau pasti semua ini bukanlah perbuatan Valina, melainkan ini semua adalah perbuatan Arini.

Raka kemudian beralih pada notes yang tertempel di kotak makan tersebut. Ia pun melepas notes tersebut dan membacanya dalam diam.

To : Mas Raka

Maafkan aku Mas, karena sudah merusak harimu.

Arini

Hanya itu tulisan yang ada pada selembar notes tersebut, tapi rasanya dada Raka menjadi sesak saat membaca tulisan tersebut.

"Mengapa kamu masih bertahan, Rin?"


*******

Jangan lupa di vote dan comment yaa
Xoxo❤

AriniWhere stories live. Discover now