"BULLYING"

15 3 3
                                    

Namaku Gina.Aku selalu dibully disekolahku,aku tidak memiliki masalah dengan mereka,tidak terlalu pintar ataupun bodoh.aku tak memiliki cacat sama sekali.tapi mereka menganggap aku memiliki kekurangan yg sangat terlihat.tapi apa?

     Saat pulang sekolah aku pulang bersama sahabatku,Elisa.Dia sahabat sejatiku.aku menceritakan semua masalah kepadanya.mungkin disekolah aku terlihat riang meski dibully,tapi jika aku dirumah aku menangis ditengah malam.kenapa?
Aku kehilangan  ayahku...
Mungkin hanya Elisa yg tahu tentang ini.
Lantas aku selalu bercerita panjang lebar kepada Elisa.Sampaiku tahu ternyata dia bukan BFF ku.

     Ketika aku dibully habis habisan,aku mendengar seseorang berkata"dasar anak tak berAyah".aku terdiam...
Hanya Elisa yg tahu tentang ini...
Tapi kenapa mereka tahu?
Aku menangis seketika mengetahui kalau Elisa menceritakan semua yg kuceritakan kepada semua orang jika aku tak bersamanya...
Aku marah sekali kepada Elisa yg kupikir sahabat sejatiku.Saat pulang akupun tak melihat dia.mungkin dia sudah benar benar bukan sahabat sejatiku.

     Sampai ketika muncul dibenakku untuk balas dendam pada dia...

     Waktu pulang sekolah aku ingin berjumpa dengan 'BFF' ku disebuah taman.dia ragu ingin berjumpa denganku tapi,yah baiklah.
Kami berjumpa ditaman.dia terlihat gelisah,sedih,merasa bersalah.
Tapi aku tak bisa memaafkan dia saat aku duduk disampingnya.dia ingin meminta maaf padaku.tapi tak berguna lagi.diapun kutusuk dengan pisau cutterku dari belakang badannya tepat dipinggang.aku seperti dikendalikan kemarahanku yg ingin melihat ia tersiksa.
"KENAPA KAU MENCERITAKAN TENTANGKU KEPADA MEREKA?!!!"

"A-Aku Terpaksa,"sambil dia menahan sakit badannya.

"KAU TAHU AKU SUDAH CUKUP MENDERITA DIBULLY MEREKA,SEKARANG KAU MENGHIANATIKU!!!DASAR BEST FAKE FRIENDS!!"Kataku dalam kemarahanku sambil menyayat betisnya dengan pisau cutterku hingga pisauku menyentuh tanah.

"K-kau ingin balas dendam,c-cukup katakan aku i-ini anak yg t-tak memiliki oo-orangtua"

Dia mengucapkan kata terakhirnya ketika aku menusuk pisauku tepat dibagian jantungnya.
Ternyata dia lebih menderita selama ini,
Namun dia selalu ceria dihadapanku...

Creepypasta StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang