Beberapa hari berlalu setelah mereka semua mengetahui cerita di antara masalah yang terjadi. Langit yang begitu cerah sangat mendukung perasaan gadis yang kini tengah duduk menghadap jendela yang besar, ia berada di lantai 4 gedung tersebut. Gadis itu berparas wanita eropa umumnya, namun bahasa koreanya sangat lancar. Bagaimana tidak? Bahkan rekan kerjanya adalah kumpulan wanita korea yang menarik, ia tengah menunggu panggilan dari sahabat lamanya.
"Kenapa ia tidak menghubungiku? Dasar rubah licik, Kim Sohyun!" ucapnya geram melihat ponsel yang tak kujung berdering. Namun, dewa dan dewi mendengarkan permintaan gadis itu dengan suara bising dari benda yang daritadi ia pegang.
"Ya Kim Sohyun!" ucapnya dengan nada meninggi, gadis itu tidak habis pikir dengan sabahatnya ini.
"Louise, apa kau menungguku? Tapi kau sudah menerima pesanku?"
"Cerewet sekali, ya tentu sudah. Kalau tidak, pesan apa yang kukirimkan padamu hah?!" emosinya membuat lawan bicaranya terkekeh.
"Maaf, jadi aku butuh bantuanmu sekarang. Kapan kau sampai di sini?" tanya Sohyun
"Aku tidak akan lama, kau tau aku punya jalur pribadi untuk sampai di negaramu. Bersiaplah, kita akan beraksi lagi. Kau tentu yang memimpin nyonya Kim, jangan kau pikir aku menggantikanmu saat kau ada bersama kami." ungkapnya.
Setelah percakapan selesai, Louise segera pergi menuju bandara bersama beberapa rekan lamanya untuk membantu Sohyun menangkap pria gila itu. Wanita itu mengetahui kondisi sahabatnya dengan baik, karena itulah ia langsung terjun ke lapangan untuk membantu Sohyun.
Di sebuah rumah keluarga Kim seorang gadis memencet bel itu berkali-kali, tapi pria yang ada di dalam tidak menjawab sama sekali. Hal itu membuat Sohyun kesal hingga ke ubun-ubun.
"Ya! Kau tega sekali membiarkan seorang wanita kedinginan di luar sini!" teriaknya mencoba membuat empunya rumah keluar menemuinya.
"Kim Taehyung! Keluarlah! Paling tidak kau mengizinkanku masuk untuk melihatmu! Hei, ahjussi kau tuli atau bagaimana?!" ucapan itu disusul dengan tendangan kaki kanannya pada gerbang yang tingginya sama seperti pohon di depannya.
Sosok pria yang daritadi berdiri di depan gerbang hanya menatap kosong ke layar yang menunjukkan wanita yang bernama Kim Sohyun sedang menghujat dirinya. Kim Taehyung hanya bisa berpasrah, selama ini ia menghindari Sohyun tapi gadis itu tetap saja datang dan mengusik proses hibernasinya.
Akhirnya pria itu membukakan pintu bagi Sohyun, ia kembali duduk di sofanya seakan gadis itu tetap tidak terlihat.
"Kim Taehyung! Kenapa kau menghindariku?! Kau juga tidak makan dari pagi! Apa kau ingin mati eoh?!" Bukan Kim Sohyun jika ia tidak dapat menaklukan pria yang tengah duduk rapih di sana.
"Kenapa sekarang kau yang cerewet? Jika kau ingin aku mati sekarang juga tidak apa. Bunuh saja aku, dasar wanita." ungkapnya. Taehyung kembali menutup matanya dan memasang earphone dengan suara keras agar suara Sohyun tidak terdengar.
"Baiklah, aku akan membunuhmu sekarang juga!" sedetik kemudian terdengarlah teriakan horor yang keluar dari mulut Taehyung.
"Argh!! Wanita gila!" pekiknya saat Sohyun membawa tali tambang dan berjalan menuju taehyung yang kini tengah bergelut dengan pikirannya. Entah ia takut ataupun marah, tetap saja ekspresinya membuat Sohyun ingin menjahilinya lebih dari ini.
"Ya ahjussi, kau ingin aku apakan sebelum menuju ajalmu?"
Heol. Kim Taehyung tidak menyangka wanita ini benar-benar gila setelah dia tinggalkan berminggu-minggu, Kim Sohyun mendekat dan menarik rambut hitam milik Taehyung. Alhasil, pertengkaran anjing dan kucing dimulai kembali. Mereka berdua seakan masuk kembali dalam deja vu.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR SECRET √
Fanfiction[COMPLETED] "Kau gila" "Aku gila karena dirimu ahjussi!" "Berhenti mengikutiku" "Tidak akan pernah!" "Mianhae ahjussi!"