Surai hitam Lara di jambak kencang secara tiba tiba. Rasanya perih, bekas jambakan Yeji waktu itu sukses membuat rambutnya rontok. Lalu saat ini, Lara merasa kulit kepalanya seperti mengelupas.
Lara kira, pergi ke sekolah hari ini akan mendapati suasana yang tenang, walaupun masih bertahan sendirian. Namun, satu masalah muncul kembali.
Jeon Heejin, si penjambak, tampaknya sangat marah.
"L-lepas jin."
Heejin menyodorkan ponselnya tepat didepan wajah Lara. Menampilkan foto dirinya di depan minimarket kemarin. "Lo ngapain kemaren malem sama Hyunjin?!"
Oh, sial. Lara sampai lupa kabar beberapa bulan yang lalu, Heejin adalah satu satunya gadis yang Hyunjin terima. Tapi sejauh ini, Lara tidak pernah melihat keduanya bersama.
"Dapet darimana?"
"Kenapa emang? Lo mau nampar yang ngasih informasi ini, kayak nampar Yeji waktu itu?" Heejin tersenyum miring, sebelum akhirnya beralih menampar Lara terlebih dahulu.
Perih.
Lara kemudian mengedarkan pandangan, mendapati Lia yang kini tengah berdiri beberapa meter dibelakangnya. Gadis itu seperti biasa, tampak tak peduli.
Lara menghela nafasnya. Kapan Lia akan berhenti menyakitinya seperti ini?
Setelah Lara memutuskan Jeno dan berlutut dikakinya? Lara sebetulnya tak masalah jika hal itu bisa membuat Lia berhenti. Tapi Lara tak yakin. Ia bahkan tahu Lia sangat membencinya.
"Lo tuh udah punya pacar! Nyadar dong, jangan kayak jalang! Lo ngiblat mama lo ya? Ngegoda punya orang. Emang gak tau diri!"
Heejin menamparnya lagi. Kemudian menangkup wajah Lara, mendekatkan wajahnya sambil terus menatap penuh ancaman.
"Lo mau apanya sih dari Hyunjin?! Muka? Uang? Badan?"
"Eh, bukannya waktu di siksa Yeji juga yang nolongin Hyunjin kan? Jangan jangan, lo selingkuh sama dia? Lo beneran ngikutin kelakuan jalang mama lo ya?"
"Ayo ngaku! Sekalian gue telpon Jeno biar lo diputusin detik ini juga. Biar tau diri, cewek kayak lo tuh gaada apa apanya. Jangan ngerasa paling oke."
"J-jangan bawa bawa Jeno. Kalau lo mau gue putus sama dia, biar gue sendiri... yang minta."
"Gak bisa gitu dong! Seenaknya emang ya lo nawar nawar." Heejin melemparkan ponselnya pada Lia, lalu beralih menatap Siyeon dan Eunbin. "Sini, bantuin."
Dua gadis itu tiba tiba saja maju dan menahan kedua pergelangan tangan Lara. Heejin tersenyum licik, lalu mulai membuka kancing seragam yang Lara pakai satu persatu. Sampai menyisakan dalamannya saja.
Dibelakangnya, Lia tampak mengarahkan kameranya pada tubuh Lara. Bukan, bukan kamera. Melainkan yang Lia lakukan adalah memvideocall Jeno.
"Ck, gak diangkat."
Heejin mendengus sebal. Lalu menghentikan aktivitasnya dan beralih mengambil ponselnya kembali. Namun, ketika matanya tak sengaja menatap pintu kelas, seseorang tengah mengintip disana.
"i-itu cowok."
Kejadiannya persis seperti waktu itu. Lara ikut menoleh keambang pintu. Lalu laki laki itu tiba tiba melesat pergi begitu saja.
"Untung gue udah sempet foto, cabut yuk."
Rasanya Lara ingin menangis detik itu juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Defender [Completed]
FanfictionPesan aneh itu muncul setiap kali Lara telah disakiti. Ft. 00line ©Fromfireflies,2020