(4) Yea, you wrong!

91 9 1
                                    

Happy Reading!


Na Yoon memasukkan satu persatu cookies yang telah ia buat semalam ke dalam box kecil. Hari ini ada perusahaan yang memesan 100 box cookies yang membuatnya sedikit kewalahan karna ia harus menyelesaikannya sendiri. Ia harus menyelesaikannya pagi ini sebelum jam 9.

Na Yoon mendekati Dae Shin yang masih terlelap, mengusap pelan pipi anaknya itu. "Bangn yuk udah jam tujuh nanti kamu terlambat ke sekolah. Bunda udah nyiapin makanan di meja nanti kamu makan sendiri ya. Bunda mau ke kedai paman Taeil dulu."

Dae Shin kini sudah ganti posisi menjadi duduk tetapi matanya masih terpejam. "Iya Bunda, jangan lama-lama yaa."

"Iyaa, sana kamu mandi dulu."

Na Yoon memasukkan beberapa box cookies ke dalam kerajang sepedanya. Selain membuat 100 box untuk perusahaan, ia juga membuat beberapa box untuk diantarkan ke toko-toko.

Tujuan terakhirnya ialah kedai Taeil.

"Ahh Na Yeon." Taeil membantu membawa box cookies masuk ke kedai. "Kamu mau minum apa?"

"Euh?" Na Yoon mendudukan badannya di kursi depan Taeil berdiri. "Enggak, Mas, nggak usah. Aku abis ini pulang. Kasihan Dae Shin udah nungguin aku." Ucap Na Yeon sambil menepuk-nepuk bahunya.

"Kamu jangan capek-capek Yoon, jangan kerja terlalu keras."

"Kalo aku nggak kerja keras mana bisa aku hidup, Mas." Na Yoon berdiri. "Yaudah Mas, aku pulang dulu yaa."

Taeil ngangguk. "Hati-hati."

Na Yoon mengayuh sepedanya secepat mungkin. Ia cemas kalau Dae Shin menunggunya terlalu lama. Ia juga takut kalau ternyata Dae Shin nekat untuk berangkat sendiri. Jarak rumah dan sekolahnya memang tak jauh tapi tetap saja. Apalagi kalau pagi kadang ada orang mabuk yang berkeliaran.

"Bunda!!"

"Kamu udah siap? Bentar ya bunda ambil cookies dulu." Na Yoon masuk ke dalam rumah meninggalkan Dae Shin.

Dae Shin berbalik menatap punggung bundanya heran ."Loh? bukannya Bunda baru saja mengantarkannya?"

"Ayo Dae Shin."

Dae Shin mengangguk.

Di sepanjang perjalanan, Dae Shin nampak ceria dan semnagat untuk ke sekolah. Ia tak henti-hentinya untuk bersenandung lagu-lagu yang diajarkan guru di sekolahnya.

Kom sema-ri-ga

Han chi-be-yi-so

Appa gom

Omma gom

Ae-gi gom


Dae Shin menarik-narik baju Na Yoon. "Bundaa, ayo ikutan nyanyi sama Dae."

Na Yoon tersenyum sembari mengusap pelan tangan anaknya. "Ayoo!"


Appa gommun tung-tung-hae

Omma gommun nal-shin-hae

Ae-gi gommun na bul-hwi-yo-wo

Hishuk hishuk cha-rhan-da


"Yayyyyy!!" ucap keduanya bersamaan.

Dae Shin berlari memasuki gedung sekolah setelah berpamitan dengan Na Yoon. Sebelum benar-benar hilang dari pandangan, Dae Shin melambaikan tangannya dengan senyum gemasnya ke arah Na Yoon.

Segera ia bergegas mengantarkan box cookies nya ke perusahaan yang bertempat tak jauh dari gedung sekolah Dae Shin.

Ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam. "Permisi ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang resepsionis.

"Eumm, ini saya mau meng—"

"Na Yoon?!" seseorang menghampiri Na Yoon yang nampak binggung. "Ngapain kamu kesini?"

"Ahh ini, mau nganterin cookies yang kemarin di pesan." Na Yoon menunjukkan keranjang yang isinya beberapa box cookies.

"Ohh iya iya. Ayo langsung aja di tata sekalian di meja, ikut saya."

Na Yoon mengangguk dan mengikuti Jaehyun masuk ke sebuah ruangan besar untuk meeting. Ia meletakkan per box di setiap meja yang ada disana.

"Eh eh, nggak usah biar aku aja." Na Yoon menepis tangan Jaehyun.

"Nggak apa-apa biar cepet kelar juga. Kurang 20 menit lagi loh meeting nya mulai."

Na Yoon melihat jam yang melingkar ditangannya. "Eeuh.." Ia diam ditempatnya melihat Jaehyun yang sibuk membawa keranjangnya sambil meletakkan satu persatu box diatas meja.

*clek......

Seseorang membuka ruangan.

"Eh? Pak? Aduh.. kok.."

"Gimana sih mbak ini kan pekerjaan embak kok malah boss saya yang kerja."

"Boss?" Na Yoon menatap karyawan itu kaget.

"Iya boss, Pak Jaehyun ini ad—"

"Udah nggak usah dilanjut, lagian ini kemauan saya sendiri kok." Potong Jaehyun. "Udah Na Yoon makasih ya cookiesnya." Jaehyun memberikan keranjang tadi ke Na Yoon.

"Saya yang harusnya makasih karna udah dibantu." Na Yoon membungkukkan badannya di depan Jaehyun.

***

"Paman!!" teriak Dae Shin yang melihat Jaehyun di depan gedung sekolahnya.

"Haloo.." Jaehyun berjongkok menyamai tinggi Dae Shin. "Mau jalan-jalan?"

Dae Shin mengangguk antusias. "Mau!!"

Mereka hanya berkeliling di taman kota sambil membeli beberapa cemilan disana. Terakhir, Dae Shin ingin menaiki Scooter yang disewakan disana, Jaehyun tak menolak, Ia menemani Dae Shin bermain Scooter. Ia berlarian sambil membawa es krim di tangannya mengikuti kemanapun perginya Dae Shin dengan Scooternya.

"Dae Shin!!" teriak seseorang yang napasnya terengah-enggah di pinggir sana.

Jaehyun menoleh sedangkan Dae Shin semakin mempercepat gerakannya. Ia jatuh bersama seseorang di pinggir sana. Jaehyun berlari dan membantu keduanya untuk berdiri.

"Dae Shin, kamu kalau mau main harusnya bilang dulu sama Bunda! Bunda khawatir banget!" Na Yoon memarahi Dae Shin yang berada di pangkuannya.

"Maaf, Bunda." Dae Shin menunduk.

"Jangan dimarahi Dae Shinnya, saya yang salah, saya yang ngajak Dae Shin pergi tadi."

Na Yoon berdiri, "Bagus kalau kamu sadar, kamu memang salah."

"Ayo Dae pulang." Na Yoon mengandeng Dae Shin meninggalkan taman kota. Dae Shin menoleh ke arah Jaehyun, ia melambai yang langsung dibalas oleh Jaehyun bersama senyum manisnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Married || Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang