• ᴅʀᴇɪᴢᴇʜɴ

1.7K 231 14
                                    

Pagi sekali Jaemin sudah berdiri didepan pagar rumahnya bersama dengan sang adik yang mengekor dibelakang. Lengkap dengan setelan seperti biasa tracksuit hitam Adidas serta baseball cap warna senada tersampir dikepala Minhee dan bucket hat untuk Jaemin, oh jangan lupakan waistbag yang melingkari sang kakak. Kalau kata Yangyang menyebut mereka budak Adidas yang tidak pernah mandi. Sebutan itu lahir karena Na bersaudara terlihat seperti tidak pernah berganti pakaian padahal jelas keduanya memiliki setelan yang sama beberapa lembar dalam lemari mereka.

 Sebutan itu lahir karena Na bersaudara terlihat seperti tidak pernah berganti pakaian padahal jelas keduanya memiliki setelan yang sama beberapa lembar dalam lemari mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jaemin dan Minhee datang dengan alasan ikut sarapan dirumahnya karena ibu mereka pergi bersama sang ayah melakukan perjalanan bisnis hingga tiga hari kedepan. Renjun padahal sudah ingin menolak tapi Na bersaudara ini ternyata memang tidak tahu malu mereka telah lebih dulu meminta izin dengan eomma lewat perantara bibi Joohyun, ibu mereka.

Untuk alasan itu kini Renjun menjamu mereka dengan yoghurt serta buah-buahan setelah selesai sarapan lima belas menit lalu.

Mengganggu saja.

Untung dirinya baik seperti eomma, kalau tidak sudah Renjun usir mereka sejak tadi.

Renjun menyesap jus wortelnya, gelasnya telihat mencolok kontras dengan benda lainnya dinampan itu.

"Hah, sudah lama aku tidak menginap dirumahmu hyung~ Kasur mu bilang dia merindukanku." celetuk Minhee sembari menjatuhkan badannya diatas kasur. Bertingkah seperti mendengarkan benda mati itu bicara padanya, kepalanya mengangguk samar wajahnya terlihat serius yang tentu saja itu dibuat-buat.

Sinting! Umpat Renjun dalam hati.

Omong-omong anak ini sekarang tingginya masih sangat normal, Renjun tidak mengerti kenapa dimasa depan pertumbuhannya benar-benar tak wajar seperti ayah atau mungkin telah melewati tinggi ayah. Padahal jelas sekali baik kedua orang tuanya maupun sang kakak tidak ada yang mempunyai gen tinggi berlebih seperti itu.

"Benar Mini-ya. Em eomma juga tidak ada dirumah jadi—"

Renjun mendelik curiga, wajah jenaka itu serta kata-katanya jangan bilang—

"—izinkan kami menginap disini eung? Sampai ibuku kembali saja." Nah kan! Dasar tidak tahu diuntung! Dikasih hati malah minta jantung. Renjun jelas tidak menyetujui itu, oh ayolah dia kembali bukan untuk menjamu kedua kakak beradik ini.

"Tidak!" sahutnya singkat kerlingan tajam turut menyertai. "Batas kalian sampai jam sepuluh pagi ini saja." tambah Renjun, ia kemudian meletakkan kembali gelas itu ketempat semula.

"Cih! Jahat sekali."

"Jaeminie, Mini-ya ini bukan masalah jahat atau bagaimana. Ini— waktu— terakhirku." desisan diakhir kalimat cukup membuat Jaemin tak enak hati. Oke, dia mengerti beberapa hari lagi Renjun akan pergi, sekarang adalah quality time 'nya bersama sang ibu. Lagipula mereka hanya bercanda, tidak mengira respon yang didapatnya akan seperti itu.

comeback. || renjun wendy chanyeol ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang