DUA - Pertemuan.

96 14 4
                                    


Jalanan Seoul di siang hari cukup padat, padahal hari itu masih libur nasional chuseok. Dari jendela mobilnya, cahaya matahari menembus menerangi dalam mobil Hyungwon. Tidak terik karena di Seoul sudah memasuki musim gugur. Langitnya tidak mendung namun tidak secerah pada saat musim panas. Hyungwon mengemudikan mobilnya tenang. Kecepatan, gas dan semuanya aman. Sesekali ia melirik spionnya.

"Kenapa juga mereka harus mengadakan pesta di siang hari, sih."

Hyungwon merutuk didalam hati. Hari ini ia harus menjadi anak yang baik, datang menghadiri pesta perayaan hari jadi Chae Group. Seluruh antero Seoul tahu perusaahan itu. Dari perusahaan pangan, pakaian, infrastruktur, dan masih banyak lagi. Chae Group hampir menguasai hampir setengah pasar Seoul. Ayahnya, Chae Beomjoo, adalah pemilik sah dari seluruh aset Chae Group. Sementara, adik lelakinya Chae Kyungseok merupakan penerus terkuat dari ayahnya. Tahta orang nomor satu di Chae Group sudah akan dilepaskan ke Kyungseok, maka dari itu mereka akan mengadakan pesta besar-besaran hari ini untuk mengumumkan perpindahan kuasa dari Chae Beomjoo ke Chae Kyungseok.

Hyungwon adalah anak pertama dari keluarganya namun sang ayah lebih memilih Kyungseok, tentu saja. Kyungseok adalah anak kesayangan ayah dan ibu Hyungwon. Kyungseok memiliki latar pendidikan bisnis internasional, punya banyak korelasi dengan para petinggi, pejabat negara dan orang penting dari luar negeri maupun dalam negeri. Hyungwon tahu, Kyungseok juga akan melakukan apapun agar urusannya berjalan lancar – walau dengan cara kotor sekalipun. Sebab bagi Kyungseok, ia harus lebih unggul dibanding Hyungwon, yang artinya ia harus menduduki tahta Chae Group agar bisa mengangkat kepalanya dan bersikap sombong terhadap Hyungwon.

Hyungwon tahu gelagat saudaranya namun ia memilih untuk tidak peduli. Harta, tahta, jabatan, kesenangan yang keluarga Hyungwon miliki terlihat semu baginya. Ia bahkan sama sekali tidak berminat menjadi seorang hakim ketika ayah dan ibunya begitu memaksa Hyungwon, karena ketika ia telah menjadi hakim, maka mereka akan menggunakan Hyungwon untuk kepentingan mereka. Dan Hyungwon tidak suka dengan ide tersebut. Maka, ia lebih memilih menjadi dokter. Hyungwon tidak perlu bekerja menggunakan relasi.

Sementara, adik perempuannya Minkyung memegang saham yang cukup besar di beberapa mall di Seoul. Minkyung sama seperti Kyungseok, haus akan harta dan kekuasaan. Minkyung bisa saja memanipulasi hidup seseorang dan tetap bersikap sederhana dan anggun, seolah tidak terjadi apa-apa. Hyungwon tahu, karena dirinya pernah menjadi korban dari kedua saudaranya.

Dan sekarang ia harus bersikap akrab kepada mereka demi menjaga nama baik keluarga Chae.

Membayangkan kalau di pesta, akan banyak kebohongan yang Hyungwon lakukan membuat lelaki itu jengah. Ia menghela napas. Tangan kirinya meraba ke saku bajunya, mencari sebatang rokok. Namun nihil, ia tidak membawa sebatangpun. Kegiatan berpikir membayangkan kata-kata apa saja yang akan ia lontarkan menguras tenaganya.

Ketika mobilnya melewati sebuah minimarket – yang kebetulan ada di dekat rumah sakit tempat Hyungwon bekerja – ia pun memutuskan singgah dan memutuskan membeli air minum dan beberapa kaleng bir. Saat memasuki minimarket itu, Hyungwon mengambil dua botol air mineral, empat botol bir dan snack ringan rasa udang kesukaannya.

Hyungwon berjalan ke kasir dengan tangan yang penuh. Di depannya, seorang anak kecil dengan mantel cokelat memegang sebatang lollipop cokelat ditangan kanan dan sekumpulan uang koin di tangan kiri.

"Ahjusshi.... uangku tidak cukup?"

"Maaf sekali, aku juga tidak bisa menjual harganya dibawah harga toko."

Hyungwon langsung maju meletakkan barang belanjaannya ke meja kasir. Anak itu menatap Hyungwon. Merasa diperhatikan, Hyungwon mengalihkan pandangannya dan pandangannya bertemu dengan anak kecil itu. Anak itu terkesiap. Matanya terlihat menunjukkan ketakutan, anak itu langsung menundukkan wajahnya.

HOSPITAL SECTION ONE - Chae HyungwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang