"hari baru semangat baru" gumam pria paruh baya itu sembari menenteng peralatan bersih-bersihnya, sembari berjalan dia melihat gedung tinggi yang berada di sebelah bangunannya berada. "Sone entertainment... Aku penasaran berapa banyak artis yang akan muncul hari ini"
Dia kembali melanjutkan aktivitasnya, membersihkan lantai depan tokonya. Setelah selesai dia menuju ke gudang, meletakan peralatannya dan kembali ke depan.
Namun langkahnya terhenti melihat lantai yang sudah dia bersihkan tadi kembali menjadi kotor, penuh dengan jejak kaki. Terlihat jelas bekas tapak sepatu yang berasal dari tanah itu tercetak di sana, dengan sedikit noda merah yang membuatnya menghembuskan nafas malas.
Matanya melihat ke sekeliling dan menemukan seorang pria tampak berdiri memunggunginya, berdiri dengan pose yang menurutnya sedikit aneh.
"Hei tuan!" Tegurnya sedikit lantang, "aku baru saja membersihkannya dan kau sudah mengotorinya lagi?"
Tanpa ragu dia mendekati pria itu, mendengar suaranya membuat pria itu perlahan menoleh. Melihat kearahnya dan seketika itu juga pria tadi langsung terkejut bukan main.
Semakin terkejut ketika orang itu menerjangnya dan mulai menggigit lehernya hingga lantai yang tadi hanya kotor di beberapa bagiannya kini dipenuhi dengan genangan darah.
Pria tadi hanya bisa berteriak tertahan merasakan sakit dan sepersekian detik kemudian dia mati.
Tanpa ada orang yang menyadarinya.
***
*
*
*
Into The New World
*
*
*
***Senyum mengembang tercetak di wajah kedua orang berbeda gender itu, bayi itu melihatnya dan melambaikan tangannya, membuatnya terlihat sangat lucu karena mulutnya yang terkena bubur.
Wanita itu menyadarinya kehadiran seseorang dan menoleh ke arah pandang si bayi kemudian tersenyum padanya, "Oppa sudah datang?"
Si pria mengangguk kemudian ikut duduk di kursi, "yah, hari ini jadwalnya akan sangat padat dari pagi sampai malam, sangat melelahkan"
Si wanita tertawa pelan, tidak lupa menyuapkan buburnya. "Itu kan memang tugasmu Oppa, Dara Unni bahkan tidak pernah mengeluh dengan jadwalnya"
Yang diajak bicara mengangkat bahu, mengambil sebuah apel di meja, kemudian memakannya, "Dara Nunna kan cuma menjalankan, aku yang harus pusing berbicara dengan orang-orang, bahkan harus memilih ucapan yang manis supaya mereka mau menerima alasanku jika Dara Nunna sedang mengalami kendala"
Bubur itu sudah habis, tangannya mengambil sapu tangan dan membersihkan mulut si bayi sembari mengangguk paham dengan ucapan pria di depannya, "Oppa belum sarapan?"
"Tentu saja sudah" diambilnya lagi sebuah apel dan memakannya lagi, "tapi tidak ada salahnya bukan dengan pencuci mulut?"
Wanita tadi melangkah ke wastafel dan mencuci mangkuknya, "terserah kau saja Oppa"
"Yoona" panggil si pria membuatnya menoleh, tatapannya terlihat sangat serius, tidak seperti yang tadi. "boleh aku bertanya?"
"Silahkan" jawabnya sembari mencuci tangan, setelah tangannya bersih dia kembali melangkah dan mengangkat si bayi dan menggendongnya. "Ada apa?"
"Apa kau menyukai seseorang?" Tanyanya gugup.
Yoona melongo untuk beberapa saat, menepuk-nepuk pundak si bayi agar tertidur. "Pertanyaan macam apa itu Oppa?"
Jawaban Yoona membuatnya salah tingkah, "tidak tidak tidak, lupakan saja pertanyaanku, di mana Dara Nunna?'
Sebenarnya Yoona sadar akan maksud pertanyaannya tapi dia bingung harus menjawab apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Into The New World
FanfictionSedetik yang lalu adalah sejarah, sejarah di mana kehidupan masih berjalan normal seperti biasanya. Sedetik yang sekarang adalah fakta, fakta bahwasanya keadaan telah berubah menjadi kacau balau. Sedetik yang akan datang adalah misteri, misteri yan...