Moonlight-Lee Jeno(💚END💚)

Jeno's Last Letter

Sydney, 23 Maret 2025

🌱🌱🌱

Selamat ulang tahun Jeno, dan tidak terasa sudah 6 tahun kau pergi. Memang awalnya aku sangat hancur, benar-benar hancur. Tapi setelah semua orang menyemangatiku, aku mulai bangkit, dan sekarang aku dapat berkuliah di luar negeri, persis seperti janji kita yang akan berkuliah di luar negeri 6 tahun yang lalu.

Ah, rasanya sekuat apapun aku mencoba untuk tidak menangis, aku akan tetap menangis saat mengenang semua masa-masa pahit dan indah yang pernah kita lewati dulu.

Sudah 6 tahun berlalu, bahkan aku tidak nerani membaca surat yang kau tulis dan kau titipkan pada Hendery 6 tahun yang lalu. Jujur aku penasaran dengan apa isinya, tapi aku juga sangat takut jika kenangan tentang kamu bermunculan lagi dan lagi di pikiranku.

Dengan hati yang berdebar hebat, perlahan aku mengambil surat dengan amplop berwarna biru di dalam kotak yang berisi semua kenangan indahku bersama Jeno. Susah payah aku menahan tangisku agar tidak tumpah.

Ku buka perlahan, goresan jemari yang pernah hidup itu mengiris hatiku yang paling dalam. Goresan tangan ini pernah dibuat oleh seseorang yang sangat amat aku cintai di dunia ini.

Dari: Jeno, pangeran kodok yang tampan
Untuk: Ayu, wanita bermata hazel yang memikat hati

Aku terkekeh pelan saat membaca alamat sang pengirim, tetapi tetap saja air mataku mulai menetes entah kenapa.

Ayu, mungkin ini surat yang pertama dan terakhir untuk Ayu yang Jeno tulis.
Mungkin, saat Ayu baca surat ini, Jeno udah pergi
Jauh, sampai kita gak bisa bertemu lagi untuk selamanya
Tapi sebelum lu-eh kamu baca surat ini, janji dulu jangan nangis, jangan marah-marah lagi, jangan mengurung diri atau hal yang aneh lainnya. Janji?

Seperti orang bodoh, aku menganggukkan kepalaku dan segera menghapus air mataku yang sempat jatuh, seolah-olah Jeno sedang berada tepat di depanku.

Ayu, aku tau aku bukan orang yang romantis.
Dan pasti kedengeran aneh saat aku nulis pake kata aku-kamu di surat ini.
Ayu, jujur aku suka kamu sejak kita pertama ketemu
Disaat untuk pertama kalinya aku kenal sama seseorang dengan mata hazel dan rambut panjang beraroma bayi, aroma kesukaanku
Aku bukan orang yang populer dulu
Aku juga tidak  pernah berpacaran sama sekali, sungguh

"Benarkah?," sungguh aku tidak percaya, Jeno belum permah berpacaran.

Ah mungkin kamu gak akan percaya
Tapi sungguh, kamu orang pertama yang aku suka
Tapi sayangnya, kita beda yu
Iya, perbedaan itu yang sempat bikin aku ragu untuk mengatakan perasaan hatiku yang sesungguhnya

Tidak aku tidak bisa, tangisanku tumpah begitu saja. Aku tau tentang perbedaan kami, Jeno juga. Ya Tuhan mengapa sakit sekali rasanya.

Kamu tau, saat kamu tertawa, bercerita tentang semua hal, melucu, bahkan saat kamu tertidur semua nampak cantik di mataku
Biarlah banyak orang mengatakan aku pengecut, dan lain sebagainya
Tapi jauh di lubuk hatiku yang paling dalam aku menyayangimu lebih dari apapun
Sayangnya, penyakitku ini menghalangi semuanya