Part 2 (Takdir yg menentukan)

18 0 0
                                    

Belia sudah siap dengan gaun ulang tahun nya ia begitu cantik. Dengan tubuh yang molek membuat perempuan disana sedikit iri pada putri moongoddes ini.

Para mahluk imortal satu persatu datang membawa rakyatnya. Menempati kursi yang sudah di siapkan dari Clan Penyihir..
Acara seperti ini juga menguntungkan clan² agar menjalin hubungan lebih baik.

Beberapa menit kemudian Mongoddes dan putri nya keluar melalui pintu cahaya langit yang dimiliki moongoddes. Oh lihatlah putri mu sangat begitu cantik!..itulah pikir² mereka.

Saat Moongoddes ingin membuka suara tiba² suasana menjadi hening seketika, saat Aura gelap datang di sekitar mereka. Aura ini begitu menyesakkan..

Semua menoleh reflek ke pintu langit, disana berdiri Dewa Raxizar Petras Vayres dengan wajah datar tidak lupa tatapan yang begitu tajam. Pikiran mereka berangsur angsur sedikit baik lalu berdiri dan membungkuk tanda hormat bahkan moongoddes dan Belia sekalipun.

"Kita akan memulai acara nya" suara dari clan penyihir memecahkan keheningan yang tercipta.

"Baiklah, Aku selaku Moongoddes ingin menaruh jiwa leluhur kepada Putri ku Belia Fayrasangge dengan ini aku melepaskan ikatan seorang ibu dan anak melainkan sebagai Putri dan Mongoddes" Ucap Moongoddes dengan lantang.

Lalu menggores sedikit tangan Belia agar darah nya disimpan di telapak tangan moongoddes.

Di depan mongoddes terdapat cermin besar berbentuk mangkok disana tercampur warna kekuatan dari semua clan. Dimana jika darah Belia masuk di salah satu warna kekuatan itu , maka itulah takdir pasangan Belia,dan tidak dapat di pisahkan.

Moongoddes ingin memasukkan darah belia ke cermin yang berwarna biru dimana itu adalah Clan penyihir yang raja nya dikenal begitu gagah dan baik.

Tetapi ada sedikit guncangan dari bawah langit sehingga tak sengaja darah belia jatuh ke cermin dengan cairan hitam pekat. Itu adalah takdir cermin Dewa Raxizar Petras Vayres!

Semua yang disana terkejut bukan main begitu pun moongoddes. Kecuali Raxizar tentunya

"Apa apaan ini! Bagaimana bisa?"lirih moongoddes sambil memegang dada nya yang begitu sesak.

"Kenapa Ibu,Apa sudah selesai?" Ucap Belia dengan nada polos

"Belia .. maaf kan ibu telah membuat takdir mu begitu buruk" ucap Moongoddes sambil memeluk putri nya dengan isak tangis

"Apa yang ibu lakukan? Inikan sudah takdir. Memang aku di takdirkan dengan siapa ibu?" Ucap Belia yang masih dengan nada polos

"Drama apa lagi ini" tiba tiba Raxizar berkata dengan penekanan. Semua beralih menoleh ke Raxizar dengan sedikit khawatir. Takut langit ini terbelah kan bisa jadi..

"Kau moongoddes tapi memberi takdir buruk untuk putri mu" lanjut Raxizar dengan senyum sinis. Langit yang awalnya cerah semakin gelap hanya karna ucapan Raxizar.

"Ibu aku takut padanya" ucap Belia menunjuk Raxizar dengan gemetar. Belia merasakan sesak di dadanya entah mengapa..

"apa yang kau laukan pada putri ku yang mulia Raxizar!!!" Ucap Moongoddes penuh penekanan.

Raxizar mengangkat satu alisnya "apa yang aku lakukan?" Aura Raxizar semakin gelap.

Moongoddes memejamkan mata nya sebentar,untuk menenangkan pikirannya. Ini terjadi sangat cepat dan tiba² . Ia tidak mungkin melawan takdir yang di buat nya sendiri meski ini tidak sengaja.

"Belia datanglah kepada Yang mulia Raxizar. Jiwa dan nyawa mu ada di tangan nya" ucapnya sebagai Moongoddes, bukan lagi seorang ibu.

"Ibu aku takut" ucap belia dengan nada bergetar
"Tidak, jika kau masih disini. Kau akan mati" lanjut Moongoddes.

End*
(Jangan lupa vote dan comment ya teman²
Kalau ini cerita rame, Aku bakal lanjut🥺)

DEWA KEMATIAN { Hiatus}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang