Seberkas sinar tak akan menghangatkan tubuh yang menggigil. Tapi bisa menunjukan kemana kita harus pergi. Jangan remehkan hal kecil, karna itu akan menjadi besar dan begitu berarti.
Eventually [ not you ]
Pagi ini Devan bangun agak siang. Tadi malam ia membaca beberapa buku yang baru ia beli. Selesai solat subuh ia kembali tidur karena rasa kantuk yang kuat. Ia kembali terbangun pukul tujuh pagi, tepat saat Devin menggedor pintu kamarnya.
"Apo Vin?" Tanya Devan seraya melongokkan wajahnya.
"Liat siapa yang bangun siang sekarang? Buruan turun! Sarapan! Abis itu ke butik mama." Ucap Devin.
Dari tampilan nya Devin sepertinya sudah mandi. Ia juga mengenakan celana Levis selutut dan kaos oblong hitam bertuliskan 't̸r̸y̸ X do'. Menunjukan semangat bahwa kita tidak perlu mencoba atau t̸r̸y̸. Dengan ditunjukan oleh kata yang dicoret. Tetapi kita harus langsung melakukan atau do. Ah kaos yang menginspirasi.
"Sekarang?"
"Nunggu anjingnya Amar lahiran bang."
"Anjingnya Amar kan cowok."
"Bodo amat." Ucap Devin mengakhiri pembicaraan lalu berjalan kebawah.
Devan menutup pintu kamarnya dan berjalan ke kamar mandi untuk segera menyegarkan diri. Ah rasanya aneh jika kau tak terbiasa bangun siang. Apalagi untuk laki-laki rajin seperti Devan. Tapi jika melakukannya sesekali tak apa bukan? Lagi pula Devan terlambat bangun namun masih melaksanakan solat subuh.
Selesai mandi Devan memandang dirinya didepan cermin sembari menata rambutnya. Ia mengenakan celana Levis selutut dan kaos oblong putih bertuliskan 't̸r̸y̸ X do' sama seperti Devin. Namun ia masih mengenakan kemeja kotak-kotak biru juga sepatu pantofel yang kembaran dengan Devin pula.
Saat sampai di ruang makan ia mendapati ayahnya menggunakan kaos biasa dengan celana selutut dan sandal yang biasa ia pakai ketika keluar rumah. Mamanya hanya menggunakan dress navy bercorak bunga dibagian dada kiri dan juga mengelilingi dress bagian bawahnya. Devin sedang sibuk dengan ponselnya sembari memakan milk ball buatan Naya.
"Tadi malem ngelembur apaan sampe tidur lagi bang?" Tanya Nevan setelah menyeruput kopi buatan Naya.
"Tadi malem Abang liat film sampe jam sepuluh. Terus lanjut baca buku sampe jam satu." Ucap Devan lalu mendudukkan diri didepan Devin.
"Film apaan?" Tanya Devin.
"The way i hate you."
"Sejak kapan lu suka nonton begituan?" Tanya Devin sambil melotot.
"Jeje yang ngrekomendasiin." Jawab Devan.
"Pantesan... Kayanya lu bakal ketularan dah bang... Ati-ati lu kaya Jeje ntar." Ucap Devin sambil memicingkan mata.
"Ga papa kali... Filmnya juga bagus... Sebenernya Jeje ngasih banyak rekomendasi film, tapi baru gw tonton satu." Tutur Devan sembari meminum susu coklat miliknya.
"Ceritanya romansa pasti. Garis besar ceritanya gimana?"
"Iya cerita romansa, tapi nggak lebay... Jadi ada cewek yang suka sama pacar sahabatnya. Tapi dia tu sebenernya nggak tau kalo cowok yang dia suka udah jadian Ama sahabatnya. Pas dia udah tau, dia terlibat pacar kontrak Ama temen satu kelasnya. Akhirnya dia pacaran beneran Ama pacar kontrak nya itu." Jelas Devan.
"Lah begitu doang?"
"Just six episode."
"Terus rekomendasi film lainnya bakal Lo tonton kapan?" Tanya Devin antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eventually ~ [ not you ]
Random✓Tambah ke perpustakaan ✓Tambah ke daftar bacaan ✓Votmen ceritanya ✓Follow akun WP aku ✓Cek akun lama aku @Heni_KJ29 karna disana aku bikin 3 ff. ✓Follow akun ig aku @shafara.ara.ara thanks