Kakak Sendiri

22 2 2
                                    

'Bunda aja ga pernah sepeduli ini sama gue, dan ga pernah khawatir sama gue'
-Alia

"lo udah gue anggap sebagai kakak gue sendiri, dan kita punya kejadian yang sama, punya peristiwa yang sama, yaitu kehilangan seseorang yang berharga"
-Ara

|••|

🍬🍬🍬

Setelah pelajaran kimia selesai, Alia dan Ara menuju ke kantin.

"Gue gajadi ke kantin deh, males" ucap Alia.

"Lah, goboleh, lo harus ikut gue ke kantin" jawab Ara.

" Ck! IYA!" jawab Alia dengan nada kesal.

" Nah gitu dong" ucap Ara senang.

Mereka pun berjalan menuju kantin. Namun tak sedikit orang yang membicarakannya. Mereka bingung mengapa Ara pindah kelas dan menjadi teman Alia, sedangkan Alia hanya anak baru di sekolah Ellard.

'bacot kalian gede banget si' ucap Alia di dalam hati.

'suka suka Ara dong, emang masalah sama kalian?' ucap Ara sambil bertaja di dalam hati.

Sampainya mereka dikantin, Ara langsung memesan makanannya juga makanan Alia, karena ia tahu, kalau Alia pasti tidak akan mau makan.

Ara kembali dengan pesanan di tangannya.

"Ni Al" ucap Ara memberikan makanan kepada Alia.

"Buat lo, gue ga mau makan" balas Alia.

"Makan Al, nanti lo sakit, gue juga yang khawatir" jawab Ara.

'bunda aja ga pernah sepeduli ini sama gue, dan ga pernah khawatir sama gue' batin Alia sedih. Dan ia langsung menundukkan kepalanya.

"Aliaa" panggil Ara.
"lo udah gue anggap sebagai kakak gue sendiri, dan kita punya kejadian yang sama, punya peristiwa yang sama, yaitu kehilangan seseorang yang berharga" ucap Ara sedih. Sedangkan Alia mengangkat kepalanya yang masih terlihat muka sedihnya.

"Gue sama lo itu beda, lo kehilangan seseorang tanpa kehilangan sosok Ibu, sedangkan gue kehilangan semua kebahagiaan yang gue punya" ucap nya sambil terisak.

" Gue tau Al, gue tau, lo berat nerima semua ini, mungkin aja Bunda lo masih ga bisa nerima semua kejadian ini, bunda lo ga mau kehilangan anak nya" ucap Ara yang ikut sedih.

" Masih ga bisa nerima kata lo? Ini udah berapa tahun Ra? Sampe gue tinggal di London pun, dia malah bodoamat sama gue dan dia bilang bawa aja anak sial itu ke London, gue tau Ra, Bunda ga suka sama gue, saat gue kecil aja, Bunda ga perhatian sama gue, cuma Ayah gue doang yang perhatian kesemua anaknya, seakan akan gue anak pungut yang cuma di kasihanin sama satu orang, dan ga di peduliin sama orang di sekitarnya. Gue waktu kecil udah ngerasain yang namanya perbedaan, beda akan perhatian, beda akan kasih sayang, tapi gue ga memikirkan itu Ra, yang gue pikirkan adalah bagaimana caranya supaya gue di sayang juga sama mereka, bagaimana gue dapat perhatian Bunda sama kayak sodara kandung gue. Sampai saat ini pun gue masih bingung, kenapa gue ga pernah dapat perhatian dari Bunda, kenapa selalu saudara gue yang menerimanya, gue pernah berfikir kalau gue itu, bukan anak kandung nya. Hingga kejadian yang buat gue kayak gini sampai sekarang, kejadian yang besar, yang pernah gue alamin" ucap Alia panjang lebar sambil menangis, dan baru kali ini ia berbicara masalah hidupnya kepada seseorang.

"Gue bisa kok ngerasain apa yang lo rasain, emang sakit Al, tapi lo harus kuat, lo buktiin kalau lo itu anak yang kuat, ga pernah bawa sial, anak yang baik, dan gue yakin kok suatu saat penderitaan lo akan berakhir, percaya sama gue ya Al" balas Ara yang ikut menangis, mengingat semua perkataan Alia dan perkataan bundanya yang menceritakan bunda Alia.

"Udah yuk Al masuk, ke toilet dulu deh, muka lo keliatan banget abis nangis, gue juga si" ajak Ara. Dan mereka melangkahkan kaki nya menuju toilet.

Sedangkan di sisi lain, seseorang yang mendengar sepasang sahabat itu merasa kasihan dengan cerita Alia, namun ia seolah olah tak mendengar dan ia tidak mau mencampuri urusan mereka.

Toilet

Ara sudah merapikan pakaian nya dan mencuci mukanya. Sedangkan Alia masih mengenang kejadian pahitnya.

"Al, yukkk cepet cuci mukanya, bentar lagi bel" ucap Ara yang sedari tadi hanya melihat Alia yang masih mengeluarkan air mata.

"Al, ayokk" ajak nya lagi, yang masih tak tahan melihat sahabatnya menangis. Sedangkan saat ia mengajak Alia, seseorang datang dari luar.

"Napa tu anak mewek segala, padahal mah jutek banget dingin lagi, ke calon pacar gue juga sok dingin, padahal mah cengeng kayak anak kecil" ucap si Ratu nyinyir beserta dayang dayang nya, yang biasa di sebut Bianca.

" Heh! Ratu nyinyir! Jangan ngomong seenak jidat, trus apaan tu tadi pacar guee, pacar gue, lo mah ga bakal ada yang mao, cewe jelek, centil nan sombong yang suka nyinyirin orang, mana ada yang mau si! Namanya aja cantik, tapi orangnya gak!" Balas Ara kepada Bianca yang tidak lain adalah teman sekelas nya dulu.

" Dasar anak mami, anak manja! Gue tu cantik ya! Banyak yang mau sama gue. Gak kayak lo!" Balas Bianca tak sadar diri.

" Oh ya? Banyak yang mau sama lo ya? Ga salah denger gue? Lo tu harus nya sadar, kalau lo itu ga pernah punya pacar, Arfano aja yang dari dulu lo deketin ga pernah mau sama lo! Yakan? Dasar nenek lampir lo! Yuk Al, kita ke kelas, males di sini ada nenek lampir lagi reunian sama temennya, oh ya nek! Temen lo ada di kamar mandi ujung noh, lagi nungguin lo! Oke Ya nenek lampir dan kawan nya, gue sama Alia mau ke kelas, bye!! Selamat reunian, kunci kamar mandinya ada di gue yaaa, nikmatin aja reuniannya, kalau udah telpon gue oke!" Ucap Ara sambil menutup pintu dan mengunci Bianca dan dayang dayang nya di dalam.

"Ehhh anak manja, buka pintunya!mm, kalo beneran ada hantu gimana dong? Woi! Anak manja! Gue bales perbuatan lo ini ya! Tuggu aja!" Ucap Bianca ketakutan dan mengancam Ara.

Sedang kan Alia dan Ara yang sudah berada di luar hanya ketawa melihat ekspresi mereka yang ketakutan.

"Ahahahahahahahha, dasar nenek lampir, gue ngakak deh liat muka mereka, semoga aja tu pintu ada yang bukain" ucap Ara ketawa dan Alia hanya tersenyum melihat itu.

'bisa-bisanya Ara ngunciin tu orang di dalem kamar mandi' batin Alia tertawa.

Memang Ara benar - benar mengunci mereka dan meninggalkan kuncinya di pintu, agar jika ada yang masuk, Bianca akan keluar, Ara juga tak sekejam orang tukang bully kali!

"Eh Al, nanti pulang sama gue lagi yaa!!" Ucap Ara.

"Gak! Motor gue ditinggal mulu" jawab Alia.

"Nanti sama supir gue di bawain deh ke rumah lo" balas Ara.

"Gue ga punya rumah, gue cuma punya apart" ucap Alia.

" Lahhh kok gitu, iya dahhh serah lo Al" pasrah Ara.

Sementara Alia hanya diam dan langsung memasuki kelas mereka.

✨✨✨

Haiiii!!! Jan lupa VOMEN gaisss
Makasih!

Sorry klo ad typo yee!

Only You and Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang