Author Pov
"Lucu deh." Kata Aal sembari mencubit Pipi Auli.
"Apaan seh." Auli mulai menutupi Pipinya yang memanas dan tak ingin terlihat oleh Aal.
***
"Kringgg....." bel masuk berbunyi. Tanda masuknya seluruh siswa ke kelas masing². Auli yang sedari tadi sudah berada di kelas, tetap setia untuk memerhatikan benda persegi panjang yang ada ditangannya.
"Main apa sih?" Tanya Aal kepada Auli sembari melirik benda yang bernamakan HP tersebut.
Auli tetap berkutat dengan HP-nya dan sama sekali tak menggubris perkataan Aal. Ia membalikkan badannya kesamping agar Aal tak bisa melihat apa yang dilakukannya.
Aal menghela napas berat. Ia sebenarnya bukan Tipe Pria yang mengajak lawan bicaranya duluan. Dulu ia sama seperti Auli. Phobia senyum, hanya karena masalah keluarga. Sampai pada Akhirnya ia menemukan teman yang dapat membuatnya tersenyum kembali.
"Serah deh!" Aal beranjak dari tempat duduknya. Pergi keluar kelas untuk menghirup udara segar. Dan beranjak menuju ke kantin
***
"ASSALAMU'ALAIKUM ANAK² KU TERCINTA. MULAI HARI INI SAMPAI ESOK, KALIAN DI LIBURKAN SEMENTARA. HAL INI DI KARENAKAN GURU² SEDANG RAPAT UNTUK CAMP KELAS 1 SMA."
Auli terkejut dengan keberadaan suara keras tersebut. Ia menoleh kepada teman-temannya untuk mencari sumber suara tersebut.
"SEKIAN, TERIMA KASIH. WASALLAMUA' ALIKUM."
Hanya itu yang disampaikan oleh kepsek lewat speaker suara. Auli kembali menatap benda persegi panjangnya tersebut.
"BRAK!"
Terdengar suara pintu kelas terbuka sangat kencang. Pria itu masuk ke dalam kelas dan duduk di sebelah Auli. Ya, dia Aal.
"Eh Li, lu mau pulang kagak?" Tanya Aal sembari membuka² majalah yang baru saja ia beli di kantin.
"Lah emang boleh?"
"Lu liat sekeliling."
Auli melihat sekeliling kelasnya yang sudah kosong. Tak ada siapa² kecuali mereka berdua. Auli berdiri dari tempat duduknya, mengangkat tas ransel berwarna Biru donkernya.
"Lu mau kemana?" Tanya Aal sembari menutup kembali majalah yang ia beli tadi.
"Pulang."
"Gue anterin."
"Kagak usah."
"Gue yang anterin."
Auli mendengus kesal melihat tingkah laku teman sebangkunya tersebut. Ia pasrah dan mengikuti kadal Inggris tersebut.
"Lu mau jalan gak?"
"Mau!" Kata Auli sambil memasang wajah memelasnya.
"Yodah, hayuk."
***
Aal terus memerhatikan jalan dan sesekali mengintip di kaca spionnya. Untuk memastikan perempuan yang berada di belakangnya tersebut baik² saja. Auli terus memerhatikan jalanan sekitar dan tak mempedulikan kalau Aal sedang memandangi dirinya.
***
Mereka berdua sampai di tujuan. Sebuah danau terukir di mata seorang gadis SMA tersebut. "Danau yang indah.." batin gadis tersebut. Auli terus memandangi pemandangan indah tersebut. Di tambah dengan adanya langit jingga dan matahari terbenam di ufuk barat.
***
#AuthorBanyakOmong(B4c0t)
Hai Readerss yang ku cintaiiii. Sorry ya kalau aku baru update dan sorry banget kalau cerita aku yang ini itu cuma 423 kata. Corry bangett🙂✨. Kalian jangan lupa Follow aku ya soalnya mungkin ada part yang aku Private. Sorry guysss. Dan aku ini penulis Amatir. Jadi mohon untuk kalian semua jangan hina aku
Byeee² my Readersssssss....See you next Timeee
KAMU SEDANG MEMBACA
Air dan Minyak
Dragostekita memang seperti Air dan Minyak. Tidak akan pernah bisa bersatu