#4 You are The Music in Me

109 21 6
                                    

Stay duduk sambil memandangi Chris di depannya. Sudah 2 jam dan pria itu tetap fokus pada laptop di depannya seakan akan tidak menganggap keberadaan Stay di ruangan itu. Dan Stay, sudah terlalu terbiasa dengan hal ini.

Christopher Bang akan sangat serius jika itu menyangkut musik. Tidak ada yang berani mengusik pria itu, bahkan Stay sekalipun. Bukannya tidak berani, tapi wanita ini lebih memilih memandangi Chris yang berkali kali lipat menawan saat dia sedang serius dengan hal yang disukainya.

Senyuman terukir pada bibir pinkish coral gadis itu. Dia tidak berbohong saat mengatakan Chris berkali kali lipat menawan saat serius. Tuhan maha baik, menurut gadis itu. Tidak ada satupun celah kecacatan pada pria didepannya.

"Chris..." Stay mencoba memanggil pria itu.

"Hm?" Hanya dijawab gumaman oleh pria itu.

"Apa kamu pernah marah?" Tanya Stay kemudian. Kali ini gadis itu berhasil membuat Chris menatap ke arahnya.

"Maksudmu?"

"Aku ga pernah liat kamu marah. Jadi aku penasaran, apa ada hal yang bisa bikin kamu marah? Apa kamu pernah marah? Apa kamu pernah sebel sama orang?"

Chris tertawa mendengar pertanyaan gadisnya.

"Sure! I am a human being too, I am surely have feelings too."

"But, I've never seen you angry before."

"Simple, because you never make me angry or mad at you."

Stay terdiam sesaat. Memikirkan apa lagi yang harus ditanya dan disanggahnya dari pernyataan Chris.

"Apa yang bikin kamu marah?" Tanya gadis itu kemudian.

"Hmm... let me think..."

"Di bohongin?" Lanjut Chris, lelaki itu menaikkan sebelah alisnya karna ia juga tidak yakin dengan jawabannya.

"Bohong! Aku sering bohongin kamu, tapi kamu ga pernah marah!"

"Iya, kamu sering bohong dan sering juga ketauan bohongnya." Chris tertawa setelah menjawab.

Itu benar, Chris selalu tau kalau Stay berbohong padanya. Dan berakhir dengan Stay yang selalu kesal karna tidak bisa membohongi pria itu.

"Ihhh nyebelin! Berarti kamu ga benar benar marah kalau di bohongin, Chris."

"Lagian kamu kenapa penasaran banget sama aku yang pernah marah atau engga?" Kali ini Chris balik bertanya.

"Penasaran doang. Aku kan juga pingin liat kamu marah, apalagi marahin aku."

"Dasar aneh! Mana ada orang yang mau dimarahin?"

"Ada, aku!" Jawab Stay yakin.

Chris hanya menggeleng geleng kepalanya. Gadis ini memang aneh, dan Chris suka.

"Aku mau beli minuman dulu di vending machine, nitip ga?" Tanya Chris kepada Stay. Lelaki itu bangun dan merenggangkan otot otot tubuhnya yang terlalu lama duduk.

"Strawberry milk!"

"Sure."  Chris mengacak gemas rambut Stay kemudian beranjak keluar dari ruangan studionya.

Setelah Chris pergi dari ruangan, Stay berdiam diri ditempatnya. Sejujurnya, dia sedang memikirkan bagaimana cara membuat Chris marah. Selama bertahun tahun mengenal lelaki itu, Stay belum pernah sama sekali melihatnya marah. Bahkan Chris jarang sekali memakai nada tinggi berbicara dengannya saat ia sedang melakukan kesalahan.

Tanpa sengaja pemadangan Stay terarah kepada laptop Chris yang masih menyala itu. Ada alat alat yang Stay tidak tau apa itu terletak di belakang layar laptopnya. Stay dapat memastikan bahwa alat alat itu yang membantu Chris bekerja untuk membuat musiknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stay. | BangchanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang