5- rindu

184 16 8
                                    



.

.

.

Shikamaru pov

Teng teng teng

Mendokusai! Kenapa bel di sekolah ini begitu nyaring! Mengganggu saja!

Ayolah, aku tidak bisa tidur semalaman karena memikirkan hinata, aku sangat menghawatirkannya.

Ini semua gara-gara si sasuke sialan itu!

Seandainya dia bisa menjaga himeku ini semua pasti tidak akan terjadi.

Lihat saja setelah ini, aku akan merebut himeku kembali! Itu eksekusinya! Salah siapa tidak bisa menjaga hinata!

Aku melihat gaara berdiri dari mejanya. Yah kami duduk bersebelahan. Gaara terlihat seperti biasanya 'datar'

"Kau mau kemana?" Kurasa berdiam diri dikelas tidak dapat membantuku. Kurasa aku ingin sedikit menghirup udara segar.

"Atap."

Aku yakin gaara juga terpukul karena kejadian ini. 'Hah'  mendokusai!

"Aku ikut."

"Hm."

Tidak ada obrolan di antara kami. Hanya ada kesunyian. Kami sibuk dengan isi pikiran masing- masing.

Aku berharap bisa bertemu hinata, melihat senyum manis nya, melihat rona merah di pipinya, mencicipi masakannya, dan banyak hal lagi yang ingin kulakuan bersama dengannya.

Aku memang bodoh! Kenapa aku harus memutuskannya waktu itu?!  Betapa bodohnya aku, jelas-jelas itu hanya sebuah salah paham tapi, aku memutuskan hubungan dengannya begitu saja. Huh mendokusai!

Tap

Gaara terhenti. Sesaat pandangannya melihat kebawah kemudian berjongkok. Kenapa dia? Apa dia melihat sesuatu?

Gaara memang punya kelebihan sejak kecil. Jadi, dia sudah terbiasa bila melihat hal-hal diluar nalar. Dan kudengar lorong ini. Salah satu tempat ter-angker di sekolah ini. Banyak siswa ataupun guru yang melihat penampakan di sekitaran sini. Makanya, tempat ini sepi dan jarang sekali ada yang melewati tempat ini. Toh, ini hanya jalan untuk menuju  gudang, wc tidak terpakai, dan atap.

"Hinata."

Tunggu, aku tidak salah dengar kan? Dia tadi menyebutkan nama.. hinata. Apa hinata ada disini? Sedang apa dia? Oh kami sama kumohon, ijinkan aku berinteraksi dengannya walaupun tidak secara langsung

Rasanya ingin sekali aku memeluknya, mendekapnya dengan erat.

'Ayolah shika jangan menangis! jangan menangis! Kau hanya akan membuat hinata sedih!' Aku sudah berusaha menahannya tapi, tidak bisa mereka tetap saja meluncur begitu saja. Mendokusai!

Aku berbalik agar hinata tidak bisa melihatnya.

Setelah kurasa cukup aku kembali berbalik menghadap hinata  yang tak bisa ku lihat.

"Hinata... ada di sini ya."

Andai aku bisa melihatnya, andai aku bisa menyentuhnya, andai  aku bisa memeluknya.

Sialnya aku merasa iri dengan si panda ini. Heh, sangat menyedihkan.

"Hime, jangan seperti itu, kau tambah imut."

Jadi dia sedang marah? Karena perkataanku kah? Mendokusai!

Aku bisa membayangkan wajah kesalnya saat ini.

"Hinata, bagaimana kabarmu?" Yang ingin ku ketahui saat ini hanyalah kondisinya. Kuharap hinata baik baik saja.

Aku melihat gaara menggeleng. Begitu ya, jadi sekarang kau dalam keadaan yang tidak baik. Bodohnya kau shika! Tentu saja dia sedang tidak baik.

"Mau bercerita."  gaara bertanya. Yah, Kurasa hinata butuh pendengar saat ini. Semoga dia akan baik baik saja.

Gaara memberiku isyarat untuk mengikutinya.

Dan kami bertiga berjalan menuju atap.




Tbc.

Hehe gimana minna? Bosen gak?

Jangan lupa vote dan komen:)

Saya sebagai author menerima segala macam kritikan;)

Jaa ne

___________
13/5/20

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Beautiful ghostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang