cup ~ cupp ~ cuppp
Suara kecapan terdengar cukup keras dari mulut Ae saat kedua bibirnya mengecap sesuatu benda yang lengket jika terkena air liur.
“Ae, Bagaimana rasanya?” tanya Pete penasaran dengan kepala tertunduk ke bawah di mana kepala Ae berada di pangkuannya.
“Enak!” sahut Ae seraya membasahi bibir atas dan bawahnya dengan sisa cairan lengket di mulutnya.
Pete masih menatap Ae yang sibuk sendiri dengan benda tersebut. Pete sedikit menggeser posisi duduknya tanpa menyuruh Ae memindahkan kepalanya. “Coba jilat di sini.” katanya menunjuk sesuatu atau benda yang dipegang Ae.
“Serius?!” pekik Ae terkejut.
“Iya, Ae boleh menjilatnya sesuka hati dan sepuasnya. Aku memberikan semuanya untukmu.” ujar Pete tersenyum manis seraya membantu Ae melepas sisa pembungkus plastik di gagang permen lollipop yang dibelinya khusus untuk Ae.
Suara tawa pun menghiasi obrolan keduanya di saat Pete tergiur dengan godaan Ae saat menjilati lollipop yang diberinya.
Sementara itu, Saint tidak bisa memejamkan matanya dengan tenang karena pikirannya terganggu dengan kehadiran Pete.
“Ayolah, Saint. Kenapa denganmu? Biarkan mereka bermain.” monolognya.
Tok … Tok … Tok
“Papa! Papaaaa! Ae masuk ya!” teriak Ae dari luar kamar Saint.
Brak!
Saint kembali terjaga setelah mendengar suara berisik ketukan pintu dan suara pintu yang beradu dengan dinding kamarnya, ditambah dengan suara teriakan Ae yang memekakkan telinga.
“Ada apa?!” sahut Saint kesal tanpa beranjak dari tempat tidurnya. Ae mendekat ke arahnya, lalu merangkak naik ke atas tempat tidur dan barbisik di telinganya.
“Papa! Malam ini Pete mau menginap di sini.”
“APA?” pekik Saint terkejut, dan bersamaan dengan itu Ae pun hampir terjatuh dari tempat tidur kayu tersebut.
“PAPA!” teriak Ae seraya mengelus dada.
“Kamu berani berteriak pada Papa, Ae?!” bentak Saint.
“Ae kaget, Papa. Maaf.” ucap Ae pelan menundukkan kepalanya.
“Pete tidak boleh menginap. Tidak boleh ada yang menginap. Paham kamu?!” tegas Saint menolak permintaan Ae.
“Terserah! Ae mau Pete di sini. Kalau Papa melarang, biar Ae saja yang pergi.” protes Ae mengancam Saint. Ae turun dari ranjang dengan tergesa-gesa hingga membuatnya terjatuh dan membuat kaki kanannya terkilir.
“Aaawwwhhhh … Aahhh … Papaaaa! Sakittt! Tolong Ae! Papaaa!” Ae berteriak kesakitan sambil tangan kanannya memegang kaki yang terkilir.
Saint segera bangkit dan menghampiri Ae yang terduduk di lantai tak jauh dari tempat tidurnya. “Mana yang sakit?” tanyanya cemas. Ae mengarahkan jari telunjuknya pada kakinya yang sakit.
Saint membopong tubuh Ae dan membaringkannya di atas tempat tidur. “Kamu tahan ya, Papa obati dulu kaki kamu.” ucapnya.
“Papa mau apa? Jangan Papa, sakit.” Ae berusaha menarik kakinya dari Saint yang akan menyentuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby Boy [SonPin x MPREG] √ (Revisi)
Fanfiction【COMPLETED】 PerthSaint I Romance I Soft I BoysLove I Angst "Ae tidak mau berbagi kasih sayang Papa dengan orang lain. Ae mau Papa hanya milik Ae, dan sayang Papa hanya untuk Ae."_Ae