Budayakan Vote dan Comment sebelum membaca!
Happy reading !
----------------------------||----------------------------
Yo're not my hero anymore, since you decide to leave us
----------------------------||----------------------------
Sesampainya dirumah, dia sudah disuguhi pandangan dimana Mamanya sedang menangis tersedu - sedu, dengan kedua kakaknya yang sedang menenangkan mamanya di sofa ruang keluarga
"Mah, kenapa nangis?" Amanda berjongkok di depan mamanya
Ia melihat foto dimana ada seorang laki - laki yang sedang memasuki sebuah apartemen dengan merangkul sebuah wanita yang umurnya lebih muda diatasnya
Amanda mengambil foto itu, ia membelakakan matanya, tangannya terkepal lalu berucap,
"Brengsek"Tak berapa lama kemudian bel rumah pun berbunyi
Ting nong
"Biar Ardi yang buka ya mah" Ardi berjalan menuju pintu, lalu dibukanya pintu tersebut
Ceklek
Ardi mengeraskan rahangnya melihat siapa yang datang, disana terlihat Papanya yang baru saja datang entah dari mana, Papa yang membuat Mamanya menangis karena perbuatannya
Ardi menyingkir dari hadapan Papanya, mempersilahkan Papanya masuk, kemudian ia menghampiri Kakak dan Adik tercintanya
"Kak Tasya, Amanda ke kamar yuk, biarin Mama Papa ngomong berdua."
Amanda, dan Tasya mengiyakan ajakan Ardi, lalu mereka bertiga - Ardi, Tasya, dan Amanda - pergi ke kamar mereka masing - masing
****
Amanda menjatuhkan tubuhnya di atas kasurnya yang empuk, ia mengganti baju sekolahnya dengan baju rumahan, telinganya disumpal oleh headset, mukanya dia telungkupkan di atas bantal, dia menangis tersedu - sedu
Semua memory kenangan bersama keluarganya terputar ulang di ingatannya, saat dimana mereka bercanda tawa bersama, merencanakan kemana mereka akan pergi berlibur, pertengkaran Papa dan Mamanya yang hanya karena baju, saat dia bermanja ria dengan Papanya
Amanda merasa Papanya jahat, kenapa bisa Papanya menduakan Mamanya yang cantik, sabar pula, kurang apa Mamanya itu, secantik apasih wanita yang ada di foto bersama Papanya tadi, ia bertekad untuk menyelidikinya
Amanda turun kebawah, ia berniat untuk mengambil minum karena tenggorokannya terasa kering, namun saat di anak tangga terakhir, ia mendengar pertengkaran kedua orang tuanya
"SIAPA DIA, PAH?" pasti itu teriakkan Mamanya, yang kemudian disusul oleh bentakkan dari Papanya
"KAMU TIDAK PERLU TAHU SIAPA DIA."
"PASTI KAMU SUDAH MENIKAHINYA SECARA SIRI, BUKAN?!"
Amanda berdiri mematung melihat kedua orang tuanya saling berteriak, orang tuanya tidak ada yang tahu, bahwa dia mendengar semua pertengkaran mereka
Dari anak tangga sini, Amanda melihat Papanya yang terdiam membisu, setelah Mamanya melontarkan pertanyaan 'Pasti kamu sudah menikahinya secara siri, Bukan?'
"NGAKU AJA KAMU PAH!" desak Mamanya
"Kata siapa kamu saya sudah menikah siri dengannya?"
"Gak penting saya tau dari siapa, nih buktinya, tuh liat." Mamanya melemparkan sebuah buku nikah, yang Amanda yakini itu adalah buku nikah Papanya dengan Wanita tersebut
Adam - Papa Amanda - terdiam, ia memilih untuk beranjak ke kamarnya, ia melewati Amanda begitu saja yang masih diam mematung bak patung di anak tangga terakhir, mengemasi semua pakaiannya ke dalam koper, mengambil kunci mobilnya, menghampiri Marsha - Mama Amanda - yang masih bergelinang air mata,
"Urus surat cerai, kirim ke kantor saya." setelah berkata seperti itu Papa pergi begitu saja, meninggalkan Anak dan Istrinya begitu saja
"Amanda?" Tasya dan Ardi menuruni tangga dengan tergesa - gesa, menghampiri Amanda yang masih diam bak patung di anak tangga
Tasya mengguncang - guncang tubuh Amanda seraya berkata, "Amanda Amanda,"
Amanda berucap lirih, "Pa - Papah ..." dengan sigap Ardi menyodorkan air putih kepada Amanda
"Pa- Papah pergi kak, di - dia lebih memilih wanita itu dari pada kita" jelas Amanda lirih, setelah itu ia jatuh luruh ke lantai, menelungkupkan kepanya dia atas lipatan tangannya.
"A-apa?" Ardi dan Tasya kaget, Tasya mencoba untuk tegar karena ia merupakan Kakak tertua disiniDug
Itu suara Ardi, ia memukul tembok disebelahnya, ia merasa marah dengan Papanya, lalu ia melihat ke arah Mamanya yang menangis tersedu - sedu di sofa, Mamanya terlihat begitu rapuh
Ardi menghampiri Mamanya, membawanya ke dalam dekapannya, mengusap - usap bahunya, mencoba memberi ketenangan, air matanya menurun perlahan
Yapp Ardi menangis juga, namun hanya air matanya saja yang turun deras layaknya air terjun, Tasya juga akhirnya menangis, Tasya menangis sambil mendekap Amanda
Hari ini
Tepat di jam 4 sore
Anggota keluarga Giorgino kehilangan kepala keluarganya, karena lebih memilih 'dia' daripada keluarganya sendiri.
------------------------------||--------------------------
Holla, gimana nih part ini?
Sudah menguras erosi jiwa kalian belum nih?
Comment dong Comment jangan sampe engga 😉
Vote dan Krisar - Kritik dan Sarannya - kutunggu😊
Ig : natyasea_
Rabu, 7 April 2021
Salam hangat,Na_Sea30
KAMU SEDANG MEMBACA
C H O O S E [ On Going ]
Teen FictionBerawal dari sebuah mimpi dari permintaannya kepada Tuhan untuk dipertemukan oleh Jodohnya, yang ternyata dikabulkan dan besok harinya dia bertemu dengan seseorang yang ada di dalam mimpinya itu membuatnya dihadapkan dalam 2 pilihan Pilihan untuk m...