• ᴠɪᴇʀ

3.2K 390 2
                                    

Renjun mematut diri dicermin besar ruang latihan label nya. Menyusuri tiap inci wajah dari 'Huang Renjun'.

Sesekali terperangah melihat beberapa bagian wajah orang ini. Mereka sungguh tidak ada bedanya, Renjun tak yakin sebenarnya sekarang tengah mengambil peran orang lain. Setelah ditelaah lebih jauh Huang Renjun benar-benar semirip itu dengannya. Mungkin yang membedakan hanya tanda lahir ditangan. Sekarang Renjun faham mengapa banyak orang menyebut 'dia' sebagai anak dari kedua orang tuanya. Hull, Renjun merinding sekarang, bulu kuduk nya meremang tanpa sadar. Apa dia adalah reingkarnasi Huang Renjun?

"Bodoh! Kau terlalu banyak nonton film Park Renjun."

"Film apa yang kau lihat Jun-ah."

Renjun hampir saja terjatuh saking kagetnya. "Ya Tuhan!" ia mengumpat tanpa sadar, jantung berdetak kencang seakan hendak melompat jatuh kelambung. Memikirkan hal-hal diluar akal sehat lantas ada yang membalas dengan tiba-tiba seperti itu, memang siapa yang tidak akan kaget huh?

Sahutan dari orang itu terlalu tiba-tiba dan sekarang sang pemilik suara terlihat sudah berdiri— dia?! Bukankah orang ini pria barista aneh itu?!

Tunggu, dia tidak salah mengenali kan?

Dan hei, Renjun ingat sekarang Jeno adalah namanya. Pantas saja sejak tadi ia merasa familiar dengan nama yang terus diucapkan oleh appa dan eomma. Tapi, bagaimana bisa kedua orang tuanya mengenal orang ini? Entahlah yang pasti Renjun amat bersyukur setidaknya ada orang lain yang dia kenal selain kedua orang tuanya. Renjun akan bertanya nanti tentang apakah dia bisa melewati masa ini dan langsung ke tahun berikutnya saja. Tidak ada gunanya juga berlama lama, eomma appa pun sibuk dengan pekerjaan mereka.

"Kau kenapa tidur disini?" Jeno menarik punggungnya dari daun pintu ia sudah ada disana hampir kurang lebih sepuluh menit mengamati Renjun yang nampak seperti orang linglung saat menyusuri setiap inci wajahnya sendiri. Jeno tidak memberikan ekspresi berarti untuk lawan bicara. Berbeda sekali dengan terakhir kali mereka bertemu sebelum akhirnya 'berpisah dimensi waktu' beberapa waktu lalu.

"Ya mana aku tahu Tuan, kau yang membawaku kesini kenapa kau yang bertanya." Renjun masih cukup sabar untuk menghadapi sang lawan. Oh apakah Renjun perlu memukul kepalanya dulu baru lelaki ini ingat siapa yang memaksanya untuk pergi?

Bersyukurlah setidaknya Park Renjun dididik dengan etika yang tinggi jadi opsi pertama dari cara menyadarkan seseorang yang lupa akan perbuatannya harus Renjun lewati dengan berat hati, berterima kasihlah kau Tuan, innernya.

"Tuan? Aku yang membawamu?… Kau bicara apa?!"

Yang lebih pendek masih nampak tidak perduli sedangkan Jeno menjadi bingung dengan perkataan lelaki yang lebih muda dua tahun darinya itu. Amarahnya tentang pertengkaran tadi malam bahkan belum meluap, jika bukan karena Chanyeol hyung Jeno pun enggan untuk bertemu dengan pemuda ini asal tahu saja.

Dia benar-benar lelah dengan kehidupannya dengan pekerjaannya lalu saat tiba disini ia malah disambut perkataan tidak masuk akal dari artisnya, seseorang yang sudah ia anggap sebagai adik sendiri namun berubah menjadi 'musuh' tadi malam.

"Apa karena menjadi simpanan Hina kau menjadi tidak waras seperti sekarang?" Jeno mendesis.

Renjun dapat menangkap senyum remeh diwajah pemuda didepannya, dia berdesis kecil namun masih dapat didengar olehnya. Hina? Siapa?

"Tuan— kau benar-benar tidak— mengenal—ku?" Renjun terbata sembari mencoba untuk membaca ekspresi lelaki itu. Karena sepertinya disini ia kembali mendapatkan kejanggalan.

"Huang! Berhenti main main. Kau bahkan tidak menjawab pertanyaanku."

Benar, orang ini berbeda, Jeno yang ini bukanlah Jeno yang memberikan tiket perjalanan waktu padanya beberapa waktu lalu. Ya Tuhan jadi sekarang ada berapa orang yang terlihat mirip dan lahir dengan nama yang sama seperti ini?! Renjun bisa gila jika berlama-lama di tempat ini seorang diri. Dia tidak mengetahui apapun tentang kehidupan 'Huang Renjun' lantas harus berpura pura menjadi 'Huang Renjun'?

Tuan kenapa kau tidak membunuhku saja tadi, daripada harus mengirimku ketempat ini dan menghadapi situasi seperti ini...

Sekarang dia harus mengatakan apa? Harus bagaimana? Renjun tidak tahu menahu siapa si Jeno ini dalam kehidupan 'Huang Renjun', siapa dia, umurnya, apakah harus dipanggil Kakak atau nama saja dan lebih parahnya Renjun tidak bisa meluruskan kesalah pahaman yang terjadi diantara mereka sekarang.

Terlepas dari semuanya wajah sang lawan bicara saat ini sangat tidak bersahabat ketara sekali kalau dia tengah menahan emosi, dapat dilihat dari matanya lelaki itu benar-benar seperti karakter antagonis yang banyak menyimpan dendam pada 'Huang Renjun'.

Apakah mereka adalah musuh?

Lalu kenapa Ayah seakan sangat mempercayakan si Huang pada nya?

Entahlah. Yang pasti suatu hari nanti kalau dia bertemu lagi dengan 'Jeno yang itu' Renjun berjanji dengan segenap jiwanya akan memberikannya pelajaran karena telah mengirimnya tanpa memberi informasi terlebih dahulu serta telah menjebaknya seperti ini.

Hening panjang, masih dengan wajah angkuhnya Jeno berdiri didepan Renjun seraya bersedekap. Indera penciumannya mulai membaui sekitaran pemuda itu namun tidak menemukan aroma alkohol menguar disana itu artinya Renjun tidak sedang dalam keadaan hangover. Apakah dia memukulnya terlalu keras tadi malam? Ah tapi wajahnya bahkan masih 'bersih' tidak ada bekas sisa tamparan sedikitpun disana. Lalu apa yang menyebabkan Renjun nampak seperti orang asing dan linglung?

"Kau akan tetap disini atau ku antar pulang."

"Pulang, aku ingin pulang saja." tidak mungkin Renjun berdiam diri ditempat ini sendirian menunggu appa dan eomma kan? Ia juga tidak tahu kapan urusan mereka selesai. Jika ia pulang sendiri Renjun juga tidak tahu akan pulang kemana. Ia hanya menemukan ponsel lipat kecil seukuran remote televisi dalam kantong celana tidak ada fitur GPS apalagi mesin pencari online. Berada ditempat asing sendirian dengan teknologi yang belum memadai sangatlah riskan. Jadi Renjun tidak mau mengambil resiko besar dan memilih ikut pulang bersama orang yang mengaku dirinya sebagai Jeno ini.






Tbc

Hola selamat tahun baru~

Btw gaes ceritanya makin jelek ya?

Maaf ya pendek alur nya juga keknya lambat sih 😞 but still hope to u enjoyed ma work luv ♡

—©xougarblue,200104

comeback. || renjun wendy chanyeol ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang